Found it Ily!!

7.2K 499 3
                                    

Digo baru saja keluar dari restoran terkenal dikota ini. 

Sedikit memijat pelipisnya yg terasa pening karna berbincang2 dengan klient2 penting dari singapore mengenai kerja sama perusahaan mereka nanti.

Digo melihat sekeliling jalan  raya yg masih saja padat pada malam hari seperti ini.

Ketika tak sengaja ia melihat sebuah toko bunga yg hendak tutup dari seberang jalan.
Ia langsung saja melangkahkan kakinya tanpa melihat sekeliling.
Mata dan pikirannya hanya terfokus pada bunga mawar merah itu.
Mawar merah perlambang cintanya untuk gadis masa lalunya. Entah apa yg ada dipikirkan Digo.

Tiintiinn...!!!!

sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju didepan Digo.

"Awaaass!!!"

pekik seseorang dibelakangnya. Sebuah cahaya menyilaukan mata Digo,ia refleks menutup matanya dengan tangan.

BRUUUKK...!!

Digo siap menerima kesakitan luar biasa karna mungkin tubuhnya terpental.

Tapi tunggu! Kenapa ia merasakan ada yg menyangganya.
Digo perlahan membuka matanya.

"Wanita?"
gumam Digo dalam hati. Hal pertama yg Digo lihat adalah seorang wanita yg wajahnya tertutup rambutnya sendiri, tengah menyangga kepala Digo dibawahnya.
"Mas gak apa2?"

tanya wanita itu lembut pada Digo yg masih terpaku.
Digo segera bangun dari posisinya.

"Gak papa mbak, makasih udah nolongin saya."
balas Digo sopan.
Wanita itu sedang membersihan bajunya sehingga Digo tak melihat wajahnya yg tertutup rambut.
"Iya sama2 Mas, lain kali hati2 didaerah sini memang banyak pengemudi ugal ugala an." terang wanita itu masih membersihan bajunya yg sedikit kotor.

Digo segera beranjak berdiri lalu memberikan tangannya untuk wanita itu gapai.
"Makasih" ujar wanita itu ketika berhasil berdiri menatap Digo sambil tersenyum.

Manik mata Digo menatap dalam pada manik mata wanita didepannya.

DEG!!

perasaan ini. Mata itu!
"Mas gak papa kan?kalau gitu saya pulang duluz hati hati dijalan mas, jangan ngelamun."

ujar wanita didepannya ini kemudian berlalu dari hadapan Digo.

Digo masih terpaku, kakinya tak bisa bergerak, bahkan bibirnya kelu.
Itu dia! Itu gadisnya! Gadis masa lalunya, cinta pertamanya!  Itu Ily!..

Digo tersadar ketika ily gadisnya sudah hilang dari pandangannya. Kemana dia?
Selama bertahun2 mencarinya,dan setelah menemukannya gadisnya itu harus pergi?

Digo terus mencari keberadaan ily, gadisnya.

Kemana ia pergi?
Digo kemudian berlari mencari keberadaan ily sampai ditikungan seberang jalan.

Ketika Digo terus mencari keberadaan ily ia menangkap sebuah bayangan diujung jalan sedang menstop sebuah angkutan.

Itu dia! Itu gadisnya!

Digo segera berlari mengejar ily yg sudah menaiki angkutan itu.

"Shiit!! Ily!"

teriaknya karna tak berhasil mengejar gadisnya itu.

Digo masih ter engah engah menetralkan nafasnya sehabis mengejar ily.
Rasa sesalnya kembali menyeruak.
Harusnya ia tak membeku ditempatnya tadi dan mengucapkan betapa ia merindukan gadis itu.
Digo tak mungkin salah lihat, itu benar2 ily.
Digo masih hafal lekuk wajah ily meski usia nya sudah tak lagi remaja.
.
.
.
Digo kembali kerestoran tempat ia menaruh mobilnya disana.
Biarlah besok saja ia akan menyuruh orang untuk kembali mencari ily. Seperti mendapat cahaya dikegelapan Digo akhirnya bisa kembali menemukan keberadaan ily. Pertemuannya dengan Ily tadi memang sudah takdirnya dan saatnya ia sudah harus lebih gencar mencari Ily.

" Aku akan menemukanmu sayang, Segera!"

ucap batin Digo.

*
*
*
*

Prilly baru saja sampai didepan sebuah rumah kontrakan yg terbilang bersih meski sempit.

Kontrakan ini hanya ini hanya ada 2 ruangan dan sebuah kamar mandi bercampur dengan dapur kecil.
Prilly baru saja meletakan tas selempangnya diatas lemari.
Kaki dan sikunya sakit sekali karna habis menolong seorang laki laki yg hampir saja tertabrak sebuah mobil.

"Duh, tuh cwok emang gak liat kiri kanan apa kalau mau nyebrang. Untung gue juga gak papa."
dumelnya pada diri sendiri sambil memijat mijat betisnya yg terasa sakit.

Sejenak juga Prilly merasa seperti mengenal sosok itu. Wajahnya tampak familiar bagi Prilly, entah dimana dan kapan ia pernah bertemu dengan lelaki itu.

Saat Prilly sedang mengingat2 kejadian tadi, ia mendengar pintunya diketuk oleh seseorang. Prilly kemudian beranjak membukakan pintu bagi tamunya.

"Hai Prill."
sapa riang tamu Prilly dibalik pintu.

"Gue kira siapa! Ayo masuk" balas Prilly menyuruh tamunya masuk.

Adalah Firla, sahabat sekaligus teman Prilly saat ia mengajar disebuah sekolah TK. Firla masuk kedalam rumah Prilly sambil membawa tentengan ditangannya.
"Nih gue bawa cemilan" ujar Firla menyodorkan sebuah bungkusan hitam kedepan wajah Prilly.

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang