Satu jam saja (1/2)

1.8K 102 20
                                    

Inspirasi : ketika lagi nyanyi-nyanyi dalam perjalanan ke kampus, everyday like that dan lagunya ngacak, itu tanpa pakai headset loh. Dan tiba-tiba saya ngasal nyanyi lagu ; satu jam saja.

.

Summary : Sakura berharap, bisa membuat kenangan satu jam terakhir yang berkesan bersama Uchiha Sasuke.

.

"Hallo. Ah, ada apa Sayang?"

"..."

"Iya, tidak perlu dipaksakan. Aku tau kamu sibuk, lusa nanti tolong kabari aku jika penerbanganmu sudah sampai ya."

"..."

"Haha, tentu saja aku akan menjaga diriku baik-baik. Aku juga mencintaimu."

Aku menutup sambungan panggilan kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku jaket kulit yang aku kenakan. Hanya diam menikmati danau berwarna kehijauan karena langit yang temaram.

"Sendu sekali wajahmu ini, Sakura." Demi mendengar suara yang sangat dirindukan, aku mengangkat kepala yang sedari tadi menunduk dan mendapati seraut wajah penuh ekspresi khawatir milik Uchiha Sasuke. "Ada sesuatu yang menggangumu?"

"Tidak, jangan dirisaukan." Suaraku di usahakan lebih lembut dari biasanya, "aku hanya berpikir cucian di halaman rumah, sepertinya akan turun hujan dan aku takut mereka kebasahan."

Sasuke terlihat tidak puas dengan penjelasan yang aku berikan, kini mengernyitkan kedua alisnya. Berusaha tampak galak, macam tipikal guru kedisiplinan jaman kami sekolah dulu, mengingatnya sekarang justru membuatku tertawa.

"Kamu seharusnya takut padaku, Sakura. Bukan menghinaku dengan tawamu ini!" Sasuke berkata penuh nada intimidasi. Tapi maaf dear, aku tidak mempan dengan itu.

Aku menghentikan tawaku dan menatap Sasuke dalam, "jadi kamu tidak suka aku tertawa? Aku harus bermuram durja setiap saat? Aku-"

"Aku lebih suka melihat Sakura yang menjadi dirinya sendiri saat bersamaku," Sasuke memindahkan satu tangannya di atas kepalaku yang sebelum itu di sisi pinggangnya. Dimanja seperti ini, aku tersenyum semakin lebar. "Masuklah ke dalam, kita harus makan sesuatu."

Puas mengacak rambutku lembut, Sasuke mengamit tanganku dan kami berjalan beriringan bersama memasuki kafe, meninggalkan teras yang berkanopi.

Masih kafe yang sama saat jaman kami SMA dulu. Kafe bernuansa merah muda yang khusus menyediakan beraneka ragam jenis es krim dengan berbagai variasi topping. Pak Kakashi, selaku pemiliknya sengaja tidak banyak melakukan perombakan pada interior kafe ini demi mempertahankan ingatan dan kenangan para alumni sekolah XYZ jika berkunjung kembali dan tetap saja menjadi primadona anak sekolahan saat jam istirahat mereka ataupun selepas pulang.

Setelah kami mencari tempat duduk di tengah kepadatan pengunjung. Sasuke meninggalkan aku untuk mengantri es krim di counter, tanpa bertanya pesananku terlebih dahulu. Ku perhatikan punggung tegap Sasuke di urutan lima dari tujuh orang yang mengantri, dengan tinggi tubuhnya yang menjulang hingga 182 sentimeter, tentu saja terlihat mencolok.

Tatapanku tidak beralih dari Sasuke sampai akhirnya dia berhasil mendapatkan dua mangkuk besar es krim dan berbalik arah menghampiriku. Astaga, jantungku! Aku bahkan tidak merasakan keberadaannya lantaran terlalu gugup di tatap sedemikian intens oleh lelaki tampan nan keparat itu.

"Sakura..." Sasuke sudah menduduki kursi di depanku kemudian menggeser pelan mangkuk es krim rasa mangga madu padaku. "Makanlah yang banyak, dan jika masih lapar kita akan pergi ke tempat lain."

"Sungguh?!"

Sasuke mengangguk dan tersenyum miring seperti biasanya, "apapun untukmu, Sakura."

Gerakan tanganku yang tengah menyedok es krim untuk suapan pertama terhenti mendengar ucapannya barusan bagai seringan kapas. Ku alihkan setengah wajahku untuk menyembunyikan bola mataku yang hampir basah.

Cerita Sasuke & SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang