Part 39

449 21 1
                                    

Hai!

Warning!!!

PART INI AKAN MENGEJUTKAN KALIAN DAN ADA KATA-KATA KASAR. MOHON UNTUK SIAPIN TISUE, TAPI NGGAK SIAPIN JUGA NGGAK APA SIH KAN NGGAK ADA APA-APA JUGA.
COBA DIBACA DULU AJA. HAHAHA.

HAPPY READING!

***

Makan malam telah selesai, tetapi kami semua masih berkumpul di meja makan, aku, Mama, dan Ayah.

"Mah ... Pah ... Kejora mau ke luar negeri." Kataku, sambil menatap piring bekasku makan, piring kosong.

Dan, seketika kedua orang tuaku menatapku horror.

"Maksud kamu...?"

"Ya, Kejora mau lanjutin kuliah disana. Kejora diterima di Birmingham, Mah, Pah."

Kedua orang tuanya tentu terkejut, lalu ibunya bangkit dan memeluk anak semata wayangnya tersebut dan berkata, "Selamat sayang."

"Makasih mah...."

"Kamu yakin mau kuliah disana?" tanya Ayahku, lalu aku mengangguk dengan pasti.

Ayahku bangkit berjalan ke arahku.

"Ikut papa sebentar ya?"

Aku mengikuti papaku ke ruangan kerjanya, deg-degan kira-kira Ayah akan mengizinkan aku atau tidak ya untuk melanjutkan pendidikanku di Birmingham?

Aku melihati gerak-gerik Ayahku yang terlihat sedang mencari sesuatu di dalam laci mejanya.

"Ini buat kamu...." Ayahku memberikan sebuah kotak kecil berwarna merah, lalu aku menerimanya.

"Ini apa, Pah?" tanyaku sambil melihati kotak tersebut.

"Buka aja, sayang...," kata Ayahku, dan aku mengikuti perintahnya.

Terkejut.

Ya, aku sangat terkejut cincin putih dengan tiga mata berlian yang tampak manis di penglihatanku.

"Ini buat Kejora, Pah? Makasih Ayah!!! Tapi ... Kejora juga nggak butuh cincin Pa ... Kejora butuhnya Ayah ngizinin Kejora enggak kuliah di luar?" tanyaku, menatap Ayahku yang kini duduk berhadapan denganku.

"Itu bukan dari Ayah, itu dari seseorang."

"Seseorang?" kataku bingung.

"Ayah izinin kamu kesana, tapi dengan satu syarat!"

"Apa syaratnya, yah?"

"Kamu harus pamit sama orang yang sudah kasih kamu cincin."

"Siapa memangnya yang kasih cincin ini buat Kejora? Mama ya, yah? Ih mama...,"

"Bukan. Kamu sudah di lamar, nak."

"A--apa... Kejora di lamar?!"

Ayahku mengangguk.

"Terus kok Papa bisa terima orang itu begitu aja? Terus sekolah Kejora gimana, Paaaaa...." Kata Kejora, khawatir.

"Kalian sudah bersama terus selama ini, dan ayah tidak menyangka kalau kamu diam-diam mau kuliah ke luar negeri. Ayah rasa orang yang mencintai kamu itu pasti akan kehilangan kamu, jadi Ayah minta kamu harus pamit sama dia sebelum pergi. Kapan kamu berangkat?"

"Minggu depan, Pa ... Besok Kejora mau urus visa, minta di temenin sama Bima kayanya sih ... Tapi, Kejora belum bilang sama Bima kalau Kejora mau kuliah di luar, belum bilang sama teman-teman juga kalau Kejora diterima disana...

Oh ya, siapa sih, yah? Yang kasih ini? Boleh Kejora simpan ini?"

"Kamu akan tahu secepatnya, simpan sayang itu kan emang buat kamu." Kata Ayahku, dan tersenyum ke arahku.

Make It Mine 2 [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang