38

6.1K 380 4
                                    

Seru Zack dengan tangis khas balita.
Prilly berusaha mereda tangis Zack yang mulai histeris.

"Papa! Zack ingin bertemu  Daddy Papa! " Zack terus saja histeris menangis menunjuk pintu ruangan dimana Digo sedang diperiksa seraya menggenggam lengan baju Ray.

Hati Prilly terasa teriris melihat dan mendengar jerit tangis putranya yang terus saja memanggil-manggil Digo didalam ruangan.
Air matanya tak bisa lagi tertahan. Prilly segera memeluk Zack kedalam pelukkannya dengan erat dan menahan tangisan dipundak putranya itu.

Baik Ray maupun Liana merasa ikut teriris melihat Prilly dan Zack seolah saling menguatkan dan memiliki.

Keputusan Liana ternyata tepat, ia rela melepaskan Digo demi Prilly dan Zack untuk bersama. Tak ada sesal dihati Liana. Ia ikhlas jika Digo menceraikannya, bagaimanapun hubungan antara Digo dan Zack adalah ayah dan anak, meski nanti Liana memutuskan hubungan mereka.

Pintu ruangan ICU itu terbuka,dan seorang dokter berbaju hijau keluar sambil membuka masker yang menutupi mulut dan hidungnya.

Semua yang ada disana segera bangkit dan menuju sang dokter,

"Bagaimana keadaan Digo?" tanya Ray pada sang dokter laki-laki itu.

"Dia mengalami benturan yang cukup keras dikepalanya. Syukurnya bag air nya keluar dengan tepat sehingga membuat dadanya tertahan dari benturan" jelasnya.

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang?"

"Dia akan dipindahkan diruangan rawat. Bersabarlah. Semoga masa kritisnya bisa segera lewat. Saya permisi"

kemudian dokter tersebut melenggang pergi, tak lama muncul bangsal tempat Digo terbaring yang didorong oleh beberapa suster.

"Digo" panggil Liana melihat kepala Digo yang diperban.

"Daddy!" seru Zack kemudian berlari menyusul bangsal Digo dengan air matanya.

"Zack!" Prilly ikut berlari menyusul Zack yang terus saja ingin melihat Digo.

Disaat itulah, tembok besar keegoisan Prilly runtuh. Runtuh menjadi kepingan debu yang tak tersisa.
Zack dan Digo tidak bisa dipisahkan.
Dan Prilly telah kalah. Ia kalah karna putranya.

"Zack." Prilly memeluk putranya didepan pintu ruangan Digo.

"Mommy, Zack ingin bertemu Daddy Mommy! Daddy!! Bangun Daddy!" jerit Zack kembali membuat hati Prilly kembali terluka.

"Maafkan Mommy nak, maafkan Mommy." isak Prilly memeluk menenangkan putranya.

Liana membiarkan Prilly dan Zack untuk masuk terlebih dahulu melihat keadaan Digo didalam kamar rawatnya.

Sedari tadi Zack terus saja menangis menggenggam tangan Digo yang bebas dari selang infus.

Prilly merasa hatinya ditusuk belati, sangat sakit hingga mengenai jantungnya.
Pemandangan didepannya membuat Prilly ikut menangis.

"Daddy, bangun. Zack tidak akan nakal jika Daddy bangun" Zack terus saja mengucapkan janji itu disamping Digo sambil memggenggam tangan Digo.

Prilly beringsut disamping Digo berseberangan dengan Zack. Dan mengelus kepala Digo yang ditutupi perban.

"Aku minta maaf Digo. Maaf aku egois, maaf atas semua yang aku lakuin kekamu" air mata Prilly menetes begitu saja dipipinya yang sedari tadi sudah mendesaknya keluar.

Prilly akui kini ia benar-benar kalah, ia berjanji tidak akan memisahkan Digo dengan Zack lagi jika laki-laki itu sadar nanti.

Dan benar apa yang dikatakan Digo sebelum ia pergi meninggalkan Prilly seorang diri ditaman itu. Bahwa Prilly akan menyesal sama seperti Digo.

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang