~Austin's POV~
Aku pulang, meninggalkan Claire sendiri di taman itu. Baru kali ini aku benar-benar marah padanya. Tapi apa itu salahku? Dia lah yang tak menepati janjinya. Dia lah yang membiarkanku menunggu di taman bermain selama 3 jam. Dia bahkan tak mengabariku. Dan lebih parahnya, dia keluar bersama Andrew!
Aku menghempaskan tubuhku di tempat tidur lalu mengeluarkan sekotak coklat kecil yang ku dapat saat aku berlibur ke Miami dari saku jaketku. Awalnya aku berniat memberikan coklat itu ke Claire, tapi sepertinya coklat ini tak berguna.
Aku pun bangkit dan meletakkan coklat itu di laci. Pada saat yang sama, mom mengetuk pintu kamarku. "Austin?"
"Masuk saja, Mom, pintunya tidak dikunci," sahutku.
Mom membuka pintu kamarku lalu masuk. "Kau tak merasa melupakan sesuatu?"
"Apa?"
"Hhh.. Kau ini, Mom bertanya padamu kenapa kau malah balik bertanya pada Mom?" Ucap Mom sembari duduk di tempat tidurku.
"Maaf.." Aku pun duduk di sebelah mom.
"Kau meninggalkan ini di sofa.." Mom menunjukkan sebuah benda berbentuk persegi panjang, sebuah ponsel. "Kau meninggalkan ponselmu tadi," lanjut Mom.
Aku merogoh saku celanaku, tidak ada. Jadi benar ponsel ini ponselku.
"Tadi Claire menelepon.." Ucap Mom saat aku mengambil ponselku.
"Menelepon??"
"Dia mencarimu-"
"Mencariku??"
"Dia seperti orang yang terburu-buru-"
"Terburu-buru??"
"Austin..."
"Aus- Eh, maaf, pukul berapa Claire menelepon?"
"Beberapa menit setelah kau berangkat. Mom mau menyuruhnya menelepon ke ponselmu, tapi ternyata kau meninggalkan ponselmu di sofa. Jadi..."
Aku terdiam sejenak. Beberapa menit setelah aku berangkat....
Berarti Claire sudah mencoba mengabariku!! Ah kenapa aku bisa lupa membawa ponsel! Ini artinya aku sendiri lah yang salah. Jika aku tak lupa membawa ponselku, Claire pasti sudah mengabariku jika ia tak bisa datang. Ahhhh...... Kau bodoh, Austin!
"Terima kasih, Mom, terima kasih.." Ucapku sembali memeluk erat mom lalu segera keluar kamar dan turun menuju pintu.
"Aduh aduh.. Kau harus membawa coklatnya, Austin.."
Aku pun berjalan kembali menuju kamar dan berpapasan dengan mom yang terlihat sangat bingung. "Kau kenapa, Austin?"
"Tidak apa-apa, Mom! Sudah, jangan khawatirkan aku. Aku hanya lupa memberikan sesuatu ke seseorang!" Seruku dari dalam kamar.
Aku segera menyambar sticky-notes lalu menulis beberapa kata dan menempelkannya di atas kotak coklat tadi. Aku pun berlari keluar dan menuju rumah Claire.
Aku harap dia belum tidur. Aku harap dia belum tidur....
Aku mengirim pesan padanya terlebih dahulu sebelum aku meletakkan coklat yang ku bawa di depan pintu. Lalu saat aku mendengar suara langkah kaki, aku segera menjauh dari pintu sehingga Claire tak bisa melihatku.
Claire pun membuka pintu lalu ia mengambil kotak coklat yang baru ia sadari keberadaannya. Lalu alisnya mengkerut saat ia membaca sticky-note yang ku tempelkan. Ia pun membuka kotak coklat itu dan aku pun segera berjalan ke hadapannya. Claire mengangkat kepalanya perlahan dan pada saat itu juga aku berkata, "maafkan aku.."
