Part 21 - Gaun

8.8K 884 61
                                    

Mia memijat pundaknya pelan, rasa pegal yang kemarin-kemarin menyerangnya tak kunjung reda juga.

DUK!

Mia menoleh lalu mengangguk tak enak.

"Maaf," ucapnya. Orang yang tadi bertubrukan dengannya menunduk juga. Mia lalu memukul-mukul kepala, merutuki kecerobohannya.

"Makanya, kalau di jalan fokus," ucap Kyungsoo di sampingnya. "Lagipula, kenapa kau jadi sering pulang malam?"

"Aku tidak pulang malam-malam kok," sanggah Mia.

"Hanya hari ini," timpal suaminya. Merasa kalah, Mia hanya mengerucutkan bibirnya kesal. "Salah sendiri kalau kau jadi pegal-pegal tak karuan begini."

"Banyak sekali tugas kelompok, dan kau percaya? Dari sekian banyak anggota, hanya segelintir orang yang mengerjakannya!" maki Mia tanpa sadar.

"Termasuk kau?" tanya Kyungsoo cuek.

"Ya!" ucap Mia sambil mengepalkan tangannya. "Kau sih enak sudah tidak harus mengerjakan apa-apa lagi."

"Kalau begitu, kau keluarkan saja anggota yang tak ikut mengerjakan," saran Kyungsoo, simple.

"Kalau aku jadi kau yang selalu mendapat posisi Ketua, aku juga akan mengeluarkan mereka," rutuk Mia. Kyungsoo hanya menggelengkan kepala mendengar cerita Mia. "Jadi, wisudamu minggu depan?"

"Hmm," gumam suaminya. Mia hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Lalu pandangannya tertuju pada satu toko yang memajangkan sebuah jas.

"Kyungsoo, wisuda nanti kau pasti memakai jas, kan?" tanya Mia.

Kyungsoo mengangguk-angguk sambil menjawab, "Mungkin."

"Kita beli yang baru saja," ucap Mia semangat.

"Tidak, aku masih punya jas di rumah," jawab Kyungsoo sambil menggeleng.

"Hey~ kau mau menggunakan jas yang lama? Ini kan acara yang sangat penting! Kau harus memakai yang baru, apalagi kau masuk salah satu mahasiswa yang mendapat nilai tertinggi," jelas Mia membujuk suaminya.

"Aku tak punya uang-"

"Mana mungkin kau tak punya uang," sanggah Mia cepat. Coba kau lihat! Jas itu bagus, kan?" ucap Mia sambil menunjuk jas yang tadi dilihatnya.

"Semua jas sama saja," jawab Kyungsoo berusaha untuk menarik Mia dari tempat mereka berada.

"Tapi, perasaanku mengatakan jas itu tak biasa," ucap Mia mulai meracau -menurut Kyungsoo-

"Ah, sudahlah. Untuk apa kita berdebat? Lebih baik kita pulang saja," ucap suaminya sambil menarik tangan Mia untuk pulang.

"Tidak~ kita harus membelinya dulu~" rengek Mia. Kyungsoo lalu merangkul pundak istrinya. Sedangkan sang empu mencoba melepaskan diri sambil tak henti-hentinya merengek. Terlihat romantis memang, tapi itu tak lepas dari sebuah perdebatan yang tak penting.

















***

"Kenapa kau jadi pelit begitu, sih?" tnya Mia sambil mendudukkan dirinya di atas sofa.

"Aku hanya tidak mau membuang-buang uang untuk barang yang bahkan aku sudah punya," jelas Kyungsoo sambil memasukkan beberapa bahan makanan ke dalam kulkas.

"Pelit, itu namanya pelit," gumam Mia meledek. "Ahhh, pegal-pegal~"

'Apa memang aku terlalu lelah, ya?' batinnya.

"Lebih baik kau mandi dulu. Aku sudah menghangatkan air. Biar tubuhmu lebih rileks," ucap Kyungsoo dan Mia hanya mengangguk. "Selagi kau mandi, aku akan menyiapkan makanan."

Will you marry me- YES!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang