Ke esokan paginya, hari ini masih hari libur, minggu. Bima olahraga pagi, bersama ketiga temannya di Gelora Bung Karno. Sementara itu, Aurora juga sedang lari bersama Samudera dan Alpa. Aurora dan Alex bertemu, mereka lari bersama, Samudera yang tidak mau kalah akhirnya Ia ikut lari menambah kecepatan agar bisa di sebelah Aurora.
"Lo ... hobi lari ya, Ra, udah berapa puteran masih kuat aja," ucap Alex sambil terus berlari
"Iya gue emang suka lari dari kecil,"
"Sama dong kaya gue," sambung Samudera, yang membuat alis Alex terangkat sebelah.
Bima hampir ingin tertawa melihat tingkah baik Alex maupun Samudera, tetapi ia tahan.
Setelah lari mengelilingi Gelora Bung Karno, mereka sarapan bersama, sebenarnya Alex hanya buat janji dengan Halley's tapi ternyata Aurora, Samudera dan Alpa juga sedang olahraga, jadilah mereka bersama. Kemudian, Bima melihati Alex yang sedang asik berbicara dengan Aurora.
Sementara itu, Kejora juga matanya tidak bisa berhenti untuk tidak melihat Alex dan Aurora. Keduanya terlihat akrab, sangat akrab.
Dalam hati Kejora, "Alex jangan bilang kalau lo jatuh cinta sama dia... Rapuh Lex, hati gue rapuh..."
Kemudian, pandangan Bima menuju kepada Kejora yang terlihat lesu, sedih, dan sebagainya. Lalu, ia menghampiri gadis itu sambil membawa botol minum air putih di tangan kanannya.
"Minum nih, haus kan?" Bima menawarkan sebotol air putih padanya
"Thanks." Kata Kejora, menerima botol itu dan membuka tutupnya lalu meminumnya.
Kemudian, Kejora terbatuk-batuk melihat Alex bergandengan dengan Aurora, sekali lagi bergandengan, bukan hanya dirinya yang terkejut tetapi juga yang lainnya.
Ketiga temannya Alex juga Samudera dan Alpa melotot melihat Alex menggandeng Aurora, dan yang di gandeng jadi kikuk sendiri.
"Sam, gue pinjem Aurora ya. Dia balik sama gue...," ucap Alex dengan tenang.
Bima terus mengamati mereka.
Gadis itu, Aurora terlihat sedikit malu-malu, dan terlihat Samudera masih belum rela mengikhlaskan jalan bersama orang lain, walaupun memang Samudera bukan apa-apanya Aurora, tapi tetap saja terlihat jelas kecemburuan itu ada.
"Tanya aja orangnya mau apa nggak." jawab Samudera,
"Emang mau kemana, Lex?" tanya Aurora,
"Temenin gue beli sesuatu," jawab Alex.
Dalam hati Kejora, "Kenapa nggak gue aja, gue bisa kok, Lex. Duh, makan hati mulu gua..."
"Hmm gimana ya," Aurora ragu-ragu, kemudian melirik Samudera yang pasang wajah datar, dan Alpa yang mengangkat bahu.
"Udah temenin aja Alex, nggak akan di apa-apain, pasti aman sama Alex." Bima mendukung, Alex tersenyum.
Dalam hati Kejora, "Bima apa-apaan sih kok malah dukung?! Ishhhh..."
"Oke," Aurora mengangguk setuju.
Kemudian, mereka semua pulang, Kejora di mobil diam, tidak banyak bicara dan Bima mulai mengerti apa penyebab akhir-akhir ini mood cewek yang Ia suka berantakan.
Tiba-tiba radio yang sedang mereka dengar, memutar lagu yang sesuai dengan perasaan Kejora dan juga Bima saat ini.
Baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan...
Kau buat remuk, seluruh hatikuuu...
Kemudian, Bosca dari belakang ingin mematikan lagu tersebut tetapi...
"JANGAN!" pinta keduanya, membuat Bosca terheran-heran melihati Bima dan Kejora bergantian, kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Iya, iya... buset, kompak bener lo berdua." Kemudian, Bosca diam terserah kedua sahabatnya itu mau dengar lagu apa juga.
Setelah Bima mengantar Bosca pulang, Kejora masih bersama dirinya di dalam mobil.
"Bim, gue laper." Ucapnya memasang wajah melas.
"Iya ayo kita makan."
"Asik!"
Bimapun segera membawa Kejora ke tempat makan terdekat.
"Andai lo itu Alex...," ucap Kejora dalam hatinya, sambil melihati Bima.
"Oy itu makanannya udah di depan mata, malah liatin gue. Emangnya kenyang liatin gue? Hahaha."
"Eh iya Bim. Oke, mari makaaannn...."
Bima senang bisa sering bersama Kejora, menghabiskan waktu bersama, tetapi Kejora tidak pernah sadar akan perasaannya, dan Bima juga tidak habis pikir bagaimana kalau Kejora mengetahui perasaannya yang sebenarnya.
Akankah semuanya akan sama?
Akankah Bima dan Kejora tetap dekat?
Akankah mereka akan selalu jalan bersama?
Akankah semuanya baik-baik saja?
Bima harap demikian, karena suatu saat nanti Kejora pasti lambat laun tahu perasaannya.
"Lo masih laper nggak?"
"Udah kenyang, Bim."
"Oke, kita pulang sekarang?"
"Nanti lah baru selesai makan buru-buru amat, atau lo mau ada acara?"
"Enggak ada sih Kejora, hehe. Baiklah."
Dalam hati Bima, "Ngobrol apa ya masa sibuk masing-masing sih, ayo Bima cari pembicaraan yang sekiranya bisa bikin cewek masa depan lo ini tertawa.."
"Bim...," panggil Kejora,
"Iya?"
"Kenapa lo masih jomblo?"
"Lo sendiri?"
"Kok malah nanya balik...?"
"Iya kan nyatanya lo juga jomblo...,"
Dalam hati Bima, "Karena gue gak mau ada yang bisa memasuki hati gue selain lo."
"Ngeselin!"
Kemudian, Bima bangun dari tempat duduknya dan duduk tepat di samping Kejora karena kebetulan mereka duduk di bangku panjang.
Bima membenarkan rambut Kejora yang sedikit berantakan, sementara itu Kejora ada sesuatu yang berbeda darinya, tetapi dia tidak begitu perduli dengan rasa itu.
Ingin sekali Bima mencium puncak kepala Kejora, tetapi ia tahan untuk tidak mencium puncak kepala Kejora.
"Bim, rambut gue jangan di apa-apain ah."
"Enggak, orang di benerin juga."
"Iya, iya... Ya udah, yuk pulang...?"
Kejora jalan lebih dahulu menuju parkiran, Bima menghela nafasnya kemudian menyusul gadis itu.
- To Be Continued -
Yeay, update lagi!
Sampai ketemu sabtu depan! :D
Buat yang belum baca cerita baruku, silahkan cek ya 'HEXAGON'
Alex Wolff as Bosca
Jangan lupa tinggalkan jejaknya!
Deeeaannn,
27 Feb 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Mine 2 [Completed]
Teen Fiction[Disarankan untuk baca Make It Mine terlebih dahulu, baru baca seri keduanya.] Kalau sayang sama seseorang harus menunggu sampai waktu tepat atau lebih baik cepat-cepat menyatakan? Pernahkah kalian menginginkan orang yang kalian suka untuk selamanya...