~ Author's POV ~
"Halo, Claire.... Selamat pagi..." ucap suara di ujung sana, suara yang tak asing lagi bagi Claire.
Claire menjauhkan ponsel yang ia tempelkan di telinganya, melihat benda berbentuk persegi panjang itu sejenak sebelum menempelkannya kembali. "Ini jam makan siang, Peter..." ucapnya memberitahu sang kakak yang baru menelepon setelah dua bulan lebih tak memberi kabar.
"Hahaha... Aku tau. Bagaimana kabarmu?" tanya Peter. Suara lembut ini.... Aku sangat merindukannya, ucap Claire dalam hati.
"Aku.... Nggg... Baik-baik saja. Bagai--"
"Bohong!" Peter memutus kalimat Claire. "Ada apa?" Claire bisa mendengar nada kekhawatiran kakaknya. "Tidak, tidak ada apa-apa," jawabnya sesantai mungkin.
"Oh, ayolah, Claire, kau tak akan bisa berbohong pada kakakmu ini..."
"Benar, aku tak berbohong," ucap Claire meyakinkan. Tere yang berada tepat di sebelahnya, bertanya, "siapa?" dan Claire menjawab tanpa suara, "Peter."
Peter berdecak, "kau selalu seperti ini. Jika saja kau ada di depanku, aku tak akan membiarkanmu merahasiakan semuanya dariku."
Claire tersenyum miris sembari menggeser nampannya untuk menerima sekotak orange juice. "Sebentar, Peter, jangan kau tutup. Aku akan mencari tempat duduk dulu," pinta Claire pada kakaknya. Ia segera meletakkan ponselnya di atas nampan, di sebelah sandwichnya kemudian berjalan mengikuti Tere yang telah menemukan tempat kosong.
Hari ini kantin tak ramai seperti biasanya, mungkin karena hari ini adalah hari Jumat dan semua murid sibuk dengan acara weekendnya masing-masing. Claire segera duduk di tempat yang telah di 'incar' oeleh Tere tadi. "Tunggulah, aku sangat haus," ucap Claire pada Peter.
"Apa kau tak kasihan dengan kakakmu? Dia jarang meneleponmu kan?" tanya Tere saat Claire meneguk orange juicenya.
"Ahh... Segar sekali... Maaf, kau tadi bilang apa?" tanya Claire yang ternyata tak mendengarkan pertanyaan Tere. Sementara Peter mengumpat dalam hati meskipun tak terlalu kasar.
Tere memutar bola matanya. "Itu..kakakmu. Kau pernah bilang dia jarang menelponmu kan? Lalu kenapa kau membiarkannya menunggu?"
"Ah, tak masalah.." ucap Claire sembari menekan tulisan 'loudspeaker' pada layar ponselnya. "Peter akan selalu menuruti apa yang ku mau.." sambung Claire, ia tersenyum jahil.
"HAHAHAHAHA kau sangat percaya diri, Claire, tunggu saja sampai aku pulang ke rumah. Aku akan membawa coklat dan es krim kesukaanmu dan aku tak akan memberimu satu gigit pun!" ancam Peter setengah berteriak.
"Jadi, kau akan pulang ke rumah saat ulang tahunku nanti?" tanya Claire dengan semangat. Tahun lalu Peter tak pulang ke rumah saat ulang tahunnya karena ia ada ujian.
"Hhh... Aku belum tau," ujarnya diikuti dengan desahan mengeluh sedangkan Claire menghela napas, Tere yang duduk di depannya ikut kecewa mendengar itu, karena ia tahu Claire sangatlah rindu pada Peter.
Tiba-tiba Claire dan Tere dikagetkan oleh Alex dan Robert yang entah berjalan darimana. "DORRR!!"
Claire berkedip beberapa kali sedangkan Tere mengelus dadanya. "Tidak bisakah kau menyapa kami dulu?" tanya Tere dengan wajah terganggu.
Alex menyeringai, Robert menggaruk bagian belakang kepalanya. Tanpa menjawab, mereka berdua segera bergabung ke meja Claire dan Tere.
"Oh ya, Claire, aku ingin bertanya padamu," ucap Alex.
Claire pun segera ingat jika ia juga ingin bertanya pada Alex, ia pun mendahului orang yang duduk di sebelah Tere itu, "Ngg... Apa kau ada tambahan pelajaran untuk seminggu ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When You're Gone [Austin Mahone ff]
FanfictionSeorang gadis manja, Claire Alison Stuart dan tetangganya yang bernama Austin Carter Mahone, sama-sama sedang kesepian. Austin menawarkan dirinya untuk menjadi sahabat Claire dan Claire menyetujui tawaran Austin. Akankah perjalan mereka untuk menjad...