33

5.1K 299 6
                                    

Lima bulan sudah Prilly mengandung benih cinta Digo yang ada dirahimnya.

Sampai saat ini ia tak berusaha memberitahu Digo tentang perihal kehamilannya. Entah sedang apa Digo saat ini, sedang dimana dia, apa ia masih mencarinya?

"Aaauu" desis Prilly mengaduh merasakan sedikit denyutan diperutnya.
Di elusnya perutnya yg mulai membesar, seulas senyum tersungging dibibirnya.

"Hai anak Mommy, kamu juga kangen Daddy ya?" Prilly mencoba berbicara pada perutnya. Kemudian memandang laut lepas didepannya pada petang ini.

Sudah beberapa minggu ini Prilly semakin menyukai lautan. Setiap sore menjelang sunset Prilly akan pergi kepantai yang tak jauh dari rumah Oma dan melihat matahari terbenam hingga tenggelam.

Prilly mulai berjalan kembali menyusuri bibir pantai dengan kaki telanjangnya. Merasakan hembusan angin yg menerpa wajahnya.

"Sudah hampir malam Prilly" suara bariton yg membuat Prilly menoleh terkejut keasal sumber suara.

"Astaga Max! Kau membuatku terkejut" seloroh Prilly pada seorang pria yang kini berdiri tepat disebelahnya.

Max adalah tetangga sebelah rumah Oma yang bekerja disebuah restoran dekat dengan pantai ini.
Max tertawa jumawa membuat Prilly mendengus kecil.

"Maaf Prilly, apa aku terlalu mengejutkanmu?"

"Kalau aku tak terkejut, mana mungkin aku berteriak seperti tadi Max?" gerutu Prilly pada Max.

Max hanya terkekeh lalu memandangi lautan didepannya.

"Dimana suamimu ngomong-ngomong?" Max kembali mencairkan suasana diantara mereka.

Prilly menengang kaku,

"Dia diJerman" tukas Prilly cepat. Max tampak mengangguk-angguk pelan atas jawaban Prilly.

Prilly suka bicara dengan Max, laki-laki itu sangat ramah pada Prilly dan juga Oma. Ia setia membantu Oma dan Prilly jika mereka para wanita itu mebutuhkan bantuan.

Dan Prilly tahu siapa yg dimaksud dengan 'Suami' oleh Max, dia adalah Ray. Tentu saja, karena hanya Ray yang sering terlihat mengunjungi Prilly.

"Kau belum mau pulang?" tanya Max kembali tanpa menoleh pada Prilly.

"Sebentar lagi"

"Tidak baik wanita hamil keluar malam-malam seperti ini Prilly." ucap Max kembali.

"Max, kau cerewet sekali" canda Prilly akhirnya membuat Max terkekeh gemas.

"Hei Prilly! Kau sudah kuanggap sebagai adikku! Ayolah, mari kita pulang, biar kuantar"

Prilly menghela nafasnya, susah menolak ajakan Max yg selalu baik padanya ini.

Max mengantarkan Prilly kerumah Oma, setelah berpamintan pada Oma, Max lalu pulang kerumahnya yang tepat disebelah rumah Oma.

"Kau sudah makan nak?" tanya Oma Prilly yang duduk dikursi meja makan tempat biasa mereka berdua lakukan jika sedang berbicara.

"Aku sudah makan Oma, tadi Max membelikanku Burger" sahut Prilly santai.

Oma menggeleng,
"Kau sedang hamil sayang, makanan seperti itu tidak sehat. Bagaimana jika Ray tahu hmm?" Prilly terkekeh, ia ingat bagaimana Ray akan sangat marah jika tahu Prilly memakan makanan tak sehat itu, semenjak ia hamil.

"Tenang saja, dia tidak akan tahu Oma, dia sedang diJerman saat ini."
Setelah mengucapkan itu, dering ponsel Prilly terdengar, dilihatnya layar ponsel sipenelfon.

Prilly mengerutkan keningnya bingung,lalu menekan panel warna hijau dilayar ponselnya.
"Hallo"

"Hai Queen, kau dimana?" Prilly tersenyum simpul,

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang