[#42 in Teen Fiction 29 Desember 2016]
"Nama gue Alrick Achazia Radhifa."
"Nama gue Adiva Ayska Rafandra."
"Inisial nama kita sama jangan-jangan kita jo..."
"Mblo."
"Sorry, gue gak jomblo gue udah punya pacar."
Singkat cerita setelah perkenalan itu...
Gaun pengantin sudah terpasang pada tubuh ramping Adiva. Disinilah, hari dimana Adiva menjadi gadis paling cantik di seluruh dunia. Menikahi kekasihnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah taman yang cukup luas, bisa menjadi tempat pernikahan Adiva, pernikahan yang ia impikan sejak dulu, outdoor. Keduanya berdiri di atas altar menebar senyuman paling bahagia yang pernah mereka miliki. Kenzi melambaikan tangannya pada seseorang, diikuti dengan Adiva yang juga melambaikan tangannya.
"Ya ampun, akhirnya sahabat gue nikah. Sumpah demi apapun gue masih gak percaya, Adiva tuh dulu cuma babu yang bisa gue suruh-suruh." Maura datang dengan wajah yang sangat gembira. Maura memeluk Adiva. "Setelah lima tahun kita gak ketemu, akhirnya gue ketemu lo yang akan happily ever after."
"Gue kangen lo Mau, pengen nangis tapi nanti make-up gue luntur." ucap Adiva dengan penuh kebahagiaan juga kerinduan pada sahabat baiknya itu.
Mereka menikah di kota London. Bahkan, Adiva tak pernah membayangkan jika ia akan menikah di kota ini. Dengan Kenzi.
"Lo kapan nyusul, Ra?" tanya Kenzi.
"Tunggu dapet pasangan lah."
Maura memang jomblo, lima bulan yang lalu Maura putus dengan Kia. Entah bagaimana ceritanya, tapi intinya Maura putus.
Tak lama setelah perbincangan dengan Maura selesai, dua sohib yang tak terpisahkan datang dengan seorang gadis.
"Zakia! Nathan! Natasya!" teriak Adiva senang. Si Kembar dan Kia. Adiva merindukan mereka semua. Mata Nata begitu berbinar saat melihat Adiva.
"Sumpah demi apapun lo cantik banget, ya ampun Adiva udah mau jadi ibu-ibu." Nata tampak excited, tak kalah dengan Maura. Keduanya sama-sama cerewet. Kia dan Nath bersalaman dengan Kenzi.
Hari ini seperti ke ajaiban.
"Dua bodyguard-ku kalian kapan menikah?" tanya Adiva sambil menatap Kia dan Nath jahil.
"Ngeliatnya biasa aja dong, gue berasa gak laku." cetus Nath menatap Adiva sebal.
"Emang gitu kan kenyataannya." celetuk Kenzi.
Kia langsung angkat bicara. "Gak suami, gak istri. Sama aja. Balik Nath, balik. Dadah selamat menikmati maper."
Kia langsung menarik paksa Si Kembar.
"Maper apaan Ken?" tanya Adiva.
Kenzi hanya menyengir sambil cengengesan. "Malam pertama." Lalu Kenzi menyengir seraya menatap Adiva. Wajah Adiva langsung memerah.
Kia emang kurang ajar.
Dari kejauhan mereka bertiga menertawai Adiva dan Kenzi. Namun, Adiva justru menatap Kia dengan kesal.
Fandy berjalan menghampiri kedua Anaknya. "Makan dulu yuk, kalian dari tadi kan belum makan."
Mereka berdua hanya menurut mengikuti Fandy. Mereka duduk di meja barisan keluarga. Fandy sedari tadi hanya memperhatikan Adiva.
"Ayah kenapa?" sadar di perhatikan Adiva pun bertanya.
Fandy menarik nafasnya pelan. "Ayah gak nyangka, Anak gadis Ayah sudah menikah, akan mempunyai rumah dan keluarga yang baru. Bahkan, rasanya Ayah masih mengingat saat kamu lahir. Kebahagiaan di hati Ayah gak pernah hilang memiliki kamu."
Ayahnya menangis.
Adiva diam. "Ayah jangan nangis, kalau Ayah nangis nanti Adiva ikut nangis, nanti make-up Adiva luntur, kan Anak Ayah hari ini lagi cantik."
"Kamu selalu cantik."
Seorang petugas EO datang, yang sepertinya diminta Ayah untuk membawakan makanan untuk mereka.
Sambil makan mereka menikmati pesta pernikahannya sendiri.
"Anyone want to request a song?" penyanyi itu bertanya pada seluruh undangan pesta.
Kenzi mengangkat tangannya.
"I want to sing a song for my new Father."
Kenzi berjalan ke atas panggung mini itu dan mengambil microphone beserta gitar. "I know, I was too late to sing this song."
Alunan musik sudah terdengar, namun Adiva masih belum tau lagu apa yang akan di nyanyikan Kenzi.
"For my Daddy Fandy, marry your daughter."
Sir, I'm a bit nervous 'Bout being here today Still not real sure what I'm going to say
Adiva langsung menatap Fandy, pria itu tersenyum menatap Kenzi. Entah tatapan apa itu, tapi ada setitik rasa bahagia di dalamnya.
So bare with me please If I take up too much of your time, See in this box is a ring for your oldest She's my everything and all that I know is It would be such a relief if I knew that we were on the same side Cause very soon I'm hoping that I...
"Ayah gak tau harus bicara apa, Ayah yakin dia bisa membahagiakan kamu, bagaimanapun caranya. Dia adalah laki-laki yang tepat untuk kamu."
Can marry your daughter And make her my wife I want her to be the only girl that I love for the rest of my life And give her the best of me 'til the day that I die, yeah I'm gonna marry your princess And make her my queen She'll be the most beautiful bride that I've ever seen Can't wait to smile When she walks down the aisle On the arm of her father On the day that I marry your daughter
Kenzi menyanyikannya dengan santai, dan mengakhirinya dengan senyuman bahagia lalu menatap Fandy.
"Maafin Kenzi ya Yah, Anak Ayah Kenzi tikung dari Ayah."
Semua orang yang berada disana bertepu tangan. Semuanya bahagia.