9

8.4K 613 3
                                    

Minggu ini ulangan kenaikan kelas, yang artinya tidak berapa lama lagi Adiva akan duduk di bangku kelas 12. Mengingat Luna yang sudah mempunyai target untuk masuk di SMA Angkasa Raya membuat Adiva sedikit senang, dia bisa menjaga Luna dari cowok sejenis Ryan. Percuma wajah mirip dengan Daniel Skye kalau sifatnya tidak cocok dengan wajahnya. Kenapa adiknya tidak dengan Daniel Skye yang asli? Dari pada Ryan yang kw super, lagi pula umur mereka sama.

Tunggu, kok jadi ngomongin Daniel Skye ya?

Entah Adiva harus terkena sial seperti apa. Intinya, ulangan memang biasa anak IPA sebangku dengan anak IPS. IPA-3 dengan IPS-3. Tapi kali ini beda, karena Adiva harus sebangku dengan cowok menyebalkan itu, Alrick.

"Eh panggilin Bintang dong," pinta Alrick seraya menunjuk ke arah seseorang yang dimaksud.

Adiva berdecak sebal, kalau Adiva tidak menurutinya maka Alrick akan terus memintanya. "Ngerepotin aja sih," Adiva menoleh ke sebelah kirinya. "Bintang!" Adiva memanggilnya dengan berbisik. "Bintang!"

Yang di panggil pun menoleh. "Apa?"

"Di panggil Alrick," jawabnya lalu tatapan Adiva kembali pada lembar jawabannya.

Suara berat terdengar. "Tidak ada yang bekerja sama atau lembar jawaban kalian saya sobek."

Adiva hanya tersenyum miring mendengar sindiran dari guru itu membuat Alrick diam dalam sekejab. Kalau saja sekarang tidak ulangan, Adiva akan tertawa lepas melihat kejadian ini. She's win.

"Div, panggilin Bintang lagi dong." pinta Alrick lagi. Tidak kapok kah dia sudah di tegur guru seperti itu? Mungkin tidak.

"Panggil aja sendiri." ketus Adiva. Alrick justru memanyunkan bibirnya setelah mendapat balasan dari Adiva.

"Sekali doang deh, abis itu enggak lagi." wajahnya masih saja memelas.

"Sudah saya katakan jangan mengobrol saat ulangan. Kamu lagi, kamu lagi. Bosan saya menghukum kamu." pria itu berdiri di sebelah Alrick. "Karena teman kalian mengobrol, 10 menit dari sekarang ulangan harus sudah selesai."

Semua murid yang berada di kelas terbelalak mendengarnya, semua tatapan tajam menuju pada Alrick yang sekarang santai menatap lembar jawabannya sambil cengengesan. Bolehkag Adiva menjitak Alrick sekarang? Gemas.

Adiva cepat-cepat mengisi nomor yang belum di jawab. Sejurus kemudian lembar jawabannya sudah terisi penuh. Hal ini pernah Ale ajarkan. Baca soalnya, lalu pilih jawaban apa saja. Sesat. Tapi kalau sudah terdesak seperti ini mau apa lagi.

"Ini gara-gara lo tau," gerutu Adiva menatap Alrick. "Kalo lo gak ngajak gue ngobrol pasti gue gak jawab ngasal."

Alrick hanya menatapnya santai tanpa rasa bersalah. "Kalo gue gak ngajak lo ngobrol, lembar jawaban lo sampe sekarang enggak akan keisi."

"Kalian ini!" suara pengawas itu terdengar lagi. "Berikan lembar jawaban kalian!"

Adiva masih ragu untuk mengembalikan lembar jawabannya, namun Alrick dengan santainya memberikan lembar jawaban tersebut. Dasar anak nakal!

Setelah 10 menit yang di aba-abakan semua murid yang berada di ruang 5 terpaksa memberikan lembar jawaban mereka kepada pengawas. Meski tatapan kesal kerap kali tertuju pada Alrick tapi cowok itu tidak peduli. Alrick melenggang keluar kelas tanpa mempedulikan panggilan dari seorang pengawas, padahal bel pulang masih 10 menit lagi.

Satu kelas menatap gemas Alrick, tapi sasaran setelah Alrick adalah Adiva dan yang bisa Adiva lakukan hanyalah menghiraukan tatapan mereka. Lihat saja Adiva akan membalas perbuatan Alrick. Maura yang juga satu ruangan dengan Adiva menghampirinya.

"Kampret banget sih, LJK gue 'kan masih ada yang kosong." gerutu Maura seraya duduk di samping Adiva.

Adiva justru bingung. "Lo kesel sama dia?"

Dengan wajah sewotnya Maura menjawab. "Ya iyalah kalo dia gak bikin ulah masih ada 10 menit buat gue jawab soal."

"Bukannya lo suka Alrick?" tanya Adiva. Wajah Maura seakan kalap mendengarnya.

"Ng ... itu loh ... gue ... gue su-suka," Maura justru kalap untuk menjawab empat kata dari Adiva. "Gue gak suka."

Adiva mengernyit. "Terus kenapa lo ngomong lo suka Alrick? Apa lo bener suka Kenzi tapi lo gak mau jawab?"

"Bukan, orang yang gue suka ada disana waktu gue harus jawab. Gak mungkin gue jawab di depan dia." wajah Maura memerah.

Adiva terkejut senang. "Maksud lo Kia?" Maura mengangguk yang artinya 'ya'. Adiva menganga tidak percaya.

"Waktu itu gue bingung harus jawab apa, gak mungkin gue bohong buat bilang gue suka sama Kenzi, gue bukan orang jahat dan gue juga gak bisa jujur kalau gue suka Kia. Dan pas banget Alrick lagi masuk kantin, gue sebut nama dia."

Adiva mengangguk paham. "Gue rasa gue bisa bantu lo."

Bisa di katakan kalau Adiva memang 'Mak Comblang' yang cukup pintar. Buktinya, Adiva-lah yang membantu Maura untuk dekat dengan gebetan atau mantan-mantan Maura. Tapi Maura sendiri bingung kenapa sampai sekarang Adiva tidak punya pacar? Bukan tidak laku, tapi Adiva menolah orang yang menembaknya dengan cara apapun, mulai dari chat sampai di tembak di tengah lapangan sekolah pun Adiva tolak. Pasalnya, yang Maura tau perasaan Adiva hanya untuk Kenzi. Sampai kapanpun itu.

Adiva bangkit dari duduknya dan menghampiri Kia. "Ki, nanti ada acara gak?"

"Gak, kenapa?" tanya Kia.

"Gue mau ngomong bentar, penting. Pulang sekolah, di Cafe."

Bertepatan dengan ucapan Adiva bel pulang berbunyi. Adiva menyengir mengisyaratkan agar Kia segera ikut dengannya. Kia mengerti dan segera ikut dengannya dan Adiva sudah menatap Maura agar ikut dengannya.

Sesampainya di Cafe mereka bertiga diam. Adiva tidak memesan kopi dengan alasan dia tidak suka, padahal Adiva sangat menyukai kopi terutama Latte.

"Jadi, lo mau ngomong apa?" tanya Kia.

"Gini loh, lo itu kan pinter jad—"

Suara dering telfon milik Adiva terdengar.

"Halo ... Apa Ma? Kak Ale masuk rumah sakit? Oke, aku otw rumah sakit." Adiva mematikan ponselnya. "Duh, Ki, Kakak gue masuk rumah sakit, kayaknya lo sama Maura aja deh. Sorry banget ya."

Kia hanya mengangguk. "Yaudah, gws buat Kakak lo."

Adiva berlari keluar Cafe sambil terkekeh geli. Sebenarnya Mama Adiva tidak menelfon ia hanya menyalakan ringtone ponselnya. Ia cepat-cepat keluar Cafe untuk membuat rencana berjalan lancar.

Bruk!

••••

[A/N] udah part 9 yash cepet ya. Vomments vomments promosiin juga boleh kok gue ikhlas. Muah muah untuk kalian.

A.A.R [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang