Ke esokan harinya di sebuah Rumah Sakit, seorang Dokter jalan dengan sikapnya yang sangat berwibawa, dan selalu senyum kepada pasien manapun.
"Selamat pagi, Dokter Matt," sapa seorang suster sambil mengedipkan matanya, Matt hanya membalas senyum.
Lalu seperti biasa, Matt masuk ke ruangan pasien nomer 414.
"Pagi mah...," katanya.
Ibunya tersenyum padanya.
"Gimana keadaan mama sekarang?"
Ibunya tidak bisa menjawab, hanya bisa memandangi anaknya karena alat pernapasan tersebut telah membuatnya susah berbicara.
"Matt tahu, mama pasti baik-baik saja. Semalam, Matt bertemu dengan Bima."
Bibir Ibunya seperti berbicara, ia tahu Ibunya pasti ingin sekali dapat melihat Bima,
"Dia baik-baik aja, mah. Nebula juga baik, dan dia sudah mulai besar." Ucap Matt.
"Mamah jangan khawatir, kita bertiga akan selalu baik-baik aja, Matt pastikan kedua adik Matt baik-baik aja, kalau begitu Matt kerja dulu ya mah." Katanya, kemudian berpamitan dengan Ibunya.
Ketika, ia keluar dari ruangan 414, ia terkejut mendapatkan gadis itu di hadapannya.
"Pelangi?" ucapnya.
***
Sementara itu, di SMA Andromeda. Tengah berlangsung kegiatan belajar mengajar, Pelangi baru berapa hari sekolah, dia sudah tidak hadir di kelas hari ini.
"Begini lebih baik...," ujar Kejora dalam hatinya.
Kemudian seiring berjalannya waktu, pelajaran pun berganti, kini pelajaran Matematika, tetapi gurunya tidak masuk, alhasil kelas mereka bebas.
Lalu, Bima, Kejora, Alex dan Bosca langsung menonton film dari laptopnya Bosca dengan manisnya mereka duduk dan menonton film itu dengan seksama, yang lain ada yang baca buku, ada yang ketawa-ketiwi nggak jelas, ada yang sibuk dengan handphone, dan aktifitas-aktifitas yang lain.
Sekitar 10 menit film itu mulai, "Pelangi mana, udah gak masuk aja dia." Ucap Bosca.
"Ah berisik lo, ngomongnya ntar aja." Kata Alex, tetap melihat layar laptopnya itu.
Bima dan Kejora saling diam dan memikirkan apa yang di katakan Bosca.
***
Kini Pelangi tengah berada di ruang kerja Matt.
"Kapan lo balik?" tanya Matt.
"Gue balik gara-gara lo ye."
Matt tertawa.
"Lo tega bawa gue ke Jerman, tanpa temen-temen gue tahu, kita dari kecil sama-sama di Jerman dan lo tinggalin gue gitu aja. Kampret!"
"That's your fault." Ucap Matt.
Dalam hati Pelangi, "SIALAN!"
"Lo gak sekolah anak kecil? Masih kecil udah bolos aja lo."
"Daripada lo Dokter gak guna. Sampah."
Matt langsung bangkit dari tempat duduknya, berdiri di hadapan Pelangi yang masih duduk, lalu gadis itu bangkit dan menatapnya tajam.
Tanpa aba-aba Matt langsung menarik gadis itu ke dalam pelukannya, dan menciumnya tidak melepas-lepaskan Pelangi.
"Bawel lagi, lo gue cium." Ucap Matt, Pelangi memegangi bibirnya sambil terus menghapus dengan jari-jemarinya dan juga kesal, jengkel kepada Matt.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Mine 2 [Completed]
Teen Fiction[Disarankan untuk baca Make It Mine terlebih dahulu, baru baca seri keduanya.] Kalau sayang sama seseorang harus menunggu sampai waktu tepat atau lebih baik cepat-cepat menyatakan? Pernahkah kalian menginginkan orang yang kalian suka untuk selamanya...