Part 6 - Kelakuan Mia 1 : Tamu

11.7K 1K 48
                                    

Suasana sangat menegangkan dan panas dalam ruangan itu. Berbagai macam pikiran menumpuk dalam kepala setiap orang. Benar-benar situasi yang pas untuk berdebat, bukan?

"... Bukankah peran orang tua sangat penting ketika anak sudah remaja? Mereka masih butuh bimbingan orang tua," ucap Mia mengeluarkan pendapatnya.

"Tapi, di sisi lain anak juga harus mengerti akan keadaan. Umur mereka sudah menunjukkan bahwa mereka harus mulai berpikir. Jangan segala sesuatu dikaitkan dengan orang tua. Ada kalanya orang tua juga butuh pengertian anak karena mereka juga memikirkan nasib anaknya," sanggah Kyungsoo.

"Ya. Mungkin itu juga benar. Tapi, anak yang baru saja merasakan dunia remaja tentu akan mengalami masa labil. Bukankah saudara Kyungsoo juga sudah melihat bahwa di zaman sekarang banyak anak yang 'celaka' karena kurangnya perhatian orang tua?" tanya Mia penuh penekanan.

"Itu benar juga. Bahkan saya setuju. Tapi saudari Mia juga pasti tahu bahwa zaman sekarang, tak sedikit pula anak yang begitu membangkang pada orang tuanya. Menuntut kebebasan yang seharusnya mereka dapatkan di masa remaja sebagai alasannya," jawab Kyungsoo dengan entengnya.

"Sebagaimana pun remaja berulah, orang tua tetap harus memperhatikan anaknya juga, bukan? Lantas, banyak kasus para remaja yang makin buruk dikarenakan pengawasan orang tuanya yang kurang," tambah Mia mulai kesal karena jawaban Kyungsoo, berikut wajahnya yang begitu percaya diri dan angkuh.

"Ya, saudari Mia juga tahu, banyak pula kasus orang tua yang kalang kabut hingga membuat mereka melakukan kejahatan karena anaknya," sanggah Kyungsoo lagi.

"Maka dari it-"

"Baik cukup!" potong dosen memijat dahinya dan menghela napas. Kyungsoo dan Mia terdiam lalu membungkuk sebagai ucapan terimakasih. "Debat kalian memang bagus. Saya sangat bangga mempunyai murid yang tekun, dan juga jenius. Tapi, bisakah kalian juga memberikan kesempatan pada yang lain untuk berpendapat? Sebagian waktu kita habis untuk argumentasi kalian masing-masing."

Mia menunduk, begitupun dengan Kyungsoo yang hanya diam. Merasa bersalah karena terbawa suasana.

"Maaf," ucap keduanya.

"Baiklah, kita lanjutkan diskusi ini. Dengan syarat, kalian diam dulu dan berikan kesempatan yang lain untuk berpendapat. Dan kau ..." ucap dosen menunjuk Mia. "Jangan bawa amarahmu sendiri dalam debat ini. Debat bukanlah pelampiasan. Aku tahu kau dan juga sebagian temanmu mengambil/menyodok mata kuliah agar bisa lulus lebih cepat, tapi tetap kau harus menghormati kakak tingkatanmu, oke?"

Mia menunduk lalu mengangguk.

"Iya ..." jawabnya lemas.















***

"Oppa!"

Seorang gadis yang tadi memanggil, berlari kecil menghampiri Kyungsoo. Dia mengenakan dress pendek berwarna biru tua dan rambutnya tergerai indah. Senyumnya manis dilapisi lipstick berwarna pink muda. Begitu anggun dan cantik, berjalan layaknya putri.

"Kenapa, Inha?" tanya Kyungsoo tersenyum ramah.

"Ada tugas yang tidak aku mengerti. Dosen menyuruhku bertanya padamu," jawabnya tersenyum riang.

"Oh boleh, sekarang?" tawar Kyungsoo.

"Kalau tidak mengganggu, tapi tugasnya banyak sekali oppa~" rengek Inha manja.

"Segunung?" tanya Mia tiba-tiba muncul dari belakang Kyungsoo dengan ketus.

"Eh?" Inha cukup terkejut mendapati jawaban Mia dari belakang. Kyungsoo menoleh dan langsung memberi sinyal jangan-berperilaku-tidak-sopan-begitu pada Mia. Ia hanya menatap suaminya dan Inha sebentar lalu menarik Mi Ra dari belakang, beserta Yoori.

Will you marry me- YES!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang