~ Austin's POV ~
Aku sudah selesai makan malam, sekarang aku harus ke rumah Claire untuk mengajarinya matematika. Sebenarnya ini bukan kemauanku atau pun kemauan Claire. Tapi ini kemauan orang tua Claire karena menurut mereka, Claire selalu mendapat nilai jelek untuk pelajaran matematika. Dan sejujurnya, ini baru ketiga kalinya aku ke rumah keluarga Stuart.
"Oh, Austin? Masuk.." kata Mr.Stuart, mempersilahkan aku masuk.
Aku hanya mengangguk lalu duduk di sofa empuk milik keluarga ini setelah dipersilahkan.
"Tunggu sebentar ya, Austin, biar saya panggilkan Claire dulu.." ucap Mr.Stuart yang kemudian menghilang ke kamar Claire, mungkin. Tapi aku tak tau lagi, aku hanya menerka.
Saat aku duduk di sofa berwarna pucat itu, aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruang tamu. Kedua bola mataku menemukan sebuah foto di meja yang berada di sebelah sofa. Aku mengambilnya dan mengamati foto itu.
"Austin?"
Aku langsung meletakkan foto berbingkai itu di tempatnya semula. "Oh, ngg.. Mrs. Stuart.. Maaf.." kataku dengan gugup.
Mrs. Stuart tersenyum dan duduk di sofa di depanku, "Tak apa, Austin. Kau tak perlu gugup seperti itu."
Aku menyeringai sembari menggaruk kepalaku yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.
"Bibi senang sekali kau bisa meluangkan waktumu untuk datang ke sini, Austin. Maaf jika permintaan Bibi ini merepotkanmu."
"Ah, Bibi, tidak juga. Bibi tidak merepotkanku. Lagipula aku juga bosan di rumah tak mengerjakan apa pun," jelasku.
"Baguslah jika begitu. Oh ya, tadi kau pulang naik bus bersama Claire?"
"Iya, sepedaku masih di bengkel karena remnya diperbaiki."
"Oh, begitu.."
Saat aku dan Mrs. stuart berbincang, tiba-tiba kami mendengar Mr. Stuart meneriakkan nama Claire dari lantai 2.
"CLAIRE???!!!"
Mrs. Stuart segera berlari menuju lantai 2 dan aku pun mengikutinya. Aku dan Mrs. Stuart segera masuk ke kamar Claire dan kami melihat Claire tergeletak di lantai. Mukanya pucat?
"Claire!!!" seru Mrs. Stuart, panik sembari mendekat ke arah Claire dan meletakkan kepala Claire di pangkuannya.
"Claire, kau kenapa?" tanyanya sambil terisak.
Mr. Stuart menyuruhku untuk membopong Claire ke bawah sementara ayah Claire itu menyiapkan mobil untuk membawa Claire ke rumah sakit. Aku melakukan apa yang Mr. Stuart perintahkan sedangkan Mrs. Stuart hanya bisa mengikutiku dan Claire dalam keadaan panik dan menangis.
"Tidurkan dia di bangku tengah. Aku akan mengambil selimut," perintah Mr. Stuart padaku.
Sekali lagi aku melakukan apa yang ia perintahkan. Tapi sebelumnya Mrs. Stuart terlebih dahulu masuk ke mobil sehingga dia bisa mendekap putrinya.
Beberapa detik kemudian, Mr. Stuart telah kembali dan kemudian memberikan selimut yang di ambilnya kepada Mrs. Stuart. Dan kemudian Mr. Stuart masuk ke dalam mobil, menyalakan mesinnya. Sedangkan aku hanya berdiri sambil melihat keluarga itu.
"Hey, apa yang kau lakukan di situ? Apa kau tak ingin ikut?" tanya Mr. Stuart.
Aku hanya memandang Mr. Stuart.
"Cepat masuk, Austin," ucapnya.
Aku pun segera masuk dan duduk di sebelahnya. Sepanjang jalan Mrs. Stuart tidak bisa berhenti menangis meskipun suaminya telah mencoba menenangkannya, mengatakan bahwa kebiasaan Claire memang sedang kambuh saat ini. Tapi sepanjang itu juga aku tak mengerti dengan yang dimaksud dengan 'kebiasaan yang sedang kambuh'. Apa Claire memang mempunyai kebiasaan pingsan atau tidur di lantai? Atau apa? Entah. Aku hanya bisa diam, sibuk dengan berbagai pertanyaan yang aku pun tak bisa menjawabnya.
****
-to be cont-
Author's note:
Maaf part ini pendek banget, tapi part selanjutnya panjang kok :))
KAMU SEDANG MEMBACA
When You're Gone [Austin Mahone ff]
FanficSeorang gadis manja, Claire Alison Stuart dan tetangganya yang bernama Austin Carter Mahone, sama-sama sedang kesepian. Austin menawarkan dirinya untuk menjadi sahabat Claire dan Claire menyetujui tawaran Austin. Akankah perjalan mereka untuk menjad...