Aku menunduk lalu melihatnya tepat di mata hijaunya itu. Claire segera menggeleng, "tidak, Austin, aku yang bersalah padamu. Aku membiarkan kau menunggu selama itu. Maafkan aku, aku benar-benar lupa.."
Aku meraih tangannya lalu menggenggamnya erat. "Tidak, Claire, aku tau kau sudah mencoba menghubungiku jika kau tak bisa datang. Aku tau kau menelepon ke rumah. Aku tau kau mencariku."
"Austin.. Aku salah. Aku malah memilih untuk ikut dengan Andrew dan melupakan janji kita. Maafkan aku," ucapnya dengan tatapan menyesal.
"Tapi Claire, jika saja aku membawa ponselku, pasti kau telah menghubungiku, dan semua ini tidak akan terjadi."
"Tapi Austin.."
"Aku lah yang bersalah, Claire. Aku telah marah padamu padahal itu salahku yang tidak memberitahumu jika itu adalah sebuah date. Maafkan aku.."
Kami berpandangan untuk beberapa detik lalu tiba-tiba Claire memelukku. "I wish I knew that was a date.. Sorry.."
Perlahan aku merengkuhnya ke dadaku lalu mengelus rambutnya. Kemudian aku memegang wajahnya dan merendahkan badanku sedikit agar mata kami berada dalam satu garis lurus. "Claire, listen, that's pure my fault. You dont need to say sorry. You'd know that was a date if i told you. But the fact, I didnt told you. So, thats just me.."
Lalu tanpa berkata apapun, Claire memelukku lagi, aku pun memeluknya lebih erat darinya. Dan aku mencium pucuk dahinya kemudian meletakkan kepalaku di atas kepalanya.
Kami tetap di posisi itu selama beberapa menit sampai aku melihat Mrs. Stuart berdiri di dekat pintu dan tersenyum. "Claire?"
Aku dan Claire pun segera melepaskan pelukan kami dan awkward pun terjadi...
"What did you just do?"
"Ngg... Tidak, kami tidak... Nggg..." Aku bisa melihat pipi Claire memerah. Lalu...
"Austin?"
Aku harus jawab apa? "Nggg... Kami hanya... Ngg..."
Bisa dipastikan jika kali ini pipiku lah yang memerah. Duh..
"Oww... The love birds are blushing.. Hahaha.."
Ohhh yeahhh.... Ini memalukan........
Aku dan Claire masih 'kikuk' dan tak ada berbicara. Lalu Mrs. Stuart berkata, "Maaf, Austin, tapi ini sudah malam. Sudah saatnya Claire kembali ke 'kandang'nya.."
"Mama..."
Mrs. Stuart hanya tersenyum lalu meraih tangan Claire.
"Baiklah, sepertinya aku juga harus kembali ke 'kandang'. Goodnight, Bibi, Goodnight, Claire!" Ucapku lalu aku pun berjalan kembali ke rumahku.
Saat aku telah menggosok gigiku dan siap untuk tidur, ponselku berbunyi, tanda ada pesan masuk. Aku menyambar ponselku lalu membaca pesan yang ku terima.
From: Claire
Hey aku punya ide. Untuk mengganti 'acara' hari ini, bagaimana jika akhir minggu ini kita ke bioskop?
-
Tawaran date dari Claire... Tunggu. TAWARAN DATE DARI CLAIRE?
To: Claire
Deal! Oh ya kau jgn memakan coklatnya sekarang, gigimu bisa rusak
-
From: Claire
Ok, big boss! :p Well, Goodnight, sweet dreams :)
-
To: Claire
Goodnight (again), sweet dreams too :)
-
I cannot predict the future, I cannot change the past. I just have this moment and I will live it like my last.
***
-to be cont-
KAMU SEDANG MEMBACA
When You're Gone [Austin Mahone ff]
FanficSeorang gadis manja, Claire Alison Stuart dan tetangganya yang bernama Austin Carter Mahone, sama-sama sedang kesepian. Austin menawarkan dirinya untuk menjadi sahabat Claire dan Claire menyetujui tawaran Austin. Akankah perjalan mereka untuk menjad...