Adiva meraih sebuah kanvas dan beberapa cat yang berbeda warna dan meletakkan di tempatnya masing-masing, setelah meletakkan pada tempatnya Adiva langsung mengambil pensil dan menorehkan di atasnya. Baru saja satu garis, ia sudah meletakkan kembali pensil itu. Rasa malas sudah melandanya, sekarang masih pukul 4 sore dan Kenzi pulang pukul 5 sore.
Ia hanya sendirian di rumahnya, Adiva bergegas mengambil ponsel yang berada di atas meja ruang tv dan menelfon suaminya itu. Kepalanya terasa pening dan dirinya resah sejak tadi siang sepertinya wanita itu sakit.
"Halo?" suara berat Kenzi terdengar di seberang sana.
"Halo, Ken?" suara Adiva sedikit serak dan menimbulkan tanda tanya di benak Kenzi.
"Kamu sakit ya?" suara khawatirnya terdengar.
"Aku gapapa, cuma nggak enak badan aja." jawab Adiva. "Kamu kapan pulang?"
"Ini aku lagi beres-beres, kamu tunggu ya. Abis itu kita ke rumah sakit." ucapnya.
"Yaudah, jangan lama-lama." Adiva memutuskan sambungan telfonnya dan menyalakan televisi yang sedang menyiarkan acara memasak.
Melihat acara memasak itu Adiva jadi ingin gado-gado tapi sayangnya di London tidak ada gado-gado. Apalagi gado-gado di depan komplek rumahnya dulu, Adiva sering membelinya.
Adiva akhirnya memutuskan untuk men-chatting Ale.
Adiva AP : Bang Aleeeeeeeee
Adiva AP : Abanggggg Adiva bosen nih
Adiva AP : Woi bales dong
Adiva AP : Abang Ale yang ganteng suaminya Kak Tammy.
Adiva AP : Bales dong ihAleandra Brian : Paansi lu pagi-pagi udah rusuh, gua lagi nemenin anak gua main mandi bola nih.
Aleandra Brian : Anak lu mana? Kapan tau punya anaknya kan gua pengen punya ponakan.Adiva AP : Lo kata bikin anak kayak bikin bakwan
Aleandra Brian : Heuheuheu
Adiva AP : Gue lagi pengen gado-gado depan komplek. Kirim dong ke sini
Aleandra Brian : Ongkosnya mahal lagian siapa suruh pindah jauh-jauh.
Aleandra Brian : Tapi kalo gak pindah nggak ketemu Kenzi sihAdiva AP : AU AH LO MAH RESE
Aleandra Brian : Lah lo ngapa ngambek
Adiva AP : Brisik.
Adiva meletakkan ponselnya di atas meja dan kembali menonton televisi. Tak lama setelah itu suara pintu rumahnya terbuka.
"I'm home!" seru Kenzi yang baru pulang. "Sayang, kamu sakit?" Kenzi langsung duduk di samping Adiva dan memegang kening istrinya. "Dingin. Ke dokter yuk?"
Adiva menggeleng. "Nggak mau. Aku laper, mau gado-gado." pintanya.
"Disini nggak ada gado-gado sayang." tukas Kenzi. "Burger aja ya?"
"Nggak mau burger, maunya gado-gado." rengeknya. Entah mengapa Adiva sangat ingin gado-gado.
"Yaudah kamu tunggu sini." Kenzi beranjak dari duduknya.
Adiva menatap pria itu. "Kamu mau ngapain?"
"Masak gado-gado." jawabnya sambil tersenyum.
Adiva menyengir. "Emang kamu bisa?"
"Buat kamu apa sih yang enggak?" Kenzi menaik-turunkan kedua alisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A.A.R [Completed]
Teen Fiction[#42 in Teen Fiction 29 Desember 2016] "Nama gue Alrick Achazia Radhifa." "Nama gue Adiva Ayska Rafandra." "Inisial nama kita sama jangan-jangan kita jo..." "Mblo." "Sorry, gue gak jomblo gue udah punya pacar." Singkat cerita setelah perkenalan itu...