Eeehh

4.2K 219 6
                                    

Inspirasi : Beli aci pake telor di depan Indomaret. Melihat orang yang familiar, cuma lihat doang. Udah gitu aja.

.

Summary : "Lihat noh, Sasuke sama cewek lain!"

.
.

Motor matik yang ku kemudikan berjalan perlahan dan berhenti di depan tukang cilor yang banyak pembelinya. Maklum abang cilornya sudah menjadi idola, ehm tapi dagangannya.

Kubiarkan Haruno Karin bilang ke abangnya pesanan kami, sementara aku hanya duduk nangkring di atas motor. Aarghh! Bosan. Menunggu adalah hal yang paling ku benci. Kalau begini mending stalking mantan pacar di semua sosmed, eh enggak deh, si doi kan kudet cuma bisa main facebook saja. Hhh postingan status terakhirnya saja empat bulan yang lalu.

Uchiha Sasuke, nama cowok yang kata orang mah bak Dewa Adonis bla-bla-bla, bagiku dia itu kaya kutu kupreet yang super duper nyebelin apalagi kalau mengganggu kegiatanku dengan alasan anehnya. Ta-tapi, tetep saja kokoro ini deg-deg-an kalau deket si Abang Sasu.

Orang terdekatku bilang hubunganku dengan Sasuke ;

Ino : Hh, yang kutahu Sakura itu orangnya cablak, tapi pas di dekat Sasuke, si Jidat malah kaya kembarannya Azis Gagap trus salah tingkah gitu, trus Sasuke sebaliknya trus mereka so sweet banget trus rasanya jadi kaya iri-iri gituuu liat mereka. Trus belok kanan sampai simpangan ketiga.

Naruto : Sialaaan!! Sasuke itu bajingan beruntung. Bisa-bisanya dia nikung gebetan sahabatnya yang dari SMP. Untungnya rasa sakit hati ini sudah terobati dengan rasa mulesnya setelah menerima makanan dari gue.

Hinata : A-ano, menurutku Sakura terlalu baik untuk Sasuke.

Terlalu baik.

Yaaa, terlalu baik.

Itulah alasannya Sasuke memutuskan hubungan diantara kami seminggu yang lalu. Padahal hubungan kami seperti pasangan normal lainnya.

Aku yang selalu mengerjakannya tugas pekerjaan rumahnya jikalau dia sedang sibuk dengan kegiatan klub olahraganya -tanpa kusadari dia sibuk hampir setiap hari. Aku membuatkan bekal kesukaannya. Aku yang mengusulkan tempat untuk kami kencan sekaligus mereservasinya terlebih dahulu. Aku pandai me-loby kedua orang tuanya, sekedar mengalihkan mereka dari kegiatan basket Sasuke, yang mereka anggap engga guna.

Aku yang terlalu mencintainya begitu banyak.

"Etbuset, kita bakal lama nih Kak nunggunya, yang beli banyak." Aku hanya mengangguk kalem mendengar ocehan kakakku.

Haruno Karin melototkan bola matanya pada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak, membuat abangnya kwalahan. Anak lelaki yang mendapatkan tatapan maut itu hanya menyengir, memperlihatkan deretan gigi grepes-grepesnya. "Gue doain lu makan cilor kebanyakan, giginya ompong semua!"

Kemudian motor yang kami duduki sedikit berguncang dengan gerakan Karin. Aku mengabaikanya. Toh dari jaman jabang bayi sampai dia udah segede gini, masih saja itu anak hiperaktif. Tidak seperti adeknya  yang suka kena penyakit anemia, hiks. Lemes Bray. Alih-alih diam, Karin melanjutkannya dengan mencubit kencang pinggangku. Sebelum aku menyemprotnya dengan kata-kata setan, dia terlebih dahulu  memiringkan kepalaku juga memonyongkan bibirku. Pengennya sih teriak kesal ; Duh Mpret, bibir Adek teh masih perawan, jangan lu memblehin.

"Liat noh, Sasuke sama cewek lain!"

Ehhh?

Terpaku melihat pemandangan di depanku. Melihatnya bersama gadis lain. Oh mungkin bukan gadis, tapi wanita, menilik dari penampilannya yang lebih berkelas. Khas 'Uchiha' banget.

Cerita Sasuke & SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang