45

4.5K 270 26
                                    

Ke esokan harinya saat Prilly sedang menemanin Zack berganti baju diapartement tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Digo muncul sebagai id called di layar ponselnya yang langsung saja Prilly jawab.
"Hallo. Kamu dimana sayang?"

"Aku masih diapartemen. Kenapa?" jawab Prilly setelah menekan panel layar hijau diponselnya.

Entah ada angin apa, Digo pagi-pagi ini menelponnya.
"Gak ada, aku mau kesana. Zack sudah bangun?" tanya Digo lagi.

"Iya dia lagi pakai baju."

"Bagus, sebentar lagi aku sampai, bye" setelah mematikan ponselnya.
Prilly beralih memperhatikan Zack yang sedang memakai bajunya sendiri.
Putranya itu kini sudah tumbuh semakin besar. Wajah tampannya sangat percis dengan Digo.

"Mommy,can you help me?" pinta Zack dengan nada yang memelas.

"Of course baby"

"Lubang kancing ini sempit sekali, aku tidak bisa memasukannya."

Prilly tersenyum kemudian membantu Zack memasang kancing bajunya.

Zack selalu berbahasa inggris jika berkomunikasi, sesekali Zack menggunakan bahasa indonesia jika memang ia tahu artinya.
Setiap hari Prilly dan Digo mengajari bahasa indonesia untuk putranya itu.

"Daddy akan datang sebentar lagi, Mommy ingin memasak untuk sarapan dulu ok! Zack bisa membukakan pintu untuk Daddy nanti?" tanya Prilly saat ia selesai membantu Zack memakai bajunya.

"Of course i do!" jawabnya semangat.

"Good boy" kemudian Prilly segera pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
Dan saat Digo tiba.

Sesekali Prilly dan Digo dibuat tertawa mendengar celotehan putra mereka.
Tak terbayang, sebentar lagi impian Digo dan Prilly akan terwujud menjadi keluarga kecil yang utuh.

Acara pertunangan mereka hampir saja gagal. Namun semuanya bisa berakhir dengan bahagia. Prilly menerima lamaran Digo dan menyematkan cincin dijari manis wanita itu.

3 minggu lagi, pernikahan mereka akan segera berlangsung. Sedikit banyak harapan mereka diacara pernikahan itu berakhir dengan lancar juga tanpa ada halangan apapun.

Segala sesuatu sudah disiapkan oleh Marissca. Dari gaun pengantin sampai tema pernikahan mereka.
Prilly hanya setuju saja atas pilihan calon ibu mertuanya itu.

Bagi Prilly semua tak ada masalah asal ia bisa menikah dengan Digo. Laki-laki yang selama ini menjadi alasan utamanya untuk tetap bertahan.

                           oOo

Hari itu pun tiba. Hari yang dinanti-nanti Prilly dan Digo menuju satu keluarga utuh seperti layaknya keluarga-keluarga yang lain.
Hari dimana cinta suci mereka diikat dengan tali pernikahan.

"Oh my god Prilly! You're so beautiful already" pekik Tia

Tia segera menghampiri Prilly yang sudah selesai di rias dan memeluk sahabat lamanya itu.

"Tia! Gila..lama banget kita gak pernah ketemu!" pekik Prilly tak kalah histerisnya dengan Tia.

"Ya, sekitar 6 tahun lebih."sahut Tia.

"Lo tau dari mana gue hari ini nikah?" tanya Prilly heran dengan kedatangan Tia. Pasalnya Prilly tak tahu dimana rumah Tia. Jadi bagaimana mungkin tiba-tiba Tia tahu bahwa hari ini ia menikah?

"Calon suami lo itu, bos gede Prill. Jangan lupa tuh!" seloroh Tia membuat Prilly mengerti.

"Btw, lo harus berterima kasih tuh sama calon lakik lo itu. Karna berhasil ngundang gue keacara pernikahan kalian"

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang