When Will I Be As Smart As Him?

609 15 0
                                    

~ Claire's POV ~

"Claire, sore ini ada acara?" tanya Terry, teman sekelasku yang paling sering berbicara denganku. 

Aku mengangkat alis kiriku, mencoba mengingat apa hari ini aku akan belajar matematika lagi dengan Austin. "Umm.. Sepertinya tidak. Memang kenapa?"

"Temani aku membeli kado, ya? ya? ya?" Terry mengeluarkan jurus kedipnya yang membuatku tak pernah bisa menolak ajakannya.

Aku memutar mataku dan memasukkan semua buku ke dalam tasku. "Baiklah. Tapi jangan terlalu lama, aku belum mengerjakan PR geografi," ucapku sembari mengeluarkan iphoneku.

Terry mengangkat ibu jarinya dan tersenyum, "baiklah.."

"Hari ini temani aku ke mall, ada sesuatu yang ingin ku beli," ucapku saat membaca sms Austin yang dikirim 15 menit lalu.

Terry melihatku dan aku pun bertanya padanya, "Ter, apa kau keberatan jika ada yang ikut bersama kita?"

Terry menggeleng lalu memasukkan sebuah permen karet ke mulutnya. Aku melihatnya ragu lalu aku bertanya lagi, "bagaimana jika Austin ikut bersama kita? Kau beli kado di mall kan?"

Meskipun sibuk dengan permen karetnya, Terry mengangguk setuju. Namun setelah beberapa detik, ia berhenti mengunyah permen karet dan tiba-tiba melihatku dengan mengrenyitkan dahinya.  

"Ada apa?" tanyaku tak mengerti maksud tatapannya.

Ia menaikkan salah satu alisnya, "Kau bilang tadi siapa yang ikut dengan kita?"

"Austin.." jawabku singkat.

"Austin siapa? Yang bernama Austin di sekolah ini banyak, Claire.."

"Ada sekitar 5 atau 6 orang," imbuhnya, setelah mencoba mengingat.

Aku memutar bola mataku kemudian menjelaskan pada Terry, "bukan dari sekolah kita, Tere.. Tapi sekolah sebelah. Lebih tepatnya senior kita."    

Aku memang lebih suka memanggilnya Tere. Lebih singkat. 

"Senior? Austin?" Terry mengangkat satu alisnya. 

"Mahone," imbuhku.

Terry melihatku tak percaya, "Apa kau serius, Claire?"

"Yup," jawabku, sedikit memberi suara di 'P'.

Terry terperanga mendengar jawabanku. Bisa ku katakan jika wajahnya saat ini mirip seperti ikan koi yang menunggu makanan. Haha.. Maafkan aku, Tereee...

"Claire, apa kita benar-benar akan pergi dengan Austin? Salah satu senior terpintar kita?" tanyanya lagi, masih tak bisa mempercayai apa yang ku katakan.

"Iya, Terry... Memangnya Austin siapa lagi? Lagipula senior yang bernama Austin yang ku kenal hanya Austin Mahone," ucapku meyakinkannya.

"Darimana kau mengenalnya?"

Tiba-tiba terdengar suara yang bukan milik Terry, menyahuti ucapanku. 

Aku dan Terry pun mengedarkan pandangan dan menemukan sosok Grace di depan pintu kelas kami. Grace adalah anak seorang pengusaha kaya di Texas dan hal itu membuatnya sangat angkuh. Biasanya ia berjalan dengan teman-temannya yang status sosial keluarganya sama-sama termasuk orang terpandang di Texas. Namun selain angkuh, Grace ini mungkin mempunyai hobi mem-bully murid-murid di sekolah kami. Dan aku lah salah satu korban mereka. Mereka sangat menyebalkan!!

Aku diam, tak menjawab petanyaan Grace. Aku malah mengirim pesan pada Austin untuk menungguku di depan sekolah. Begitu pun dengan Terry, ia malah sibuk menggembungkan permen karetnya.

When You're Gone [Austin Mahone ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang