Fiveteen

80.4K 4.7K 50
                                    

Hai aku mau ngasih video dimulmed nihhh... memang gak nyambung dengan ceritanya. Judulnya Talking to the moon by Bruno Mars. Silakan dengerin ya!

•••••

Peter's Pov

Apa aku boleh sedih sekarang?!

Apa aku boleh marah kepada diriku sekarang?!

Apa boleh aku menyiksa diriku sekarang?!

Apa boleh? boleh? Seseorang tolong jawab!!!

Aku hanya bisa mengerutuki diriku. Aku telah membuat Raisa sedih, menangis bahkan mengurung diri. Demi Moon Goddess, aku benci situasi seperti ini. Situasi dimana Raisa menangis. Dan menangisnya karena aku.

Walau dia belum tau, aku penyebabnya. Tapi aku berharap dia tidak akan tau. Sampai kapanpun.

Kalian boleh berkata aku ini egois. Yah, aku memang egois. Aku terlalu takut Raisa meninggalkanku. Itu hal yang tidak aku inginkan dari dulu.

Sudah cukup aku menunggu Raisa selama 13 tahun setelah aku mengalami shift pertama. Sudah cukup!!!

Aku tidak ingin Raisa membenciku, apalagi pergi dariku. Atau dia akan me-reject-ku. Oh aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku nanti tanpa Raisa.

Sudah seharian ini Raisa tidak keluar kamar. Aku takut. Aku gelisah. A-aku... ah persetan dengan perasaanku. Aku sulit menjelaskan perasaan ini. Intinya aku tidak mau apapun terjadi kepada Raisa.

Sedari tadi aku mengetuk pintu kamar. Tapi nihil, Raisa tidak menjawab.

"Raisa!!!" Aku mengetuk lagi dengan pelan. Walau aku cemas, aku juga menghargai keadaannya.

Dia ingin sendiri dan tidak ingin diganggu. Tapi aku takut. Aku akui itu semua.

"Sudahlah nak, Raisa butuh waktu." Ucap ibu yang berusaha menenangkan diriku yang sangat panik dengan keadaan Raisa.

"Tapi bu, Raisa seharian tidak keluar. Aku takut bu!" Ucapku pelan.

Bahkan sekarang aku lemah didepan ibuku. Calon Alpha macam apa ini aku, lemah karena wanita. Apa semua Alpha sama sepertiku. Takut jika pasangannya seperti ini.

"Ibu tau sayang, sayang tau! Tapi kamu harus menghargai Raisa. Raisa butuh waktu." Aku mendengus, apa dia tidak meyanyangi Raisa?

Kenapa ibu begitu santai?

"Apa ibu tidak khawatir dengan keadaan Raisa? Ibu tau kan jika Raisa baru sembuh." Ibu hanya mengangguk.

"Ibu sangat nak. Sangat khawatir." Ibu tampak khawatir juga dengan Raisa. Aku tau itu, karena terlihat dari raut wajahnya. "Yasudah kalau seperti itu. Kita tunggu satu jam lagi! Jika tidak keluar dan tidak ada jawaban, kita dobrak pintu." Ucapku ibun yang sangat pasrah.

Satu jam? Oh Tuhan itu adalah waktu yang sangat lama. Rasanya aku ingin sekali membuka pintu ini sekarang.

•••••

Sudah satu jam aku menunggu. Bahkan aku berdiri didepan pintu. Tapi tidak ada jawaban. Bahkan suara pun tidak terdengar.

Jujur aku semakin panik. Aku gelisah dan takut.

"Raisa!!! Buka dong pintunya. Aku sudah lelah nunggu nihhh." Aku masih sabar mengetuk pintu.

Tidak ada jawaban. Aku semakin takut.

"Raisa, ayuklah buka sebentar sayang! Kamu belum makan sayang dari tadi. Aku gak mau kamu sakit lagi." Aku terus mengetuk pintu dengan pelan.

Tetap nihil.

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang