Panti

8.5K 514 2
                                    

Sementara ditempat lain.

"Kak Prilly!!!"

seru riak para anak2 kecil berlarian menghampiri gadis berperawakan kecil, wajahnya cantik yang nementramkan, manik mata berwarna hazel benar2 membuat siapa saja menjadi nyaman jika berada didekatnya.

"Kak Prilly datang!!"

seru gadis itu seraya merentangkan kedua tangannya, siap menerima pelukkan dari anak2 kecil ditempat ia dibesarkan ini.

"Kak Prilly kok baru datang sih? Kemana aja kak?"
Tanya bocah kecil berkepang 2 pada Prilly.
"Hehe...kakak sibuk sayang, Kakak kan harus kerja."
jawab Prilly lembut pada gadis kecil itu.
"Kakak, ditanyain bunda tuh."

Lanjut bocah laki2 yg tak kalah manjanya pada Prilly, membuat Prilly terkekeh dan mengangguk.

"Ok, kakak ketempat bunda dulu ya, ini makanannya dibagi2 sama yg lain. Dan ingat...."

"Jangan saling rebutan!!"

cela anak2 itu melanjutkan kalimat Prilly yg sudah mereka hafal setiap kali Prilly kesana dan memberi mereka snack atau makanan lainnya.

Prilly Amorea hanya tersenyum dan mengacak2 rambut anak2 itu dengan gemas.
Anak2 dipanti asuhan inilah semangat hidupnya. Meski ia sudah besar dan bisa menghasilkan uang sendiri, tak penah lupa pada tempatnya dibesarkan.

"Assalamualaikum bunda" salam Prilly pada bunda Rosma yg sudah membesarkannya ketika ia masih remaja dulu.

"Wa'alaikum salam..eh Prill, yuk sini duduk nak."
Prilly segera mencium punggung tangan bunda Rosma dengan sayang. Baginya Bunda Rosma adalah ibu keduanya. Setelah kepergian orang tuanya yg meninggal beberpa tahun yg lalu.

"Baru pulang ngajar sayang?" tanya bunda Ros, mengusap rambut Prilly dengan sayang.

"Iya bun, honor Prilly baru turun, jadi langsung kesini, beliin adik2 jajanan." kekeh Prilly membuat bunda Rosma menggelengkan kepalanya.
"Kamu gak perlu sampai seperti ini nak. Km jg perlu biaya hidup."

"Prilly baik2 aja kok bun, Prilly nanti bakal cari tambahan biaya buat diri Prilly sendiri. Kalau memang Prilly merasa kurang. Bunda jangan khawatir ya."

Bunda Ros hanya mengangguk paham. Sifat Prilly yg tak pernah memikirkan diri sendiri dan justru memikirkan kebahagiaan orang lain, membuat bunda Rosma kagum padanya,terutama sifat penyabarnya dalam menghadapi masalah sebesar apapun.

Bunda Rosma tahu, betapa berat cobaan hidup Prilly ketika orang tuanya meninggal. Betapa rapuhnya ia ketika keluarga nya sendiri yg memasukkannya kepanti asuhan ini.

"Bunda Kok diem aja sih? Bunda sakit?"
tanya Prilly khawatir dengan sikap bunda yg berubah pendiam.

"Bunda gak apa2 kok sayang."

"Yakin bun? Kalau bunda sakit, kita kedokter sekarang ya"

"Gak usah sayang, Bunda gak apa2"
balas Bunda Ros menenangkan Prilly.
Prilly kemudian menghela nafasnya lega.
-------------------

Prilly sedang makan mlm dengan anak2 panti asuhan juga bunda dan beberapa para sukarelawan panti.
Suasana seperti ini lah yg Prilly rindukan. Suana kehangatan sebuah keluarga yg sudah lama tak Prilly miliki.
Hari2 Prilly remaja tak seperti hari2 gadis remaja pada umumnya. Masih sempat mendapat kasih sayang dari orang tua atau saudara2nya.
Prilly remaja tumbuh dengan kerasnya dunia, dengan kebencian pada dihatinya.

Terutama pada orang itu! Orang yg sudah membuat keluarganya hancur, bahkan membuat orang tuanya harus meninggal.

"Kamu kenapa Prill? Kok gak dimakan?"
tegur Bunda diseberang meja memperhatikan Prilly yg sedang mengaduk2 makanannya.

"Eh, engga bun, Prilly gak apa2 kok bun, ini Prilly makan kok"
elak Prilly pada bunda Ros.

"Ya udah, makan lagi."
"Iya bun"
Balas Prilly dan anak2 panti disana.
Setidaknya Prilly bersyukur, masih ada bunda Rosma dan anak2 panti yg membuatnya mampu tersenyum sedikit melupakan masa lalu yg pahit baginya.
------------
"Prilly pamit dulu ya bun, nanti kalau Prilly gak sibuk Prilly main kesini lagi."

pamit Prilly mencium punggung tangan bunda Rosma.
"Hati2 sayang, kamu jaga diri baik2 ya nak." pesan bunda Rosma mengusap rambut Prilly dengan sayang.

"Iya bun, assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam"
Balas bunda Rosma melepas Prilly untuk kembali pulang ke tempat tinggalnya sendiri.

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang