25

5.8K 366 1
                                    

Digo berhenti tak jauh dari tempat Prilly dan Ray saat ini. Digo segera berlari menuju danau, diedarkannya pandangannya mencari sosok mungil yg mungkin masih menangis.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, rahang Digo mengeras, ia mengepalkan tangannya dengan erat, hingga buku2 jarinya memutih.

Pemandangan yg Digo lihat sungguh tak mengenakkan hati, ia melihat gadisnya sedang menangis meraung dipelukkan Ray.

Hatinya bagai ditikam belati, harusnya ia lah yg menjadi sandaran Prilly untuk menangis, tetapi sebaliknya, justru gadis itu menangis karenanya.

"Aku-- aku sakit Ray" samar2 Digo mendengar Prilly mengucapkan itu dengan lirihan.
Tangis Prilly sangat pilu, menyayat hatinya.

Digo memutuskan untuk kembali kemotornya, dan memilih Prilly tenang terlebih dahulu.
1jam Digo menunggu, akhirnya ia melihat Ray berjalan kearah mobilnya dan Digo segera menaniki motornya ke tempat Prilly.

Digo membuka helmnya,ia melihat Prilly berdiri melihatnya juga.
"Sayang ak-"

"Jangan mendekat!" cela Prilly menahan langkah Digo yg berusaha mendekatinya.

"Aku bisa jelasin sayang, ak-"

"Jangan panggil aku sayang! Aku jijik dengernya! " cela Prilly kembali menahan tangisnya.

"Enggak! Aku mau jelasin sama kamu, aku gak niat buat nyakitin kamu!"

"Terlambat! Hati aku udah terlanjur sakit Digo. Lebih baik kamu pergi!" sahut Prilly dengan bergetar.

Digo tak kuasa menahan sesak didadanya, sikap Prilly yg menolaknya membuat Digo seperti teriris sembilu.
"Aku cinta sama kamu sayang..sungguh. Ak- aku bingung.. Kamu dan Varissca sama2 berharga buat aku." ucap Digo lirih sedikit demi sedikit ia melangkah kan kakinya menghampiri Prilly.

Digo bisa melihat buliran bening dikelopak mata Prilly yg sebentar lagi tumpah.

Ia tahu ia salah, ia tahu ia terlambat menjelaskan hal yg sesungguhnya.
"Maafin aku sayang, aku ben-"

"Jangan mendekat Digo! Dibali, kamu sebenarnya tahu siapa Daniel. Tapi kamu gak bilang sm aku kan? Kenapa?! kenapa Digo? JAWAB!"

"Karna aku gak tahu kamu masa lalu dari dia! Aku juga gak mau kamu semakin benci sama Varissca!" sahut Digo menggelegar, diiringi suara petir. Hujan tak terelak kan lagi. Digo dan Prilly sama2 mematung, tak berusaha untuk meneduhkan diri.

Mereka saling pandang sama2 dengan tatapan tajam, Walaupun hujan sudah deras mengguyur tubuh mereka.
Perlahan Digo melepaskan jaket yg dikenakannya, lalu mendekati Prilly dan memakaikannya dikepala Prilly.
"Aku gak mau km sakit."

Prilly hanya diam, ia tak mampu menjawab apapun atas perlakuan Digo.
"Aku udah jatuh cinta sm kamu, bahkan sebelum aku tahu siapa Daniel. Aku gak pernah suka liat dia deket2 Varissca, ini..gak ada sangkut pautnya sm aku- aku bersumpah" jelas Digo panjang lembar menatap mata hazel Prilly dalam2.

Ada kesedihan yg mendalam yg Prilly rasakan saat Digo mengucapkan itu.
Hatinya juga sakit, tapi penjelasan Digo seperti kebenaran sesungguhnya ditelinga Prilly.

Prilly berjalan cepat meninggalkan Digo ia masih tak mau menuruti hatinya untuk memaafkan Digo.

Digo mengejar Prilly, gadis keras kepala itu sungguh2 membuatnya menderita, ini pertengkaran hebat pertama mereka.
"Stop Prill! Apa penjelasan aku kurang cukup?" cekal Digo saat Prilly disamping motor Digo yg terparkir.
Digo berangsut menghadap Prilly.
Direngkuhnya tubuh gadis itu dalam dekapannya.

"Aku juga sakit Prill, please..jangan kaya gini" ucap Digo parau disela leher Prilly.
Membuat Prilly akhirnya kembali menangis dipelukkan Digo.
"Ak-aku sakit Digo.." Digo mengangguk lemah diatas kepala gadis itu.
"Aku ngerti sayang..maafin aku yg nyakitin kamu"

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang