Bab 28

11K 641 14
                                    

Bukan Sekedar Cemas.

"Permisiiiii" Teriak Nafisah dari depan gerbang rumah Raka,rumah Raka sangat tenang bahkan terkesan tidak adanya orang-orang didalam sana.

"Permisiii" Teriak Nafisah lagi yang kali ini ditemani dengan ketukan slot gerbang Raka tapi tak kunjung ada yg menjawab.

Nafisah membuang nafas beratnya semakin bertanya-tanya sebenarnya dimana Raka dan apa yang disembunyikan Raka. Ponsel Nafisah berdering tapi entah kenapa gadis itu merasa biasa saja. Notif itu bukan dari Raka melainkan dari Arga.

Tadi gua ketemu diclub mending temuin dia sekarang sebelum minumnya udah banyak.

Nafisah menelan ludahnya pahit,mengigit bibir bawahnya dan meremas ponselnya kuat-kuat, apa yang difikirkan Raka sampai-sampai berani kembali kedunia gelapnya?.

Naik angkot malam-malam begini bukan masalah bagi Nafisah jika harus menemui Raka. Cemasnya kali ini bisa jadi dalam kadar yang tinggi.

"Bang ngetem nya masih lama ya?" Tanya Nafisah ke supir angkot yang masih santai dengan rokoknya. "Yaelah neng kalo mau cepet sampe tujuan jalan kaki sana" jawab supir angkot itu membuat Nafisah sedikit kesal.

Ponsel Raka belum juga dapat dihubungi bahkan sekarang nomornya tidak aktif. Nafisah berdecak lidah lalu turun dari angkot,menuruti kata supir tadi untuk berjalan kaki.

Tidak memperdulikan seberapa jauh jarak yg gadis ini tempuh,tidak memikirkan tubuhnya yang masih terbalut dengan seragam putih abu nya untuk kali ini Nafisah hanya ingin bertemu dengan Raka secepat mungkin.

Gedung megah itu didepan sana. Tempat dengan musik sekencang-kencangnya, tempat yang sebenarnya dihuni oleh orang-orang yang tenggelam dalam lukanya, tempat yang menjadi pelampiasan orang-orang saat dipecundangi dunia.

Mata Nafisah menjelajah saat sudah masuk kedalam mencari sosok Raka yang ternyata sedang duduk dengan seorang gadis. Nafisah menepiskan rasa cemburunya,untuk kali ini Ia hanya ingin membawa Raka pulang.

"Raka" panggilnya saat sudah berdiri disamping Raka,tapi Raka tak menoleh kearahnya. "Raka" Panggilnya lagi tapi tetap laki-laki itu tidak menoleh sama sekali kearah Nafisah.

Nafisah mengambil gelas yang ada ditangan Raka dan berhasil membuat laki-laki itu menoleh kearahnya.

"Raka pulang" ucap Nafisah yang sekarang berusaha menarik tangan Raka tapi dengan cepat Raka menepisnya.

"Buat apa pulang?gaakan ada yang ngerti saya,gaakan ada yang mau dengerin alasan saya"

Nafisah menggeleng bau menyengat sangat tercium dari aroma mulut Raka. Laki-laki ini sudah mabuk,kamu telat Nafisah.

"Pulang Raka,besok sekolah" kata Nafisah lagi,kali ini nada bicaranya mulai meninggi.

"Kalau saya gamau pulang gimana Nafisah?, kamu memangnya mau apa?"

"Aku cuma mau kamu pulang Raka. Aku yang bawa mobilnya sini mana kuncinya"

Raka tertawa membuat Nafisah merasa aneh sekarang. Yang ia katakan tak ada lucunya tapi kenapa Raka tertawa?

Raka mendekat kearah Nafisah,mengikis jarak antara mereka berdua,membuat Nafisah dapat merasakan nafas mereka saling bertemu,membuat detak jantung Nafisah berkerja lebih cepat dari sebelumnya.

"Kamu sama kayak mereka Nafisah, kamu mau saya mengerti tapi kamu ga pernah mau mengerti saya,Kamu mau saya pahami tapi kamu ga pernah mau memahami saya,kamu ga pernah tau kenapa saya kaya sekarang,Nafisah..

..kamu buat ngerubah seseorang jadi lebih baik tapi kamu ga memahami dia sebelumnya,kamu nuntut dia karena kesalahannya,kamu nuntut dia karena kamu tau kamu kecewa atas bohongnya"

Raka mendekat kearah telinga Nafisah berbisik disana "Cukup disini,Nafisah. Terima kasih".

Dada Nafisah sesak. Dengkulnya melemas, air matanya sudah berkumpul dipelupuk matanya. Tidak Ia tidak ingin Raka menjadi patah hatinya.

"Semua gaboleh sampe sini , Ka" Suara Nafisah Lirih dan tertahan.

"Kenapa?"

"Kalo aku ga bisa ngertiin kamu tolong jelasin gimana caranya aku ngertiin kamu,bukan dengan cara kamu minta semuaya cukup sampe sini Raka"

Raka tersenyum miring "Tapi sayangnya yang benar-benar sayang akan mengerti tanpa meminta bagaimana caranya"

Seperkian detik kemudian Raka berlalu meninggalkan Nafisah dan air matanya yang sudah terjatuh.

⭕⭕⭕

Akhirnya gua ngenext yaaa HAHA. Ini bener2 ngaret dari apa yang gua bayangin dan gua rencanain maafkan sikap pemageran gua dalam nulis cerita iniiiii..

Dan semoga buat kakak2 SMA kelas 12 UNnya lancar dapet nilai yang memuaskan pokoknya dilancarin dah..

Makasih buat yang masih mau nunggu.. semoga gua ga ngaret2 lagi (Boong bilamah boong)wkwk.

Selamat malam,selamat mimpi indah kalian semuaaaaa❤

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang