32

6.1K 464 8
                                    

Empat bulan setelahnya.

UN sudah selesai, hanya menunggu beberapa haru saja untuk mendapatkan hasil dari kerja kerasnya yang telah ia perjuangkan selama tiga tahun di SMA. Meski sering bolos dan melanggar aturan, Adiva tidak akan membiarkan nilainya turun. Bagaimanapun caranya, yang penting usaha sendiri.

Ia duduk di kantin bersama Maura untuk makan sore, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 dan mereka belum juga pulang. Meskipun masih banyak orang selain mereka, tetap saja untuk apa mereka di sekolah sampai sore?

Tring!

Sebuah pesan masuk, Adiva mengambil ponselnya yang berada di dalam saku roknya.

Ayah.

"Siapa Div?" tanya Maura.

Adiva membuka pesan itu sambil menjawab pertanyaan Maura. "Bokap gue."

Selamat ulang tahun anak Ayah yang paling cantik. Semoga hari ini menjadi hari yang paling menyenangkan.

"Oh, gak ada masalah kan?"

Adiva menggeleng cepat. "Dia ngucapin selamat ulang tahun buat gue." Adiva tersenyum kecil. "Gue pikir dia lupa."

"Dia pasti sayang lah sama lo. Nggak mungkin dia lupa."

Adiva hanya mengangguk, mood-nya sedang bagus. Entah kenapa, Adiva pikir Ayahnya lupa dengan hari ulang tahunnya.

"Lo mau makan apa?" tanya Maura. "Please, jangan bilang terserah."

"Gue mau makan lo!" celetuknya. "Soalnya lo enggak ngasih gue kado hari ini, pake alesan ketinggalan lagi. Bilang aja lo belom beliin gue kado, soalnya kemarin lo lupa kalau hari ini gue ulang tahun."

Maura hanya menyengir. "Janji, kalau besok gue bakal bawain lo kado."

"Bener lo ya?"

"Iya, buruan deh gue laper, lo mau makan apa?"

"Ketoprak sama air putih aja."

"Oke."

Maura berlalu meninggalkan Adiva di meja kantin, lalu kembali dengan satu piring ketoprak, satu mangkuk bubur ayam dan dua gelas air putih.

Maura mengambil mangkuknya dari atas nampan. "Alrick ngucapin lo gak?"

Adiva yang tadinya fokus menatap makanannya kini menatap Maura dalam dan menatap makanannya lagi tanpa nafsu.

"Sori."

"Boro-boro ngucapin, tau gue ulang tahun aja enggak."

Maura hanya diam, satu patah kata yang akan ia keluarkan akan tetap terdengar salah dan mengacaukan perbincangan mereka. "Yang pertama ngucapin lo siapa?"

"Lo."

"Sumpah? Emang Ale atau Aunty lo gak inget?"

"Enggak tau, intinya mereka belum ngucapin gue."

I'm only one call away
I'll be there to save the day
Superman, got—

"Halo?"

"Kamu dimana sih? Kok lama banget? Buruan pulang, Ale kecelakaan, kita ke rumah sakit sekarang."

"Aunty gak bohong kan?"

"Ngapain sih Aunty bohong? Buruan minta di anter Maura. Bajunya udah Aunty siapin di mobil Maura. Nanti Aunty sms-in alamatnya."

A.A.R [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang