Part 26

498 25 1
                                    

[a/n: Hallo! Maaf banget ya, rabu kemarin bener-bener lupa mau update. Masih lanjutan part sebelumnya ya ini!

Btw, terimakasih banyak readers cerita ini tembus 3K semoga bisa lebih, semoga jumlahnya bisa saingan sama Make It Mine kalau bisa diatasnya. Hahaha.

Selamat membaca ya...]

***

Matt terus membaca sampai bagian terakhir dari catatan Pelangi, setelah membaca catatan gadisnya, rasanya ia ingin meremas catatan tersebut dan membuangnya ke tempat sampah, tetapi dia tidak bisa lakukan itu sekarang.

Matt menaruh kembali catatan punya Pelangi dengan sempurna di bawah bantal yang gadisnya gunakan. Lalu, ia keluar dari kamar Pelangi, dengan ekspresi muka datar, dan hatinya menggambarkan pria yang tengah menangis.

***

Pelangi POV

Aku pulang, aku kembali ke apartementku setelah hangout bersama teman-temanku dan kini, laki-laki itu tengah melihati pemandangan kota dari apartement-nya, kemudian aku pun mengikutinya.

"Pemandangannya selalu indah, bukan?" tanyaku, berdiri tepat di sampingnya.

Matt memandangiku sejenak, lalu menganggukkan kepalanya.

"Tapi, sepertinya lebih indah Indonesia. What do you think, Matt?" tanyaku lagi.

Matt terdiam.

"You just stop." Pinta Matt.

"Kamu kenapa Matt? Nggak kaya biasanya ...." ucapku.

"Ya memang! Nggak usah sebut Indonesia, aku tahu kamu merindukan seseorang disana 'kan? Am, I right?! Am, I ... RIGHT?! PELANGI!" kata Matt dengan nada yang tinggi di akhir, membuatku bingung. Matt kenapa sih?

"Kamu ngomong apa, aku gak ngerti, Matt," kataku, lalu aku menambahkan, "rindu seseorang diluar sana, siapa yang aku rindukan, Matt? orangtuaku? Ya, itu pasti."

"Not your parents, I mean." Ucapnya.

Matt tertawa sinis, lalu tiba-tiba dia menggenggam tanganku dengan keras membawaku ke kamar, lalu dia melepaskan tanganku, dan aku lihat dia mengambil sebuah buku dari bawah bantalku.

Membuatku terkejut, dalam hatiku, "Darimana dia tahu kalau aku punya catatan, dan aku taruh di bawah situ?"

Aku lihat mata Matt sangatlah merah, "Hei tunggu, that's my book." Kataku dalam hati.

"Gue tahu darisini, gue tahu dari kebiasaan lo nulis disini! Bima, Bima, Bima dan selalu Bima yang ada di buku ini!" kata Matt, tatapannya sangatlah tajam, aku hanya bisa menunduk dan menangis.

"Dasar Bodoh!" Aku merutuki diriku sendiri.

"I'm sorry Matt," ucapku padanya, kemudian aku melanjutkan, "Daridulu emang gue cinta sama dia, tapi ternyata lo suka sama gue, dan gue gak bisa untuk nolak lo Matt, because I think, I can be your love, be your happiness."

Lalu aku melanjutkan lagi, "Tapi, lambat laun perasaan gue ke Bima nggak pudar-pudar, gue tetap cinta dia, sampai detik ini. I am not in love with you, Matt. I'm fully sorry."

Make It Mine 2 [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang