It's like we never happened was it just a lie?
If what we had was real, how could you be fine?
Cause i'm not fine at allLagu itu mengalun merdu di telinganya. Semua kekesalan dan pedihnya harus ia buang cepat-cepat agar tidak mengganggu proses belajarnya.
Namun tidak bila seseorang menyenggol pundaknya dan membuat ponsel yang berada di genggamannya jatuh hingga membuat layarnya retak.
"Sial!" amarahnya mulai tersulut, baru saja ia mencoba untuk menenangkan dirinya dan gagal karena seorang cowok dengan muka yang lancang menjatuhkan ponselnya. "Gantiin!"
"Itu cuma retak dikit, gue gak harus ganti, lo bisa ganti lah kalo kayak gitu."
Adiva menarik nafasnya berat. "Kalo lo gak mau ganti, seenggaknya lo minta maaf sama gue."
Cowok itu tetap menggeleng. "Gue gak mau,"
"Lo murid baru?" tanyanya berusaha untuk baik. Ia sedang tidak ingin bertengkar dengan siapapun, ia masih sulit untuk mengikhlaskan Ayahnya untuk wanita selain Mamanya.
Cowok itu mengangkat sebelah alisnya dan terkekeh. "Kalo iya kenapa? Kalo enggak kenapa?"
"Gini ya, gue nanya baik-baik sama lo dan lo jawab dengan songong. Ikut gue ke ruang BK." Adiva menarik cowok itu menuju ruang BK.
Pintu coklat yang bertuliskan RUANG BK sudah terlihat di hadapannya.
"Assalamualaikum." ucapnya. Terlihat Ms. Lia yang merupakan guru BK kelas 11 berada di bangkunya.
Ms. Lia yang menatapnya lantas tersenyum. "Wa'alaikum salam. Ada apa Adiva?"
"Gini Ms, saya mau protes bahwa ponsel saya di rusak oleh murid baru ini dan dia sangat tidak sopan." ucapnya.
Ms. Lia tersenyum. "Maaf sebelumnya, tapi untuk urusan seperti ini termasuk urusan pribadi dan tidak di tanggung oleh sekolah. Lagi pula pihak sekolah tidak mewajibkan untuk membawa ponsel."
Bukan hanya itu, tapi cowok itu juga lancang dengannya. "Tapi Ms, dia sudah berlaku tidak sopan. Saya bicara baik-baik dengan dia."
"Benar begitu, Alrick?" tanya Ms. Lia.
Alrick menggeleng. "Enggak Ms."
Sayangnya Ms. Lia bisa membaca pikiran lo. Batinnya senang.
"Kamu mendapat nilai sikap C di hari pertamamu," ucap Ms. Lia pada Alrick.
Alrick mengernyitkan dahinya. "Lho Ms, kan saya bilang enggak."
Ms. Lia hanya tersenyum dan sekarang adalah waktunya Adiva untuk beraksi.
"Lo bilang enggak tapi Ms. Lia bisa baca pikiran lo. Percuma." bisiknya. Sontak Alrick diam. Adiva menormalkan suaranya. "Permisi, Ms. Assalamualaikum."
Mereka berdua berjalan keluar ruang BK. "See? Fair 'kan?"
Alrick berdecak kesal dan berlalu begitu saja. "Terserah."
"Dasar songong!" rutuknya. Adiva kembali menyetel musik dari ponselnya, beruntung ponselnya hanya layar yang retak.
•••••
"Jadi, tadi lo ketemu cowok yang super songong dan lo bawa ke BK. Pinter banget lo, beruntung lah kita punya guru BK seperti Ms. Lia." Maura—sahabat Adiva tertawa saat mendengar cerita Adiva. "Dan hari ini lo bertemu dia secara enggak sengaja, kalian deket, terus jadian, nikah dan happily ever after."
"Najis, gue gak mau punya pacar lancang gitu." Adiva menatap Maura jijik mengingat cowok yang ditemuinya tadi pagi. "Btw Mau, semalem Kenzi nelfon gue."
Kenzi, childhood sekaligus crush-nya selama empat tahun terakhir.
"Serius dia bilang apa? Aku suka kamu? Atau aku udah lama suka sama kamu? Atau langsung nembak?" Maura yang mendengarnya lantah heboh sendiri.
"Dia bilang ... dia baru jadian sama Violet."
Maura diam. Dugaannya salah, menurutnya Kenzi terlalu banyak kejutan. "Sorry, gue gak tau. Tega banget sih dia, gak tau apa Adiva lagi sedih bokapnya nikah lagi, dasar cowok gak peka."
"Udahlah Mau, jangan bahas lagi. Yang lain aja," pintanya.
"Lah, lo yang mancing gue."
"Gue cuma ngasih tau."
Maura kalah bicara kalau sudah seperti ini, lebih baik ia menenangkan sahabatnya yang cukup sensitif hari ini.
•••••
[A/N] Hai! Ini teenfict aku yang ketiga semoga suka! Jangan lupa VOMMENTS. Add ke library juga boleh, ke reading list apa lagi hehe...

KAMU SEDANG MEMBACA
A.A.R [Completed]
Teen Fiction[#42 in Teen Fiction 29 Desember 2016] "Nama gue Alrick Achazia Radhifa." "Nama gue Adiva Ayska Rafandra." "Inisial nama kita sama jangan-jangan kita jo..." "Mblo." "Sorry, gue gak jomblo gue udah punya pacar." Singkat cerita setelah perkenalan itu...