Sarada's Fairytale

6.4K 340 12
                                    

Inspirasi : Teringat masa kecil saya yang tidak pernah dibacakan dongeng. Sedih? Engga, Ibu selalu me-puk-puk bokong saya hingga tertidur. Kalian gimana?
.
Summary : Sakura membuka boks merah yang berisi kumpulan buku-buku dongeng dan mendapati hampir tidak ada buku yang belum dia bacakan untuk Sarada.
.
.
.
"Mama?"

"Apa sayang?" Aku mengalihkan atensiku dari wortel yang sedang kurajang pada Sarada.

Gadis cilik baru memasuki umur enam tahun lima hari yang lalu itu mengerucutkan bibirnya. Oh sepertinya ada yang merajuk. Aku mengelap tangan kotorku pada apron putih yang kukenakan saat ini dan berjalan mendekati Sarada, anakku yang duduk diatas kursi meja makan.

"Papa kapan pulang?"

Huft. Sarada dengan daddy complexnya yang mulai kumat.

"Maunya?" Aku mencolek dagunya yang sukses membuat Sarada kesal.

"Aku bertanya Mama, jangan bercanda." Sarada melanjutkan meminum susu rasa vanilanya dengan muka cemberut. Mengingatkanku dengan ekspresi Sasuke yang serupa kalau mode ngambeknya on.

Aku melihat jam dinding yang menunjukan pukul hampir sembilan malam. Ini sudah melebihi setengah jam jadwal tidur Sarada. Hm, anak itu dengan kekeras kepalaannya yang menunggu Papanya.

"Tick-tock, sudah lewat jam tidur sayangku!" Aku bertepuk tangan riang, yang disambut dengan anggukan lemah Sarada, dia sudah mulai mengantuk.

Ck, terlalu memaksakan diri menunggu Sasuke.

Dia merenggangkan kedua tangannya, memberi kode padaku meminta gendongan. Dia tau aku tidak bisa mengelak dari permintannya, Sasuke selalu menasehatiku untuk tidak terlalu memanjakan Sarada. Kenapa sih memangnya? Toh dia anakku! Eh anak ku dengan Sasuke!

Sebelumnya aku membuka lilitan apron di pinggangku dan mematikan kompor listrik, biarlah bisa ditunda makan malam dengan Sasuke.

Aku menurunkan Sarada di tempat tidur serba merahnya, sebagai informasi anak ini menyukai warna merah dan hitam. Suram, perpaduan warna yang suram.

Padahal aku sudah menyarankan warna pink dan biru muda!

"Mama, bacakan aku dongeng?"

"Hm, dongeng apa ya?" Aku membuka boks merah yang berisi kumpulan buku-buku dongeng dan mendapati hampir tidak ada buku yang belum aku bacakan untuknya. "Hm, mungkin kita harus membeli buku bacaan baru di perpustakaan besok?"

Sarada mengangguk.

"Meskipun begitu aku tetap ingin dibacakan dongeng!"

Kukira dia akan tertidur dengan sendirinya. Menyebalkan.

"Mama tidak pandai mengarang cerita sayangku," tapi mama bisa menjelaskan padamu tentang susunan tulang manusia, cara menyembuhkan penyakit, bagaimana meramu obat dan -

"Yasudah, apa saja! Please. Asal jangan tentang medis."

-oh sialan.

"Oke terserah kau saja," aku tersenyum simpul sembari mengelus rambut hitamnya.

"Ahh bagaimana kalau tentang.. EHH PAPA PULANG!"

Sarada menyentak kasar selimutnya, membuang ke pinggir kasur dan langsung meloncat kepelukan Sasuke yang sudah merentangkan tangannya.

Aku membalas senyum Sasuke dibalik bahu Sarada. Dia memberi isyarat padaku yang langsung kupatuhi.

Quality time berdua dengan kesayangannya. Uchiha Sarada.

Cerita Sasuke & SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang