Mia meregangkan ototnya sebentar lalu membenarkan letak kacamatanya. Kurang lebih sudah dua jam ini ia berkutat dengan tugas dari dosennya yang sangat banyak. Ingin sekali ia tak menjamahnya, kalau berani hidup menjadi orang miskin.
Hhhh~
"Jam setengah sembilan, tapi kenapa Kyungsoo belum pulang?" tanya Mia sendiri heran. Gadis itu mengecek ponselnya dan tak mendapati pesan maupun panggilan apapun dari suaminya. "Dia kemana, sih?"
Mia lalu berdiri dan masuk ke dalam kamarnya. Membuka kameja yang dipakainya dan mengambil kaos putih dari dalam lemari sambil mengira-ngira kemana suaminya pergi. Mia mulai memakai kaosnya itu sambil berjalan kembali keluar.
"Panas, ada air dingin tidak, ya?" gumam Mia.
"Kalau pakai baju di dalam kamar, bodoh. Bisa saja orang lain yang masuk ke dalam rumah, bagaimana?" tanya seseorang dengan suara beratnya.
"Ahh, yang tahu sandi rumah ini kan cuma aku dan Kyu-KYUNGSOO!" pekik Mia setelahnya saat menyadari ternyata Kyungsoo sudah ada di ruang tengah sedang memperhatikannya. Mia langsung berjongkok, bersembunyi di bawah pembatas dapur dengan ruang tengah. "Aishhh kau ini!"
"Apa? Untung saja kaosmu sudah setengahnya terpakai. Jangan khawatir," ucapnya dengan suara yang lelah. "Aku membeli beberapa makanan."
Kyungsoo merebahkan diri di atas sofa dan memejamkan matanya. Mia berdiri setelah memakai kaosnya dan mendekati sang suami.
"Bodoh! Kau darimana saja, sih? Kenapa baru pulang? Nanti tetangga menyangka yang tidak-tidak loh ..." omel Mia sambil melihat isi kantong plastik yang dibawa Kyungsoo.
"Memang aku seorang gadis? Pulang malam bisa digunjing tetangga," gumam Kyungsoo membuat Mia menoleh kebingungan.
"Yang tadi itu hanya bercanda, biasanya kau tak menanggapi ucapanku. Kau kenapa?" tanya Mia mendekati kaki Kyungsoo karena dia duduk di bawah.
"Tadi, dosen memberikan tugas yang lebih banyak dari biasanya ..." ujarnya bercerita.
"Begitu?" tanya Mia. "Sampai malam?"
"Tadi aku mengantar dulu Inha ke rumahnya," jawab Kyungsoo tanpa sadar.
"Ohh ..." gumam Mia mengangguk-angguk.
Kyungsoo yang merasa perkataannya salah segera membuka mata dan melihat istrinya itu dengan raut kaget, sedangkan ia tampak biasa-biasa saja. Namun tak lama kemudian, "HAH? INHA?!" pekiknya kaget.
"Tidak, maksudku ..." ucapannya tertahan, gadis itu hanya membulatkan matanya, membuat Kyungsoo menghela napas dan beringsut duduk di atas karpet, berhadapan dengan Mia. "Ya ... tadi memang dosen memberikan tugas. Tepatnya padaku dan Inha. Karena tadi selesai telat, aku jadi mengantarnya dulu."
"Kenapa harus? Dia kan banyak uang, bisa naik taksi," jawab Mia.
"Ada aku saja masih ada yang berani menggodanya sepanjang jalan. Bagaimana kalau sendiri?" tanya Kyungsoo berlogika.
"Bisa minta jemput, kan? Memang dia hidup sebatang kara apa di dunia ini?" gerutu Mia mulai kesal karena sikap suaminya yang lembek.
"Ayolah Mia ..." bujuk Kyungsoo lembut.
"Kalau aku ada yang menggoda, kau selalu saja bersikap biasa," sahut Mia menambahkan.
"Memang ada yang pernah menggodamu?" tanyanya mulai memancing emosi Mia tanpa sadar.
"Kemarin aku jalan dengan Hyungwon saja, kau sampai membuang uang percuma untuk main dan marah-marah tak jelas," sindir Mia sambil berdiri. Namun, dengan cepat suaminya itu menarik tangan Mia, membuatnya terduduk di pangkuan Kyungsoo dan mereka saling pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will you marry me- YES!!!
FanfictionKarena yang manis, bisa terasa walau hanya dengan hal kecil. Bagaimana jadinya jika Kyungsoo menikah dan menjalani rumah tangga di saat masih kuliah? 🌻cover by: Irishlevyona 🌻Februari 2016 - 12 Januari 2017 🌻rank : amnesia, kirain enggak penting...