31

5.8K 381 2
                                    

Ternyata pikiran Oma selama ini salah, salah menduga bahwa ada nama lain di hati cucunya itu.

Oma mengira, Prilly memiliki hubungan dengan Ray, ternyata tidak seperti itu.

"Siapa Digo nak?" tanya Oma hati-hati.

Prilly menggeleng, dadanya terasa sangat sesak menyebut nama Digo. Entah mengapa rasanya nama Digo sangat berpengaruh sekali bagi hati Prilly.

Prilly teringat bagaimana Firla mengabarkan bahwa Digo mencarinya, beberapa hari yg lalu, dengan keadaan kacau.

Ingin rasanya Prilly pergi kembali ke indonesia, nemenui Digo. Tapi tidak! Prilly tidak akan pernah mau lagi menemui Digo, bukan karna ia benci, tapi ia tidak bisa lagi bersama laki laki itu, karna ikatan masa lalu dari adiknya.

"Nak?"

"Sudahlah Oma, aku lelah, aku ingin beristirahat saja, Oma istirahatlah. Oma kan baru saja sembuh." tukas Prilly cepat.

Oma tidak ingin memaksa Prilly bercerita, Oma cukup mengerti bagaimana perasaan Prilly saat ini, walaupun Oma tidak tahu secara keseluruhan biarlah waktu akan menyembuhkan luka Prilly.

*
*
*
*

Sudah satu bulan berlalu, kondisi kesehatan Oma semakin membaik, meski tak jarang Oma juga masih sangat ringkih diusianya yg sudah berlanjut.

Toko cake dipusat kota London berjalan terkendali, bahkan saat ini Prilly yg memegang kendali toko cake Oma yang banjiri pesanan.

Malam ini Prilly merasakan bahwa tubuhnya terasa panas, dan mengeluarkan keringat dingin.

Prilly menarik selimut tebalnya keatas,hingga naik sepangkal lehernya.

Oma mengetuk pintu Prilly, menyuruh cucunya itu untuk makan malam, namun tak ada jawaban dari dalam.

Oma Lisa kemudian beringsut masuk kekamar Prilly dan menemukan cucunya itu tengah mengigil kedinginan.

"Kau kenapa nak?" Tanya Oma kemudian memegang dahi Prilly dengan punggung tangannya.

"Astaga Prilly, kau panas sekali.- ayo nak kita kedokter." Prilly diam tak bergeming, tubuhnya terasa lemas.

"Oma, aku tidak apa2,jangan khawatir. Aku sudah minum obat tadi." jawab Prilly parau.

"Baiklah nak, Kau istirahat saja, biar ku buatkan sesuatu untuk kau makan." setelah mengecup kening Prilly, Oma kemudian berlalu, namun langkahnya terhenti ketika Prilly menggumamkan nama seseorang.

Meski pelan, Oma bisa mendengar nama itu dengan sangat jelas.

Digo

ya, nama itu lah yg Prilly gumamkan.

Ingin sekali rasanya Oma menghubungi sahabat Prilly yg ada di Indonesia dan memberitahukan seseorang bernama Digo itu. Tapi di urungkannya niat itu karna permintaan Prilly yg tak mau bertemu dengan Digo.
Entah apa yg terjadi dengan cucunya itu, Oma pun tak mengerti.

Ke esokan harinya, suhu tubuh Prilly tak lagi sepanas semalam. Prilly merasa baikan setelah meminum obat dan beristirahat.

Oma sudah pergi ke toko cake nya, tadi ada panggilan mendadak, dari salah satu karyawannya,mengabarkan bahwa ada sedikit masalah.

Jadilah Prilly sendirian dirumah, perutnya terasa sangat lapar kemudian ia berjalan tertatih pelan menuju dapur berharap Oma membuatkannya makanan untuk ia makan.

Beruntung, Oma ternyata sudah menyiapkan pancake yg disirami dengan madu.
Prilly segera menyantap pancake itu dengan lahap, entahlah rasanya perutnya ini terasa sangat lapar, seolah tak pernah diisi.

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang