Ferrari merah itu berhenti.
"Eh, lo ngapain bawa gue kesini?" tanya Bima bingung.
"Udah cepetan turun!"
Keduanya pun turun dari mobil, dan lalu Matt membeli kembang tujuh rupa dan segala macamnya.
Bima mengikuti Matt dari belakang, tidak lama langkah mereka terhenti di depan sebuah gundukan dan di nisan itu tertulis nama ibunya, tanggal lahirnya dan tanggal meninggalnya.
Bima menatap nisan itu tidak percaya.
"Lo mau UN lancar kan? Kunjungin makam Ibu lo dulu, Ibu kandung lo." Ucap Matt.
"Thanks udah kasih tahu gue tempat ini." Dan, hanya dibalas anggukan oleh Matt.
Sementara itu, diam-diam Halley; Alex, Kejora, Pelangi, dan Bosca mengikuti mereka dan melihati keduanya dari kejauhan.
"Gue kira mereka mau berantem." Kata Pelangi juga Kejora di dalam hati mereka masing-masing.
"Itu makam Ibu mereka." Ucap Pelangi.
"Loh kok lo tahu?" tanya Alex dan Kejora bersamaan, sementara itu Bosca hanya menatap Pelangi heran.
"Panjang ceritanya." Jawab Pelangi.
"Eh, ini kan makam Samudera juga. Kenapa kita nggak kesana sekalian?" tanya Bosca, lalu mereka menuju tempat peristirahatan Samudera.
Setelah, Bima dan Matt mendoakan Ibu kandung Bima yang sebenarnya. Matt memperhatikan adiknya, ya bukan adik kandung tapi Bima harus tahu hal ini, rahasia ini sudah waktunya dibuka.
"Bim ...."
***
Ujian Nasional mungkin memang sudah selesai, tapi perjalanan Halley tidak sampai disini aja. Sekarang mereka sedang sibuk belajar bersama untuk masuk PTN yang mereka inginkan, bersama Aurora dan juga Alpa. Mereka sedang belajar di rumah Bima, yang kini juga rumah Matt.
"Ah Bim ... Lo mah enak pasti dapet undangan." Kata Alex sambil memutar-mutar penanya tersebut,
"Aamiin."
"Lo jalur undangan masuk mana Bim?" tanya Alpa.
"UGM." Jawab Bima, dan Alpa hanya mangguk-mangguk.
"Gue sih masuk UI aja," sambung Alex.
"UI? Gue juga UI." Lanjut Aurora.
Lalu semuanya berdeham, batuk-batuk bermaksud menyindir keduanya.
"Kejora, Pelangi ... kalian mau masuk mana?" tanya Aurora, membuat keduanya Kejora dan Pelangi bertatapan.
"Nggak tahu, tapi kemarin gua ngisi UNPAD." Jawab Kejora.
"Gue sih mau ke Bali habis ini, ambil jurusan pariwisata." Jawab Pelangi.
"Kok nggak tahu Kejora? Wah bagus tuh Pelangi...," kata Bima.
Sekali lagi, Kejora hanya mengangkat bahunya.
"Kita bakalan pisah semua dong? Gue di UGM, Alex Aurora di UI, Bosca di ITB, Alpa di UNPAD, Pelangi di UNB. Kejora di UNPAD tapi kayanya lo gak begitu yakin ya, Ra?...." Lalu, Bima terdiam, berkata dalam hati, "Lo nggak akan pergi jauh kan, Kejora?"
"Aamiin! Semoga kita semua ke terima di Perguruan Tinggi yang kita mau!" kata Alex, lalu menaruhkan tangannya di paling bawah dan semuanya mengikuti dan bersorak ke atas.
***
Siang harinya, mereka semua masih di rumah Bima. Bima dan Alex sedang tanding PES di PlayStation, Bosca sama Alpa melihat Bima dan Alex yang bermain PS tersebut.
Sementara, Kejora, Pelangi, dan Aurora sibuk membaca majalah, novel, dan lain-lain.
Kejora dan Pelangi telah berdamai, sehari setelah Ujian Nasional selesai, Pelangi dahulu yang meminta maaf pada Kejora karena tidak seharusnya ia bersikap seperti itu pada Kejora.
Pelangi juga sudah menceritakan semuanya kepada Kejora dibantu oleh Aurora, Kejora yang awalnya kaget, sekarang dia mengerti.
Tinggal satu masalah yang belum selesai yaitu Matt.
Dan, Kejora tahu bagaimana caranya mengakhiri masalah ini. Dia sangat tahu.
"Eh, kita lihat Bima sama Alex main yuk? Bosen nih daritadi gini-gini aja...," kata Pelangi, lalu mereka semua beralih ke ruangan dimana Bima dan Alex sedang tanding PES.
"Wooohoooo GOOOOOOLLLLLLL!!!!!" teriak Bima dengan hebohnya, sementara wajah Alex sangat kusut karena sedaritadi gawangnya kebobolan.
"Ah payah, Alex nggak bisa main PES daridulu. Sini kita tanding, Bim!" Seru Bosca, lalu Alex memberikan stick PS tersebut pada Bosca.
"Eeeh dimakan ya makanannya," Bima memperingati dan yang lain mengangguk.
Lalu, Bima dan Bosca sibuk dengan PES. Alex tidur-tiduran di sofa, Alpa makan kue, Kejora sibuk dengan gadget mencari informasi-informasi, Pelangi dan Aurora sibuk melihat Bima dan Bosca yang main PES.
"Seru deh, gue jadi mau main." Kata Pelangi.
"Lo mau main? Nih dah gantiin gue dulu, ajarin ya Bosca, gue capeee...." Kata Bima, lalu mem-pause PES. Dan, kini Pelangi dengan senyumannya yang lebar memegang stick PS Bima, main bersama Bosca.
"Lagi ngapain, Kejora?" tanya Bima, sambil mengintip sedikit tapi tetap saja tidak kelihatan, dan Kejora tampak sedikit gugup lalu men-lock layar handphone-nya.
"Nggak ngapa-ngapain kok." Jawab Kejora.
"Ada yang aneh nih." Batin Bima.
"WOOOHOOOO! Gue gol pertama nih!" seru Pelangi, sementara itu yang lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat Pelangi yang baru pertama kali bermain PES.
"Eh, Bim... Kuenya habis sama gue nggak apa-apa?" tanya Alpa, basa-basi.
"Udah abisin ajaaaa, santai santai...," kata Bima.
Tidak lama kemudian terdengar suara taksi berhenti di depan rumahnya.
"Eh ibu lo pulang Bim!" kata Alex.
"Waduh... waduh, matiin dulu woy PS-nya! Ayo duduk-duduk manis nggak enak gue..."
Kejora, Pelangi, Aurora senyum-senyum melihat Bima dan yang lainnya panik, begitu juga bibinya Bima.
Pintu pun terbuka. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam." Jawab semua serempak.
"Loh Bima ada temen-temennya kok gak di ajak main?" tanya Anna.
"Iya nih tan, Bima payah." Ucap Alex, dan langsung dapat pelototan dari Bima.
"Tante masuk ke dalam ya, kalian kalau mau main, main aja yaaa... Bima jangan lupa ajak teman-temannya makan!"
"Siap maaaa!"
Begitu orangtuanya masuk ke kamar, PS di nyalakan kembali, Pelangi dan Bosca melanjutkan pertandingan, Alpa nggak berhenti ngunyah, yang lain tidur-tiduran entah sambil baca komik atau novel ataupun main handphone.
- To Be Continued -
Hai!
Terimakasih banyak 9K viewers dan 1K readers, yey! Alhamdulillah!
Aku akan update lagi kalau part ini yang vote di atas 10 komen juga 10, yuk ajak yang lain baca cerita ini ya! :D
Btw 7 part lagi tamat ya!
Bima Kejora/Bima Pelangi? Hihihi...
See you soon!
Deeeaannn,
19 November 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Mine 2 [Completed]
Novela Juvenil[Disarankan untuk baca Make It Mine terlebih dahulu, baru baca seri keduanya.] Kalau sayang sama seseorang harus menunggu sampai waktu tepat atau lebih baik cepat-cepat menyatakan? Pernahkah kalian menginginkan orang yang kalian suka untuk selamanya...