19

7.6K 549 5
                                    

Tak terasa mereka sudah 12 hari disini, hari ini mereka pergi ke Tanjung Benoa untuk bermain olahraga air. Mereka sampai di Tanjung Benoa pukul 10.00 pagi. Adiva sudah memakai kaos abu-abu dengan celana putih serta kacamata hitam dan rambutnya yang diikat cepol.

Pertama Adiva memilih permainan parasailing dan yang kedua ia memilih snorkeling. Ia bermain snorkeling bersama Alrick dan Nath. Kia sedang bermain jetski, sedangkan Maura dan Nata bermain flying fish.

"Satu ... Dua ... Tiga." mereka bertiga menyeburkan diri ke dalam laut. Banyak binatang dan tumbuhan laut yang berada di bawah laut.

"Gila! Keren banget." seru Adiva. "Ah, gue gak bakal bisa lupain ini."

Alrick mengeluarkan ponselnya yang sudah dimasukkan ke dalam waterproof. "Foto yuk!"

Adiva mengambil alih ponsel Alrick dan memotret dirinya dengan Alrick dan Nath di samping kanan dan kirinya. Beberapa foto selfie mereka bertiga sudah tercetak sempurna dengan latar di dalam laut.

Setelah puas main bermain di air mereka menuju pasar sukawati untuk membeli oleh-oleh.

"Nyanyi yuk." sebuah gitar sudah berada di tangan Kia. Nath yang menyetir hanya melihat dari kaca spion. "Mau lagu apa?"

"Imagination!" seru Maura. "Shawn Mendes." Maura memang cukup fanatik dengan shawn mendes.

Pertama Kia yang menyanyikan bait pertama dan langsung diikui teman-temannya.

Oh, there she goes again,
Every morning it's the same
You walk on by my house
I wanna call out your name

I wanted to tell you how beautiful you are from where I'm standing
You got me thinking what we could be 'cause

I keep craving, craving, you don't know but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you
This is typical love, love
Can't wait anymore, I won't wait I need to tell you how I feel when I see us together forever
In my dreams, you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imagination

Tak terasa mereka sudah berada di pasar sukawati, pasarnya begitu ramai dan dipadati turis, mereka membeli beberapa kaos dan aksesoris khas Bali.

"Adiva?" sebuah tepukan pundak membuat Adiva menoleh. Seorang cowok jangkung dengan rambut berwarna coklat dengan dilapisi beanie. "Kok lo ada disini? Lagi liburan sekeluarga?"

"Ardiya? Gue lagi liburan sama temen-temen gue disini, ini lagi nungguin mereka belanja. Gak nyangka banget ya kita ketemu disini, padahal di sekolah udah sering ketemu. Liburan sama keluarga lo?"

Ardiya, seorang ketua OSIS di SMA Angkasa Raya yang notabene-nya kekasih Helga, sekertaris OSIS.

"Loh? Ardiya?" Alrick yang baru datang dengan dua kantung plastik yang berisi oleh-oleh memasang wajah terkejut. "Lo lagi disini?"

"Iya, gue liburan. Bareng sama keluarganya Helga juga." jawabnya sambil menyengir.

Alrick dan Adiva sudah memasang tampang meledeknya. "Ceritanya udah di restuin, nih? Cie..."

"Paham kok, Ya, langgeng deh."

Ardiya yang tak mau kalah ikut meledek. "Lah, lo juga, biasanya di sekolah berantem, eh sekarang liburan bareng, waktu itu gue sempet liat sih, ada yang pelukan pas classmeeting-nya menang. Jangan-jangan, yang lo bolos berdua itu—"

"Apaan sih lu, gak jelas." potong Adiva dengan wajah merah.

"Bilang aja lo ngiri gak pernah di peluk cewek lo."

Seorang perempuan dengan kaos bunga-bunga dan rok selutut datang. "Siapa Ya?" Adiva menoleh ke belakang dan mendapati gadis manis itu. Helga.

"Hai Hel!" sapa Adiva.

Wajah berseri Helga terlihat saat menatap Adiva. "Adiva! Lo ngapain disini?"

"Liburan lah."

"Berdua?"

Adiva kembali menggeleng. "Berenam."

Helga hanga mengangguk. "Oh kalo gitu gue duluan ya, udah ditungguin sama yang lain, ini lagi nyari Ardiya aja. Bye Div!"

Lambaian tangan Helga disambut dengan hangat oleh Adiva. Alrick kembali bersuara. "Lucu ya mereka."

"Banget, gemes deh."

"Kita kapan kayak gitu?"

Kita?

"Woi! Pacaran mulu lo, yuk balik kita masih mau ke satu tempat lagi." Nath datang dengan tiba-tiba dan menghancurkan momen yang sudah dibuat Alrick dengan susah payah. Oke, ini berlebihan.

Mereka kembali menyusuri jalan entah kemana, pokoknya ini urusan Nath. Di Bali tidak macet seperti di Jakarta, jalan tol-nya pun bisa dilalui oleh motor.

Hari mulai gelap, Adiva menatap sebuah gedung yang ternyata adalah sebuah mall. Di depan mall itu ada sebuah pertunjukkan musik rock. Meski Adiva tidak terlalu menyukai musik yang jedug-jedug seperti itu, tapi hal seperti ini jrang ia dapatkan selama SMA.

Di belakang mall ini juga terdapat sebuah pantai. Yaitu pantai kuta, juga ada sebuah layar tancap disana. Adiva lebih memilih duduk di pinggir pantai dengan bebatuan di atasnya.

"Luna sana Kak Arin apa kabar ya? Apa mereka senang disana?" spontan pertanyaan itu muncul dari mulut Adiva saat matanya lurus menatap ombak yang terus beradu pada bebatuan. Meski menyeramkan, tapi tak bisa menghilangkan kesan sedih di hatinya dan rasa rindu dengan Luna.

Meski sekarang ada Alrick, Maura dan tiga lainnya yang selalu berada di sampingnya untuk mengisi hari-hari sendiriannya. Tapi tetap saja, keluarganya tak bisa di gantikan dengan apapun.

Menutupi semua rasa sakit tidak akan membuat rasa sakit itu berkurang, tetapi hanya melupakannya sejenak.

•••••

[A/N] Sorry ya sekarang slow update, otak gue kurang merestui part-partnya. Jadi ya gitu. Kay, jangan lupa Vomments ya. Love u muah wkwkw

A.A.R [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang