Inspirasi : Menunggu kekasih saya memberi kabar disaat dia lagi sibuk packing barang pindah kosan, H-2 ngampus.
.
Summary : Ketika Sakura diharuskan untuk menunggu yang kesekian kalinya.
.
.
.Pagi menjelang.
Sakura sudah sangat terbiasa dengan kata itu. Menunggu, menunggu dan menunggu.
Sepanjang hidupnya.
Saat dirinya harus mengantri pesanan kopi di kafe kesukaannya, menanti bus yang ditujunya melewati halte, atau menunggu Sasuke yang selalu mendahaluinya ke kamar mandi pada setiap paginya.
Bahkan menunggu bertahun-tahun untuk mendapati Uchiha Sasuke menyatakan perasaannya. Kemudian berbisik di telinganya.
"Menikahlah denganku Sakura, ah kau harus menikahiku. Kau harus menggunakan marga yang sama denganku. Kau harus mempunyai anak dari spermaku. Kau harus setia dan mencintaiku, karena aku pun begitu. Ini perintah yang mutlak, Sa-ku-raa!"
"Uhm, bagaimana kalau aku berf-"
"Ku anggap itu jawaban 'ya' darimu. Terimakasih."
"T-tapi..."
"Hn, besok kau harus fitting baju pernikahan."
Sakura masih bisa mengingat bagaimana merona wajah dan langsung digantikan rasa panik saat Sasuke langsung membawanya kerumah besar Uchiha.
Melamar Sakura untuk kedua kalinya pada seluruh anggota keluarga Uchiha yang saat itu sedang berkumpul mengadakan penjamuan -entah ini kebetulan atau sudah direncakanan calonnya.
Sakura mendengus kesal, lihatlah dia sekarang. Menunggu.. lagi?!
Orang-orang menatapnya heran.
Dia berdiri di pinggir trotoar jalan kompleks gapura perumahan Uchiha, dibawah rintikan air hujan, padahal beberapa meter disampingnya terdapat halte.
Orang-orang menatapnya aneh.
Dengan mantel hijau panjang yang memperlihatkan sebagian rambut panjangnya yang berwarna merah muda, sepadan dengan sepatu boots yang dikenakannya.
Orang-orang menatapnya seperti gembel.
H-hei! Semua yang dipakainya dikeluarkan dari galeri branded dengan jumlah yen yang fantastis! Tidak ada gelandangan yang terlihat modis seperti dirinya. Ya, anggap saja dia artis yang sedang berlatih akting, oke aktris cantik.
Sakura mendesah, merasakan dinginnya air hujan yang seakan menusuk kulit, meskipun mantel yang digunakannya berbulu lembut dan hangat di bagian dalamnya.
Dia melirik jam tangan yang berhiaskan kristal swarovski dengan muka murung.
Takut.
Ya. Sakura hanya takut apa yang dia tunggu tidak sesuai harapan. Dia takut menunggu dalam keresahan.
Seperti dua tahun yang lalu saat Sasuke dinas ke luar negeri - dia lupa apa nama negerinya - saat dimana negeri yang dia tuju ditimpa gempa dahsyat di beberapa titik kota besar, tepat dimana Sasuke berkunjung.
Dia menunggu. Menunggu kedatangan kabar dari Sasuke dengan was-was.
Dia hanya takut kehilangan Sasuke.
Suaminya.
Tanpa sadar air matanya mengalir, beriringan dengan makin derasnya air hujan yang membasahi dirinya. Sebelah tangannya mencengkaram erat bagian dadanya.
Bagaimana jika dia menunggu sekian lama Sasuke tidak kembali?
Dia tidak mau sendirian.
Tangan Sakura yang buku jarinya mulai mengerut karena kehujanan mengelus lembut perutnya yang sedikit membuncit.
"Sayang, sabar ya. Kita akan menunggu Ayah disini."
Orang-orang mulai mengiba padanya.
Namun kedatangan mobil sport anyar yang unlimited menyilaukan pandangan orang-orang di halte. Mobil itu tepat berhenti di samping wanita malang aneh yang terisak sambil mengelus perut buncitnya.
"Mommy! Mom!"
"Kei. Pakai mantel dulu!"
Seorang bocah lelaki berambut hitam kebiruan menghampiri wanita yang kini terpengarah melihat kedatangannya, disusul lelaki dewasa yang rupa wajahnya hampir menyamai bocah itu.
"Mommy! Aku merindukanmu," bocah kecil bernama Kei memeluk wanita yang diakui ibunya. Tidak peduli mantel luar ibunya membasahu bajunya. "Kumohon jangan pergi tanpa pamit lagi!"
"Ya. Kau selalu membuat kami khawatir."
"S-sasuke?"
Lelaki yang memayungi mereka berdua hanya menangguk kecil. "Nah ayo kita pulang!"
"Yeaah! Aku ingin menonton film kesukaanku bersama Mommy dan Daddy!! Bertiga!" Kei berjingkrak-jingkrak sambil memainkan tangan ibunya, mengundang Sakura selaku ibunya mengacak lembut rambut anaknya.
"Kau salah Kei, berempat bukan bertiga lagi." Jelas Sasuke.
Kei langsung terdiam. Matanya berbinar cerah seakan memenangkan hadiah action figure favoritnya. Kemudian bergulir melihat perut Sakura yang membuncit.
"Tentu saja! Ada Sarada, iyakan?"
.
.
.
.Other side story.
Beberapa jam sebelumnya.
Sasuke terbangun dari tidurnya akibat isak tangis seseorang, kepalanya menoleh ke samping kiri tepat Sakura meringkuk dengan bantalnya yang kini basah oleh air mata.
"Ada apa, Sayang?" Sebelah tangan Sasuke menarik pinggang istrinya untuk mendekat kearahnya.
"Moe hilang, M-moe hiks."
Sasuke menggeram kesal, dia kira ada sesuatu yang penting. Ternyata cuma seekor anak anjing yang mencari masalah dengan Direktur Uchiha di pagi hari bersama istrinya. Duh dari dulu dibuang saja anak anjing kampretnya daripada nyusahin.
"Kita akan mencarinya, oke?" Sasuke mengelus lembut rambut Sakura, setelahnya mengecup mesra jidat lebarnya. "Nah, kau turun kebawah dan siapkan makanan. Aku akan mandi dahulu."
"Ya," Sakura bangkit dari tidurnya namun ditahan oleh Sasuke. Sakura melayangkan tatapan tanya.
"Aku hanya ingin mengucapkan selamat pagi," tangan kekarnya mengangkat gaun tidur Sakura hingga batas perut buncitnya, mengelusnya penuh sayang. "Selamat pagi, Sarada."
"Untuk ku mana, Sasuke-kun?"
Sasuke menyeringai melihat wajah Sakura dan tanpa basa-basi menyerang bibir istrinya, memberikan lumatan dengan lidah yang saling bersahutan.
Che. Morning kiss.
.
.
Dua puluh menit kemudian Sasuke menuruni tangga dengan handuk yang masih tersampir di bahunya. Matanya mengerjap heran melihat meja makan yang hanya terisi oleh Kei."Kei, kemana ibumu?"
"Entahlah, tapi Mommy Saki sudah menyiapkan sarapan." Mulutnya sibuk mengunyah sandwhich tuna ekstra tomat kesukaannya dan Sasuke. "Sepertinya mencari Moe."
Hening. Sialan.
"Kei, ibumu sedang hamil!" Dengan sigap Sasuke langsung mengambil kunci mobil diatas nakas, berlari ke halaman rumah disusul Kei yang mengekor dibelakangnya.
Sialan. Sakura sedang dalam masa sensitif kehamilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Sasuke & Sakura
Fanfiction[ongoing] Dedicated for Uchiha Sasuke and Haruno Sakura lovers (S-Savers) from Naruto's anime. Naruto © Masashi Kishimoto. I don't take any material advantage by writing this story. I decided to insert my inspiration in every story as main idea ther...