VI. CEMAS
Nafisah sedang menghadap meja belajarnya. Ada gunting kecil yang sempat diberikan Raka saat pertama kali pria itu mengantarkan Nafisah.
Gadis itu meraih gunting itu dan mengusapnya pelan. "Gue suka sama lo bukan sih Ka?" Gumam Nafisah didepan gunting itu.
Tok...tok...tok
Suara ketukan pintu itu membuat Nafisah tersadar dan kembali menyimpan Gunting itu dimeja belajarnya.
"Siapa?masuk aja kamar aku engga dikunci" Teriak Nafisah dari dalam kamar. Ada Nicko dibalik pintu sedang tersenyum jail kearah adik bungsunya itu.
"Cie yang lagi lope-lopean sama Raka,gue dilangkahin cie" Ledek Nicko yang berjalan mendekat kearah Nafisah "kalo gue dilangkahinmah pamali. Gue pokoknya engga boleh dilangkahin" Lanjut Nicko.
Nafisah berlari keranjangnya. Mengambil guling dan memukulkan guling itu kearah Nicko "gue engga ada hubungan apa-apa ih!cuma temen sama temen aja Nick!" Jelas Nafisah dengan nada bicara kesal.
"Kata gue juga awalnya temen nanti jadi demen" Ucap Nicko. Nafisah memutarkan kedua bola matanya.
"Apaan sih. Engga jelas banget lo asli!" Ucap Nafisah dengan gondok. Nicko tertawa kecil lalu mengusap pucuk kepala adiknya itu.
"Raka baik kok,tadi dia kesini mukanya pucet banget dan lo tau engga kenapa dia kesini?" Tanya Nicko kepada Nafisah.
"Kenapa?"
"Dia nanyain elo udah sampe dirumah apa belom. Dia bilang perasaan dia engga enak mangkanya dia kesini nyariin lo dan nanyain apa lo udah dirumah apa belom" jawab Nicko "Pas gue jawab lo ada dirumah dia senyum lega gitu terus minta pamit. Tapi beneran deh mukanya pucet banget" Lanjutnya
Nafisah terdiam mencerna cerita Nicko dengan baik bukan tentang Raka yang menanyakan keberadaannya. Tapi tentang wajah pucat Raka.
"Raka tadi kesini mukanya pucet?" Tanya Nafisah seperti mengulang. Nicko mengangguk pelan menjawab pertanyaan adiknya.
"Kayaknya si Raka sakit deh Naf. Engga mungkin orang sehat mukanya pucet banget kayak tadi" Tebak Nicko. Nafisah terdiam memikirkan perkataan Nicko memang ada benarnya juga yang diucapkan Nicko.
"Sebaiknya nih ya kata gue lo tanyain deh kabar dia. Gue rasa dia beneran sakit" Ucap Nicko yang lalu kemudian berjalan keluar dari kamar Nafisah.
Nafisah mengambil ponselnya yang sempat tergeletak asal diranjang gadis itu. Mencari kontak bertuliskan 'Raka' dan memencet tombol Panggilan.
"Hallo?"
Suara khas itu terdengar ditelinga Nafisah,Membuat Gadis itu sempat menghirup nafasnya dalam.
"Lo sakit Ka?kok engga cerita sih sama gue" tanya Nafisah. Ada suara tawa kecil disana. Suara tawa yang serak sangat khas dan hanya bisa dilakukan oleh Raka.
"Yaelah gue ngga apa-apa kali.kalem aja"
Jawab Raka dengan santai. Tak bisakah Raka merasakan bagaimana Khawatirnya Nafisah sekarang?.
"Serius elo engga apa-apa Ka?" Tanya Ulang Nafisah.
"Iya gue engga apa-apa kok. Lo kalem aja kali engga usah lebay gitulah haha. Gue tidur dulu ya Naf. Besok pagi gue kabarin lagi deh"
Kata Raka. Nafisah membuang nafas beratnya ada rasa lega karna Raka berucap bahwa kesehatannya baik-baik saja.
"Yaudah lo tidur deh entar besok jangan terlambat lagi ya jemput guenya"
Ucap Nafisah dengan Nada tegas. Seperti komandan sedang menyuruh anggotannya.
Raka tertawa kecil "Haha kalo besok gue terlambat lo pake sepedah gue aja ya"
Nafisah mengangguk meski tau Raka takan melihat "siap Raka Chandra!"
"Yaudah gue tidur ya. Goodnight mimpi indah ya" Ucap Raka.
"Good night too" Balas Nafisah
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...