Disinilah Alrick sekarang, menunggu Rasya di salah satu cafe yang tak jauh dari sekolahnya. Sudah sepuluh menit Alrick menunggu Rasya tapi gadis itu tak kunjung datang. Bahkan kopi di hadapannya sudah hampir dingin. Lima menit lagi kalau Rasya tak juga datang, Alrick akan meninggalkan tempat ini.
Gadis dengan paras cantik memasuki cafe. Rasya tampak lebih tinggi dari terakhir kali Alrick melihatnya, tak ada yang berubah dari gadis itu selain tinggi dan rambutnya yang lebih panjang.
Rasya datang dan duduk dengan senyum manisnya. "Sori gue terlambat."
"Ada apa?" tanya Alrick yang tak mau banyak basa-basi dengan gadis di hadapannya. Selain itu, ia juga kesal karena Rasya tidak datang tepat waktu.
"Gue, kangen sama lo." jawabnya. Alrick hanya memutar kedua bola matanya. "Maafin gue ya, gue terlalu cemburu sama lo."
"Terlambat, Sya." hanya itu yang bisa Alrick ucapkan pada gadis di hadapannya. Ia tidak mau bicara lebih banyak, kata-katanya hanya akan membuat Rasya lebih sakit. Bagaimana pun, Alrick tidak akan menyakiti perempuan, meskipun Alrick sangat membencinya.
"Apa kita gak bisa kayak dulu lagi, gue kangen sama lo yang selalu ada buat gue." air matanya sudah menggenang pada pelupuk mata Rasya dan siap untuk jatuh.
Alrick menaik nafasnya. "Gak bisa, Sya. Hati gue bukan untuk lo lagi."
Air matanya sudah jatuh mendengar kata-kata tajam dari Alrick. "Apa karena cewek itu? Lo cinta sama dia?" Alrick diam mendengar pertanyaan Rasya, benar adanya kalau Alrick mencintai Adiva yang dengan mudahnya membuat Alrick jatuh cinta. Tapi kalau Alrick menjawabnya dengan jujur hanya akan membuat suasana semakin memburuk. "Jawab, Rick. Karna dia kita gak bisa balik lagi, lo cinta sama dia?"
"Enggak Sya. Perasaan gue ke lo udah hilang." Meski sebenarnya itu tidak benar, masih ada sedikit perasaan sayang untuk Rasya tapi cintanya hanya untuk Adiva.
Rasya berdiri dan duduk di samping Alrick. "Lo cinta dia." ucap Rasya seraya menghapus air matanya dan memeluk Alrick. "Gapapa, tapi gue harap lo gak selalu mengabaikan gue. Gue akan terus disini, kalau lo bahagia kejar dia, tapi kalau lo sakit lo bisa hubungin gue, masih ada gue disini untuk lo." Rasya melepaskan pelukannya. "Maaf, udah mengambil sedikit waktu libur lo." lanjutnya lalu bangkit dan pergi keluar cafe.
Alrick hanya memandang punggung Rasya yang berjalan keluar dari cafe dengan kepala menunduk. Banyak pasang mata yang menatapnya, perdebatannya dengan Rasya pasti di dengar banyak orang di cafe. Merasa tidak enak akhirnya Alrick bangkit dan keluar dari cafe.
Alrick mencari grubnya yang ia bikin setelah mengenal Kia dan Nath lalu men-chat kedua temannya pada grub itu.
Alrick menutup ponselnya dan menuju rumah Nath yang tak terlalu jauh dari tempatnya sekarang dengan mengendarai motor ninja hitamnya.
Rumah Nath sudah berada di hadapannya. "Nathan!"
Lelaki jangkung dengan wajah memelas datang dari balik pintu. "Ngasyi? Brisik amat."
"Ih, tadi nyuruh ke rumah lo." ujar Alrick kesal.
"Kapan? Gue anemia."
Alrick mendengus. "Amnesia, bodoh."
"Anemia yang lagunya 5SOS."
"Amnesia."
"Anemia."
"Amnesia."
"Anemia."
"Amne—"
"Ngasyi? Sakit jiwa lo berdua?" Kia datang menaiki motor ninjanya dengan kaos hitam dan boxer loreng-lorengnya.
Alrick dan Nath saling tatap, sedetik kemudian mereka tertawa bersama. "Lo mau ngapain?"
"Main lah," Kia mengernyitkan dahinya. "Ngasyi lu? Enggak jelas."
"Liat tuh, lo masih pake boxer." Nath menunjuk boxer loreng-loreng. Kia menundukkan kepalanya.
"Anjir pantesan aja dari tadi gue naik motor adem."
•••••
[A/N] Hay hay, makasi buat temen aku yang udah bantuin aku bikin chat-an itu, mau coba-coba aja sebenernya pake foto gitu. A.A.R masih aku bikin di part 32. 3 part + epilog lagi cerita ini akan selesai, mungkin juga ada ekstra partnya. Hihiw.
Jangan lupa,
VOTE AND COMMENTS.
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
A.A.R [Completed]
Novela Juvenil[#42 in Teen Fiction 29 Desember 2016] "Nama gue Alrick Achazia Radhifa." "Nama gue Adiva Ayska Rafandra." "Inisial nama kita sama jangan-jangan kita jo..." "Mblo." "Sorry, gue gak jomblo gue udah punya pacar." Singkat cerita setelah perkenalan itu...