Part 40

396 18 0
                                    

Pagi harinya, Kejora sudah siap dengan pakaiannya dan semuanya untuk hari ini. Kini, ia di rumah sendiri, karena kedua orang tuanya kerja.

Kejora melirik jam tangan yang ia pakai di tangan kirinya, menunjukkan waktu pukul 8 pagi tapi Bima tidak kunjung datang.

Sampai akhirnya, suara klakson mobil terdengar dari luar, membuatnya tersenyum dan segera keluar mengunci pintunya.

Kejora masuk ke dalam mobil, ketika sudah di dalam, ia merasa ada yang aneh dengan Bima, Bima sedaritadi hanya diam, bahkan belum menyapanya. Tidak lama, Bima tersadar dan bingung melihat Kejora yang tampak formal dari atas sampai bawah.

"Lo mau kerja?" tanya Bima, Kejora menggeleng.

"Gue mau ngurus paspor sama visa, lo mau temenin gue kan?" tanya Kejora.

"Paspor? Visa? Lo mau kemana?" tanya Bima.

"Singkirin dulu pertanyaan itu, gue jawab setelah nanti beres. Oke?"

Bima mengangguk dan menuruti kemauan Kejora, ia segera menghidupkan mesin mobilnya.

***

Malam harinya, kini Bima dan Kejora tengah berada di sebuah Restoran Steak, keduanya sedang menunggu pesanan yang mereka pesan.

"Lo hutang cerita sama gue," kata Bima sambil melihati Kejora yang ada di hadapannya.

Kejora yang sedaritadi melihat ke luar jendela segera melihat ke arah Bima, dan berkata, "Oh iya ... makasih ya udah nganterin gue."

"Itu bukan jawaban, Kejora ... Lo mau ke luar negeri?" tanya Bima tanpa basa-basi.

Kejora menunduk, dan seorang pelayan menghampiri mereka menghidangkan pesanan yang telah mereka pesan.

"Gimana kalau kita makan dulu?" tanya Kejora sambil mengambil garpu dan pisau miliknya, sementara itu Bima diam saja dan ikut makan juga.

"Gue bilang sekarang sama Bima? atau gimana ya ...?" pikir Kejora dalam hatinya, sambil mengunyah makanan yang telah masuk ke dalam mulutnya.

Di tengah makan malam mereka berdua, handphone Bima berdering dia melihat layarnya tersebut.

Matt's Calling

"Siapa?" tanya Kejora.

"Kakak gue."

Dalam hati Kejora, "Tumben manggil kakak?"

"Gue angkat, ga apa-apa kan?"

Kejora mengangguk, dan Bima bercakap-cakap via suara melalui handphone-nya dan tidak lama telepon itu berakhir.

"Kenapa? Dia nanya lo sama siapa ya? tadi gue denger lo sebut nama gue sih hehehe ..." kata Kejora, lalu menyuap makanan ke dalam mulutnya.

"Iya nih, Si Matt." Ujar Bima, lalu lanjut menghabiskan makanannya.

Setelah selesai makan, keduanya kekenyangan karena porsi makan malam mereka yang besar.

"Bim, are you okay?" tanya Kejora, hati-hati.

Bima terdiam, lalu berkata, "Yes, I'm okay." Lalu melanjutkan, "Kejora, lo nggak akan pergi jauh kan?" dan Kejora hanya menggeleng.

"Mau pulang sekarang?" tanya Bima.

"Boleh, lagian udah malam juga, Bim."

Lalu, Bima bangkit dari tempat duduknya begitu juga dengan Kejora. Dengan cepat, mereka meninggalkan restoran tersebut.

***

They can imitate you
But they can't duplicate you

Begitu terdengar lagu tersebut, Bima buru-buru membesarkan volume audionya tersebut dan bernyanyi.

Cause you got something special
That makes me wanna taste you

Kejora melirik ke arah Bima dan ikut bernyanyi bersamanya.

I want it all day long
I'm addicted like it's wrong

I want it all day long
I'm addicted like it's wrong

"Lo suka lagu ini juga?" tanya Bima.

"Iya. suka nih gue ... hahaha."

Bima tersenyum lebar, dan terus fokus ke jalanan sambil bernyanyi sampai lagunya selesai.

***

Saat memasuki perumahan Kejora, Kejora terus-terusan melihati Bima yang matanya terus tertuju pada jalanan yang ada di depannya. Bima yang merasa diperhatikan, lalu melihat ke arah Kejora, mendapatkan dirinya sedang dilihati terus menerus.

"Lo kenapa sih, Kejora... Udah kaya mau pergi jauh aja." Kata Bima sambil senyum-senyum padanya, lalu kembali fokus ke jalanan.

"Iya, gue emang mau pergi jauh, Bim."

Mobil Bima ngerem mendadak. Membuat keduanya terdorong ke depan, untungnya memakai sabuk pengaman.

"Ih, Bima yang bener dong!"

"Maaf... habis lo... Lo mau kemana? Duh, please... Kejora ini bukan di novel-novel yang tiba-tiba ditinggal karena punya penyakit untuk selama-lamanya." Kata Bima.

"Ih... Kok lo doain gue punya penyakit?"

"Eng... Enggak gitu maksudnya. Maaf." Bima kembali menancapkan gas dengan kecepatan yang lamban, untung perumahannya Kejora sudah sepi.

"Gue diterima di Birmingham."

Dan, pas sekali mobilnya Bima berhenti tepat di depan rumah Kejora.

"Apa, tadi lo bilang apa?" tanya Bima.

"Dasar bolotttt!" kata Kejora gemas, lalu mencubit pipi Bima. Wajahnya memerah.

"Eh, genit ya duh pipi gue...," ledek Bima pada Kejora, dan wajahnya Kejora tidak kalah merahnya dengan dirinya.

"Serius ya, Bim? Gue mau ngomong."

"Gue juga mau ngomong, Kejora."

"Oke lo dulu deh biar bisa serius."

"Kita dateng di prom bareng ya?" tanya Bima, Kejora terdiam sejenak. Dalam hatinya, "Bodoh, kenapa ini yang gue bilang. Eh, tapi nggak apa deh."

"Gitu doang? Ah, iya iya."

"So, mau ngomong apa tang?"

"Gue di terima di Birmingham, 6 hari lagi gue berangkat."

Bima menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya.

"Jangan bercanda Kejora."

"I'm seriously."

"Oh, selamat." Ucap Bima datar, seperdetik kemudian ia memeluk Kejora erat, dan lalu melepasnya.

"Pelukan persahabatan, hehehe. Sorry. Lo gak mau turun nih dari mobil gue? Udah malem loh...," kata Bima.

"Eh, iya... Thanks ya Bim. Kalau gitu, gue turun. Hm, hati-hati."

Bima mengangguk, Kejora turun dari mobil Bima berjalan masuk ke dalam rumah tanpa balik badan melihat kondisi Bima yang rapuh dan berantakan.

- To Be Continued -

Hai!

Ketemu lagi!

7 part lagi cerita ini selesai :')

6 hari lagi Kejora pergi ke Birmingham... Bima gimana ya?

Maafkan cerita ini yang gak jelas, gue nulis buat iseng doang kok ngisi-ngisi waktu kosong, tapi semoga kalian terhibur :)

Ketemu lagi hari Sabtu ya, aku bakalan update hari Sabtu! Menemani malam tahun baru kalian hehehe...

Deeeaannn,
28 Des 2016.

Make It Mine 2 [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang