Be My Valentine

5.9K 322 17
                                    

Inspirasi : Ketika kekasih saya tidak mengucapkan atau memberikan apapun saat valentine, sedihnya di hari yang sama, itu annive kita dan dia tetap membisu, tapi.. senyuman teduhnya di hari itu lebih manis dibanding cokelat manapun, saya rasa.
.
Summary : "Jidat, aku dapat sebuket bunga mawar merah lho dari Sai."/ "A-ano Kak Naruto mengajakku makan ramen spesial valentine."/ "Yo Sakura lihatlah cokelat manis yang diberikan Rin untuk ku."/ BERISIK SHANNAROOO!!!

.
.
.
14 februari.

Hari kasih sayang.

Sakura memikirkan apa yang harus diberikan kepada Sasuke. Cokelat? Lelaki itu tidak suka manis. Bunga? Please deh mana ada wanita yang memberikan bunga kepada lelaki. Boneka? Ck, lelaki manly berumur dua puluh enam tahun? Sasuke pasti akan mengejeknya.

Lalu apa?!

Untuk nona all knows seperti Sakura, jidat lebarnya bahkan terasa kosong. L-lagian kan masa wanita yang harus memberi? Itu kan tugas lelaki, wanita hanya menerima. Hm, sifat tsundere-nya kumat.

Rasanya Sakura tidak ingin pergi kemana-mana! Hanya berdiam diri saja dirumah. Sakit hati men, mentang-mentang valentine jalanan penuh warna pink! Najisss. Hiks, rasanya Sakura ingin mewarnai rambutnya yang norak ini.

Tadi pagi kerumah Ino, mengantar makanan dari orangtuanya sepulang keluar kota, tetangga 10 langkahnya itu malah pamer bunga mawar norak. "Jidat, aku dapat sebuket bunga mawar merah lho dari Sai."

Wanita pirang itu tersenyum mengejeknya. Kalau bukan sahabat dari jabang orok, sudah dikempret itu wajah barbienya pakai sendal.

Di siang harinya, Sakura kerumah Hinata di Kemang, mengajaknya untuk bimbingan skripsi kerumah dosen. Eeh, si manis anak keraton berucap lirih dengan muka merona.
"A-ano Kak Naruto mengajakku makan ramen spesial valentine. Maaf Sakura."

Dia pergi sendirian kerumah dosen pembimbing dengan muka nelangsa. Berasa jones. Dia kira dosen pembimbing yang sekaligus pamannya Sakura bakal ngejones juga, secara dia bujang lapuk, namanya Kakashi. Bukannya memberi bimbingan dan pengarahan penulisan skripsi dia malah asik makan cokelat. "Yo Sakura lihatlah cokelat manis yang diberikan Rin untuk ku."

Sakura malah dicuekin!

Kampret banget Paman Kakashi, dia yang bujang lapuk aja lebih bahagia ketimbang dia yang taken lima tahun!

Uchiha sialan!
.
.
.
Uchiha Sasuke membuka pintu apartemen kekasihnya dengan kunci cadangan yang dia punya. Isi ruangan apartemen itu benar-benar remang, bukan karena malam menjelang, tapi sepertinya si merah jambu menutup semua tirai jendela.

Sasuke khawatir, makanya dia berinisiatif ketempat ini sepulang kerja, tepat jam sepuluh malam.

Bukannya apa-apa, Sakura tumben sekali tidak memberinya kabar apapun selain mengucapkan selamat pagi, udah itu saja. Beda sekali dengan hari-hari sebelumnya yang dia biasanya mengirim sms spam berkali-kali jika Sasuke tidak membalasnya kurang dari sepuluh menit, beberapa kali mengacaukan meeting pentingnya dengan panggilan telepon karena diacuhkan. Dan sikap childish lainnya.

Entah kenapa.. Sasuke merindukan sifat itu.

Sasuke menaruh bungkusan makanan yang dia bawa ke meja makan. Dia melangkahkan kakinya kedalam kamar dan membuka pintu berwarna merah jambu.

Dia mengernyit.

Kamar ini cukup terang, dia kira akan remang seperti keadaan luar.

Sakura bergelung dibalik selimut merah tuanya, membentuk diri seperti kepompong. Sasuke segera menarik selimutnya dari bagian kaki, tapi Sakura menahannya. "Jika kau Sasuke-kun pergi dan jangan temui aku!!"

Salah satu alis Sasuke terangkat melihat sikap absurd kekasihnya yang kambuh, begini nih kalau pacaran sama bocah. Harus sabar-sabar diri, hiks. "Kenapa sih? Ayo bangun, aku membawakanmu sesuatu."

Mata Sakura langsung terbit sepuluh watt, kemerlip seperti lampu hiasan di pohon natalnya tahun kemarin. "BAWA APA?!" Menyentak kasar selimutnya dan membuang sembarang arah.

Tidak terlalu menanggapi ekspresi Sakura yang langsung berubah secepat ninja bayangan, dia menjawab enteng.

"Sup ayam lada hitam, kesukaanmu."

Mata Sakura melotot.

Wadepak? Demi sempaknya dedek Sasori!!! Sakura lebih milih main boneka-bonekaan seharian sama sepupu bocahnya ketimbang mempunyai pacar tidak peka seperti ini!

(Ini valentine...)

"Aku juga menambahkan banyak jamur kancing, kesukaanmu."

(INI Valentine...)

"Kau mau aku memanaskannya lagi dan menempatkannya dimangkuk kelinci, kesukaanmu?"

(INI VALENTINE!! MAS SASUKE!)

Kesukaanmu, kesukaanmu, ndasmu!!

Tanpa sadar air matanya berlinang, Sasuke yang melihatnya langsung panik. Dia langsung menduduki kasur dan memegang tangan Sakura yang ditepisnya kasar.

"Ini valentine. Hiks!"

"Ck, ada apa Sakura? Kalau memang valentine kenapa?"

Mata Sakura memincing tajam, Sasuke dapat merasakan silaunya. "Berikan aku hadiah dong! Ini kan hari kasih sayang! Bego banget, katanya dikit lagi mau diangkat jadi calon CEO?! Otak jeniusmu hilang dimana?!"

Keki. Sumpah Sasuke keki banget.

Duh, untung Sakura pacarnya dan dipastikan akan menjadi dear calon waifu, kalau engga mah... bakal di tendang nih bocah songong.

"Sakura dengarkan aku, cintaku padamu akan selalu sepanjang hayat, tidak berpatokan dengan hari perayaan bodoh apapun."

Sakura membisu.

"Tidak perlu adanya hadiah sebagai simbol untuk mengungkapkan perasaanku padamu. Semua yang kulakukan padamu sudah spesial, spesial hanya untukmu."

Sakura terenyuh.

Bodoh.

Tolol.

Siapa yang kekanakan disini?!

Dia. Haruno Sakura!

Sasuke memanfaatkan situasi ini dengan mendekatkan bibirnya dengan bibir Sakura, merasakan nafas hangat kekasihnya dan memanggut pelan bibir yang terasa cherry itu.

Selagi Sasuke menyamankan ciumannya untuk Sakura, diam-diam jari tangannya menyentuh rambut Sakura dan menempelkan jepitan biru di rambut kekasihnya.

Kecil. Polos.

Tapi jangan sangka, dia memberikannya dengan perasaan cinta tiada batas.
.
End. So gimana kisah valentine kalian?!

Cerita Sasuke & SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang