Selamanya!

7.8K 391 46
                                    

Inspirasi : Salah satu dari lirik lagu Disney!
.
Summary : "Se-selamanya?" Sakura membeo polos. Sakura tidak tau apakah menikah rasanya dapat semanis dango? Bocah berumur lima tahun itu tidak tau makna omongan Sasuke.
.
.

Sekarang adalah waktu makan malam dirumah Uchiha. Tapi ada seseorang yang mencolok dengan rambut merah mudanya, kontras dengan penghuni lainnya yang berambut biru kehitaman.

Siapa lagi kalau bukan Haruno Sakura? Bocah lima tahun tetangga keluarga Uchiha ini. Dia seringkali di titipkan oleh orang tuanya akhir-akhir ini, karena Tuan dan Nyonya Haruno harus melakukan penataran medis di beberapa wilayah terpencil dan si Sulung Sasori, sibuk mengurusi koas di salah satu rumah sakit swasta Haruno, well menjadi penerus Haruno harus mengorbankan waktu bersama adik kecilnya.

Tapi itu tidak jadi masalah, malah Mikoto Uchiha senang sekali dengan kehadiran bocah kecil yang imut ini. Bagaimanapun dia sudah dianggap anak sendiri, karena Mikoto sudah tidak bisa mengandung lagi setelah kelahiran Sasuke, rahimnya diangkat akibat penyakit tertentu. Fugaku Uchiha? Alasannya sama dengan istrinya. Itachi Uchiha? Menurutnya Sakura adalah adik tercantik!

Lalu bagaimana dengan Sasuke Uchiha? Itu.. rahasia.

Setelah Fugaku selaku kepala rumah tangga memimpin doa. Mikoto bergegas menyuapkan nasi pada mangkuk kecil untuk yang lainnya. Sejujurnya semua tampak normal, tapi terasa janggal. Ketiga orang dewasa bermarga Uchiha menyadarinya. Meja makan terlalu hening, tidak ada celoteh dari Sasuke dan Sakura jika gadis kecil itu bermain dirumahnya.

"Kalian kenapa?" Mikoto bertanya pada keduanya.

Sasuke menggeleng, sedangkan Sakura terdiam. Namun Mikoto menyadari mata emerald anak perempuannya berkaca-kaca. Kemudian disusul sentakan kecil dari sumpit yang dipegang Sakura.

"Sasu apa yang kau lakukan pada Sakura?" Itachi menegurnya, well dia harus menjaga amanat Sasori untuk selalu menjaga adik kecilnya.

"Aku tidak melakukan apapun." Jawaban Sasuke membuat bahu Sakura bergetar, menahan sesuatu. Dan mereka semua tau kalau itu tangisan. Fugaku baru akan mengambil langkah untuk berbicara serius pada Sasuke karena kenakalannya tapi Sakura sudah angkat bicara.

"Sa-su jahat, hiks. Di-dia melobek gambal punya Saku di akademi tadi siang!" Sebagai fakta ; diumurnya yang lima tahun Sakura masih cadel.

"Gambar punyamu apanya? Kamu kan menggambarnya bareng bocah merah itu! Sasu tidak suka! Engga usah minta bantuan orang lain kalau Sasu masih bisa bantu!" Bentak Sasuke disusul oleh tangisan Sakura yang makin mengisak.

"SASUKE!! JAGA BICARAMU!" Fugaku memberikan laser mata yang super dan sukses membuat Sasuke terdiam.

"Rambutnya merah Sasu! Namanya Gaara! Dia baik!"

"Aku hanya tidak suka," lirih Sasuke membuat tangisan Sakura sukses berhenti dan memperhatikan wajah Sasuke lekat-lekat. "Aku tidak ingin membagimu dengan orang lain. Saku cuma punya Sasu, selamanya!"

"Se-selamanya?" Sakura membeo polos.

Sasuke mengangguk, dia meletakkan kedua tangannya di bahu kecil Sakura. Membuat tatapan mereka tambah intens. "Maka dari itu, sayangku, aku akan menikahimu!"

"Me-menikah?" Sakura sudah pusing dengan omongan Sasuke yang membingungkan, dan apa itu menikah? Kalau itu sejenis makanan manis, Sakura ingin sekali memintanya pada Sasori, kakaknya itu selalu memberikan apa saja yang dia mau!

"A-apakah menikah itu enak dan manis?" Sakura bertanya penuh harap.

"Tentu saja enak! Tapi, kalau manis mungkin saja," Sasuke menjawab santai, eh pura-pura sok tau, daripada ketahuan tidak tau dan Sakura tidak jadi menikah dengannya? Kan bisa berabe. Lagian dia juga kan belum pernah menikah!

"Saku mau, mau dan mau!" Sakura membayangkan menikah itu lebih manis rasanya ketimbang dango.
Berfikir kalau dia mendapat respon yang positif, Sasuke kembali melanjutkan omongannya. "Iya dong! Saku juga makan yang banyak ya? Biar dedek bayinya lahir," jangan lupakan tangan Sasuke yang sukses membuat kedua orang tua beserta si sulung membisu di tempat!

"Ba-bayi?" Sakura bingung, apa hubungannya bayi sama makanan manis melebihi dango?

Tanpa aba-aba Sasuke menarik tangan Sakura untuk turun dari bangku dan menuju kamar Sasuke di lantai dua. Sayup-sayup terdengar celoteh tentang 'membuat anak'.
Wadepak?!

Ap-apaan ini?! Mereka tidak masalah jika Sakura bakal jadi salah satu keluarga resmi mereka, tapi siapa yang tega mencemari otak Uchiha-nya Sasuke?

Kedua lelaki Uchiha langsung menoleh pada Mikoto yang memasang senyum gugup, ibu rumah tangga di keluarga ini pantas dicurigai sebagai tersangka. "A-ano kemarin siang aku menonton drama Turki be-bersama.. Sasuke."

Nafsu makan Itachi menguap sejadinya. Tambah galau dia ini, diumur yang hampir 18tahun saja dia masih menjomblo, secepat inikah dia akan mempunyai adik ipar? :emotnelangsa:

Rasanya Itachi ingin terbang ke Nirwana dan jatuh dalam pelukan Nana-chan.
.
.
.
.
Other Side Story.
.
Sasuke Uchiha membuka pintu rumahnya, setelah melepas alas kaki di tempatnya. Dia langsung duduk di sofa besar ruang keluarga, disebelah ibunya. Mikoto yang melihat kelakuan anaknya setelah pulang sekolah hanya geleng-geleng kepala. Duh nge-bossy banget ini bocah, mirip Papi Fugaku saja. Mandi kek, ganti baju kek, ngapain kek gitu. Masa langung duduk manis begini!

"Mami nonton apa?" Tanya Sasuke sembari tangannya menyambar gelas berisi jus jeruk diatas meja. Mikoto makin greget, nih bocah juga lancang amat sih, itukan punya Mami! Meskipun batin Mikoto greget tapi dia hanya diam dan merapalkan doa awet muda, lama-kelamaan sikap Dedek Sasuke tuh bikin kerutan samar di wajahnya! Sekarang dia paham bagaimana kerutan wajah di Itachi yang melintang itu tercipta.

"Ini film drama Turki, sayang. Namanya Oro-Junet Uyyeah."

Malesin banget sih Mami nonton film beginian, mendingan juga dangdut Asia, batin Sasuke. Lagian kan dia pengen nonton Paman Obito yang katanya bakal goyang sharingan. Toh dia menikmati film Turki itu juga.

"Mih, itu ngapain sih mereka tatap-tatapan gitu? Kan perih nanti Mih matanya."

Mikoto menghela nafas gusar.
"Gini ya, Adek Sasu. Jadi tuh yang cowok namanya Orochi," Mikoto menunjuk cowok berambut panjang, ber-eyeliner badai yang sedang menggendong bakul di bahunya. "Nah dia itu tukang jamu gendong, terus dia jatuh cinta sama Junet si bangsawan bule kaya raya sejagad raya," Mikoto menunjuk cewek berambut putih dan berkacamata bulat penuh. "Lalu.... (bla) (bla) (blub)"
Saat itu tercemar sudahlah otak lurus Sasuke.

Bocah kecil itu mendengarkan secara seksama plot singkat film yang diceritakan Ibunya dengan semangat. Matanya melihat tontonan itu dengan khidmat.

End.

Cerita Sasuke & SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang