Gio berlari dengan sangat cepat menuju sebuah ruangan dengan nuansa pink. Mendobrak pintunya tanpa khawatir akan rusak. Ia lalu menaiki kasur dengan beringas lalu menyikap selimutnya.
"Yak! Sofia, bangun!" teriaknya pada seseorang di balik selimut yang baru saja diangkatnya itu. "Kau bilang hari ini kita akan belanja untuk keperluan nanti malam."
"Aku tidak pernah menyetujui ajakanmu," sahut anak bernama Sofia dingin, dan tetap tak juga membuka matanya.
"Setidaknya kau turuti apa kata oppa-mu ini," sanggah Gio sambil membangunkan Sofia yang ternyata adiknya.
"Aku bukan adikmu. Kita kan hanya beda beberapa menit," gumam Sofia pelan. Karena Gio terus saja mengusiknya, ia lalu terbangun dengan sedikit kesal. "Yak!"
"Cepatlah, bangun dan bersihkan dirimu. Ini sudah jam 12 tapi kau baru bangun, aigoo~ dasar pemalas," omelnya sambil keluar dari kamar dan menutup pintunya kembali.
"Kenapa dia bisa begitu cerewet, sih?" tanya Sofia pelan namun mau tak mau bangun dari kasur dan menuju kamar mandi.
***
Sofia dan Gio sudah siap dengan pakaian mereka. Cukup rapi untuk ukuran pergi keluar. Gio dengan senyum lebar melihat ibunya yang tengah sibuk memasak.
"Jangan boros, ya?" ucap ibu mereka sambil menyerahkan kartu ATM pada anaknya. Gio mengangguk semangat lalu memegang tangan adiknya.
"Ibu, tidak bisakah aku bantu ibu saja?" tanyanya memegang apron yang libunya pakai.
"Jangan!" jawab Gio tegas lalu menarik tangan Sofia untuk keluar.
"Hati-hati," ucap ibu mereka mengingatkan anaknya sendiri yang baru saja berusia 8 tahun itu.
***
"Kau mau beli apa?" tanya Gio sambil melihat-lihat camilan yang ada di depannya. "Tak ada yang ingin kau beli?"
"Apa yang harus aku beli? Setiap kali aku menginginkan sesuatu, kau selalu saja tidak membolehkanku untuk memakannya, cih," balas Sofia menyindir.
"Itu karena makanan yang kau pilih tidak sehat," balas Gio mencibir.
"Kalau begitu semua camilan yang ada di sini tidak sehat. Kau sendiri yang pernah bilang kalau makanan yang paling sehat adalah masakan ibu," jelas Sofia panjang lebar menatap Gio kesal.
"Ya sudah! Kau pilihlah sesukamu, aku tidak akan melarangnya," ucap Gio akhirnya sedikit kesal. Lalu dengan cepat Sofia mengambil beberapa makanan yang ia suka, kemudian memasukannya ke dalam troli.
"Berhenti mengomel, aku bahkan mengambil camilannya tidak lama," celetuk Sofia dan Gio hanya mengepalkan tangannya kesal.
"Sabar Gio~ kau harus menjadi Oppa yang baik untuk adikmu," ucapnya sendiri sambil mengusap dadaya pelan lalu pergi sambil mendorong troli.
***
Suara pintu tertutup terdengar oleh Mia. Pertanda salah satu dari anggota keluarganya sudah pulang.
"Oh, Kyungsoo," sapa Mia ketika melihat suaminya itu. "Jadi, kau pinjam apa saja dari Chanyeol?"
"Hanya beberapa alat untuk jaga-jaga saja. Sudahlah, ini sudah jam 2, aku ingin tidur," ucapnya tanpa basa-basi lalu masuk ke dalam kamarnya. Mia diam-diam mengendap-endap mengikuti sang suami. Kemudian masuk ke dalam selimut dan memeluknya itu dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will you marry me- YES!!!
FanfictionKarena yang manis, bisa terasa walau hanya dengan hal kecil. Bagaimana jadinya jika Kyungsoo menikah dan menjalani rumah tangga di saat masih kuliah? 🌻cover by: Irishlevyona 🌻Februari 2016 - 12 Januari 2017 🌻rank : amnesia, kirain enggak penting...