26 (18++)

13.8K 460 4
                                    

"Nah udah mateng!" seru Digo lalu, menuangkan sup tersebut diatas mangkuk besar dihadapan Prilly.

"Aku gak tahu kamu punya apartement" ucap Prilly.

"Apartemen rahasia, dan gak ada yg tahu soal ini kecuali kamu" jawab Digo santai, seraya menyendokkan sup tersebut kemangkuk Prilly.

Pipi Prilly merona mendengar jawaban Digo sekaligus ada rasa khawatir yg hinggap dibenaknya.

Bagaimana kalau Varissca tahu? Apa kakak Digo itu akan marah karna adiknya membawa wanita ke apartemennya sendiri?

"Kok ngelamun sayang? Kenapa?" tegur Digo membuat Prilly kembali kealam sadarnya.
"Eh, gak papa."

"Ya udah makan, kamu nginep disini dulu aja ya. Diluar masih hujan."

Mata Prilly terbelalak sempurna.
Menginap? Berdua dengan Digo? Yang benar saja!

"Apa gak bisa pulang aja? Besok kan kita harus kekantor?"

"Siapa yg mau kekantor saat weekend sayang? Kaya nya kamu karyawan teladan banget deh" canda Digo membuat pipi Prilly malu.

Kenapa ia bisa melupakan 1 hal itu!
"Ya kan mau ngelunasin utang panti ke kamu" balas Prilly akhirnya.

Digo menghentikan aktifitas makannya dan menoleh pada Prilly.
"Gak usah dipikirin. Panti udah aman. Aku gak mau ngambil sesuatu yg berharga dari wanita yg aku cinta kok."

Blush..

Pipi Prilly kembali merona, ada kumpulan kupu2 yg kini mengelilingi perutnya.
Sangat menggelitik namun nyaman.
Digo hanya tersenyum melihat semburat warna merah muda dipipi Prilly. Sangat menggemaskan jika melihat wanita itu sedang blushing seperti itu. Membuat Digo semakin tak tahan untuk mengigit pipi chubby Prilly yg kelewat menggemaskan.
-
-
-

Setelah makan malam tadi, Digo menyuruh Prilly untuk segera istirahat dikamarnya, walaupun ia tahu, kalau gadisnya itu pasti tak nyaman menginap berdua dengannya.

Setelah mencuci piring, Digo masuk kedalam kamar Prilly memastikan bahwa gadis itu sudah tertidur.
Namun yg ia lihat justru gadis itu sedang berdiri didepan balkon sambil melamun.

Digo tersenyum lalu mendekati Prilly memeluknya dari belakang.
"Gak baik angin malam gini, apalagi sedang hujan." bisik Digo ditelinga Prilly.
Tubuh Prilly meremang, sangat hangat dan memabukkan mendapat pelukkan itu dari Digo.
"Lagi pengen disini aja. Ternyata suasana malam dilihat dari ketinggian kaya gini indah juga."
Digo mengangguk setuju.

Perlahan,entah dorongan dari mana Digo menciumi pundak Prilly. Membuat Prilly bergidik geli dengan deru nafas Digo yg terdengar lirih ditelinga Prilly.

Perlahan kemudian Prilly membalikkan tubuhnya menghadap Digo. Melihat manik mata hitam Digo.

Digo mendekatkan wajahnya kewajah Prilly semakin dekat hingga tak ada jarak diantara mereka.
Digo menyapukan bibirnya dengan bibir tipis Prilly. Melumatnya atas dan bawah.

Prilly mendesah ketika Digo menyapukan bibirnya keleher Prilly. Prilly kehilangan logikanya saat ini.
Harusnya ia mendorong Digo menjauhkan tubuh Digo dengan tubuhnya, tapi justru kebalikannya Prilly malah memeluk leher Digo menariknya semakin dekat.

Digo menyelusupkan tangannya kebawah kemeja Prilly mengusapkan tangannya pada permukaan perut Prilly yg lembut. Tangannya semakin naik kedalam punggung Prilly melepaskan pengait bra yg Prilly kenakan.

Digo membawa Prilly keatas ranjangnya tanpa melepas pagutan ciumannya dengan gadis itu.

Entah karna suasana malam yg dingin ditemani hujan hingga mereka terbawa suasana, tanpa disadari hingga akhirnya Prilly dan Digo sudah tak mengenakan sehelai benangpun.
Membuat mereka akhirnya melakukan penyatuannya dengan Prilly yg merintih kesakitan dan perih. Namun digantikan dengan kenikmatan tak tertahan.

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang