34

5.2K 314 7
                                    

Seketika itu juga telinga Digo berdengung, hunusan batu besar dan petir yg menyambar tepat mengenai jantungnya.

Pernyataan Max membuat nafas Digo tercekat, bibirnya kelu untuk berucap.
"Ngomong ngomong kau siapanya Prilly?" tanya Max melihat penampilan Digo yg berantakan.

Digo mengerjapkan matanya, menahan desakan air mata yang ingin keluar dikelopak matanya sendiri.

"Aku-aku temannya." rasanya sangat sakit memperkenalkan dirinya sebagai teman Prilly.

Digo ingin sekali rasanya berteriak pada dunia bahwa ia adalah kekasih Prilly. Tapi apa boleh buat, bukankah Max sudah mengatakan dengan sangat jelas, bahwa Prilly sudah menikah dan mempunyai suami, bahkan sedang hamil? Ya Tuhan!

Hampir tak bisa dipercaya oleh Digo, secepat itukah Prilly melupakannya? Sedangkan ia terus mencari Prilly seperti orang gila?

"Apa kau tahu dimana Prilly tinggal saat ini?" tanya Digo tercekat. Ia hanya ingin memastikan sendiri bagaimana keadaan Prilly saat ini.

Max menggeleng lemah, ia menghela nafasnya kasar.
"Maaf Dude, aku tidak tau, sejak tiga hari yang lalu, rumah ini tampak sepi." tutur Max kembali.

Digo mengangguk kemudian mengucapkan terima kasih pada Max sebelum akhirnya ia masuk kedalam mobil sewaan nya.

Air mata Digo seketika itu menyeruak begitu saja, rasanya sangat sakit juga perih.
Gadis yang ia cintai kini sudah menjadi istri orang, bahkan sudah akan menjadi ibu?

Tubuh Digo bergetar hebat, ia menangis pilu untuk kekasihnya. Kekasih yang pada akhirnya tak pernah ia temukan.
Lalu bagaimana sekarang?

*****

>>>5 tahun kemudian.

"Zack! Jangan lari-lari! Mommy tidak bisa mengejarmu!" seru seorang wanita bertubuh kecil, dengan hidung yang mancung pipih juga pipinya yang masih terlihat chubby tergopoh-gopoh mengejar putra satu-satunya yang tengah berlarian ditaman.

Hari ini taman tampak sangat ramai,hari weekend tambah awal bulan musim semi yang mulai menghangat dikota London.

Anak kecil berusia lima tahun itu terus saja berlarian, sesekali tertawa melihat ibu nya yang terengah-engah mengejarnya.

"Mommy kau tidak bisa mengejarku" pekiknya dalam seling tawanya yg gurih.

Wanita yang dipanggil Mommy itu bernama Prilly, ia sungguh gemas dengan putranya ini, akhirnya Prilly memutuskan untuk berhenti mengejar putranya Zack dan berjalan menduduki tikar piknik yang sengaja ia bawa dari rumahnya sendiri.

"Mommy lelah sayang" rajuk Prilly menghempaskan bokongnya diatas tikar.

Zack yang tak tega melihat ibunya kelelahan pun kemudian berjalan mendekati Prilly dan mengusap peluh didahi Prilly.

"Maaf Mommy" ucapnya lirih menyesal seraya menundukkan kepalanya.

Prilly yang melihat tingkah menggemaskan putranya itu segera memeluk Zack mulai menjalankan aksinya, yaitu menggelitiki Zack hingga ia terpingkal-pingkal kegelian.

"Ampun Mommy, Zack minta maaf." ucap Zack disela kelitikan Prilly.

Prilly menghentikan kelitikannya,
"Ok Mommy maafkan"
Wajah Zack berubah cerita lalu kembali sendu.

Prilly yg melihat perubahan wajah Zack pun menjadi cemas.

"Ada apa sayang?"

"Papa tidak datang Mommy?" tanya Zack balik.
Prilly tersenyum dan mengusap kepala putranya, jadi itu lah alasan putranya sedih? Karna Papa nya yang telat datang?

We Found The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang