Brownies Love (1/?)

2.2K 144 12
                                    

Inspirasi : hm, ada yang tau istilah Lolicon? Nah ini kebalikannya, apa hayooo! Tapi karena *piiit* harus berusia dibawah umur, jadi saya pake istilah slang umum menjadi judulnya.

.

Summary : Sasuke lelah, letih dan lesu. Kemudian wanita itu menambah daftar kesekian hari termenyebalkannya hari ini. Eh besoknya?

.

"Sas, lu engga ikut kongkow?" Naruto, sahabat karib semenjak masa orientasi SMA bertanya, tanpa perlu menoleh padaku. Dia disibukkan dengan buku-buku diatas meja dan menaruhnya asal ke dalam tas.

"Tidak, aku harus kesuatu tempat."

Kini setelah berhasil meresleting tasnya, aku bertatapan dengan mata khas bulenya. "Ah engga seru, engga ada lu."

"Kita kan sudah kelas tiga Nar. Mending belajar aja."

"Duhileh, rambut gue yang pirang cerah ini bisa kelabu nan suram! Besok juga belajar kok."

Aku mengedikkan bahu sekenannya, sudah mengetahui maksud terselubungnya dengan selalu membawaku wara-wiri ketempat tongkrongan gaulnya. Untuk menggaet cewek cantik, apalagi? Alibinya membawa-bawa namaku padahal dia sendiri yang modus. Tanpa memperdulikan respon kecewa buayanya, aku meninggalkannya.

"Tiati bro!"

"Ya."

*line!*

Mama : Sayangku! Jngn lupa psenan mm. Cus balik aja, abis dapet kuenya. Gk usah tutor segala.

Isi line dari ibuku disusul foto bukti transferan sejumlah uang ke rekeningku sendiri. Jangan lupakan stiker love-love aneh yang menyertainya.

Menghembuskan nafas pasrah, aku segera meng-order taksi online dari aplikasi di ponsel. Setelah sebelumnya mengirimkan hasil screenshoot line mama dan dikirimkan lagi ke papa, biar dia tahu aku tidak mengikuti les dan mempunyai bukti dari sponsorku, supaya apa lagi? Papaku yang kejam itu tidak memangkas anggaran bulanan untuk susu karton rasa pisang 125ml.

.

Aku terengah, menetralkan detak jantung yang berdetak lebih cepat. Melangkah gontai membuka pintu masuk restoran terkenal khusus cake dan pastry. Aku malah menduduki asal bangku, mencari botol tumblr dan menegak air putih, tanpa rasa dan warna tentunya. Disusul menyeka peluh di dahi, sedikit mengabaikan spot yang di isi gadis SMA seusiaku yang saling berbisik. Mereka kenapa? Apa aku salah? Benar kan kalau makan dan minum harus duduk?

Setidaknya perasaanku bisa tenang hanya dengan mencium bau khas kue yang membaur dengan udara. Segera aku mendatangi counter-side.

"Maaf mba, tapi Chocolate Red Velvet Cake nya sudah dipesan, kami bisa memberikan beberapa potong slice kalau kau tidak mau menunggu minimal setengah jam untuk satu loyang."

Kasir dan pramuniaga yang berdiri dibelakang counter-side berusaha membujuk wanita di depannya, kemudian menunjuk-tunjuk beberapa kue lagi dibalik showcase. Berusaha merayu untuk move on.

"Tetap saja tidak bisa. Saya diburu waktu," karena aku mempunyai penyakit mata rabun jauh, maka aku baru melihat ekspresi wanita itu. Tampak keras dan dingin. Mengingatkanku pada karakter jahat ibu tiri Bawang Merah atau Cinderella.

"Mungkin dilain waktu, anda bisa memesan dahulu sebelum datang." sang pegawai menunduk sopan.

"Saya juga tidak akan tau seperti ini, lagipula siapa yang memesan kuenya?"

"Dengan nomor pesanan 1301Xyp0 pada pagi hari ini, atas nama-"

"Mba, bisa saya mengambil pesanan Chocolate Red Velvet Cake nya?"

Cerita Sasuke & SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang