Terkadang yang tak bisa kamu lupakan adalah seseorang yang tak pernah bisa kamu miliki.
~Someone~
•••••
David melihat segalanya. Melihat bahwa selama ini dia salah. Dia salah karena telah menjadi bagian dari sebuah kelompok yang sebenarnya dia sendiri tau, bahwa kelompok itu sudah menghancurkan hidupnya.
"Maafkan aku, Taylor. Mungkin sudah saatnya aku mengakhiri penderitaanmu," ucapnya dengan sangat pelan. "Aku tau, kau sangat membenciku, karena aku yang telah membunuhmu. Aku sudah tidak tahan, Taylor. Aku ingin bersamamu," lanjutnya dengan menatap tajam seorang gadis yang di keliling oleh mahkluk yang berasal dari neraka.
Dia sudah melihat semuanya. Melihat gadis itu berubah menjadi wanita iblis yang sangat menakutkan. Bahkan David melihat Alpha-nya tidak sadarkan diri karena Devira menyihirnya.
"Aku harus keluar dari sini. Aku tidak mungkin menghadapi mereka, terlebih semua warior sudah dia sihir. Sial, licik sekali dia." David pun berbalik dan dia terkejut ternyata gadis yang sudah menjelma menjadi wanita iblis itu sudah berada di depan matanya. Dia bersama beberapa makhluk neraka di belakang wanita iblis itu.
"Kau mau kemana, David?" tanya Devira dengan senyum manisnya.
Sial, mengapa gadis itu sekarang berubah menjadi sangat cantik. Tidak, David tidak boleh terpengaruh oleh wajah sempurna penyihir itu. Tidak akan.
"Kau? Bukannya kau-"
"Hahaha, oh David. Kau ingin pergi dariku juga, setelah kau melihat semuanya?" Devira berjalan selangkah mendekati David. "Aku mengira jika kau akan tetap di sini, bersamaku. Berdua." Devira mulai mendekat lagi.
Wangi harum masuk kedalam indra penciuman David. Bau lavender yang sangat wangi. Wangi ini, seperti wangi mate-nya dulu. Ini wangi Taylor.
'Jangan terpengaruh David! Dia bukan mate kita. Mate kita sudah mati,' teriak Miguel serigala dari David.
'Tapi wangi itu, itu wangi mate kita Miguel. Aku sangat mengenal wangi itu.' David berusaha menahan hasratnya untuk mendekap Devira yang tangannya sudah menyentuh pundaknya dengan sangat halus.
'Sudah kubilang bukan sialan. Ingat, mate kita sudah mati. Itu hanyalah sebuah sihir, David. Kau harus sadar!'
David terus menahan itu semua. Wajah itu, mata itu, dan bibir itu. Kenapa dia terbayang jika Devira adalah Taylor.
"Devira!" panggilnya dengan sangat lembut. Sial, tatapan Devira membuatnya tidak berdaya.
"Kau tau David, aku sangat mencintaimu. Sejak lama aku menahan ini. Aku ingin bersamamu, David. Aku sangat ingin bersamamu," ucap Devira dengan sangat lembut. Seolah karakter jahat Devira berubah menjadi karakter bak Dewi Bulan.
Devira memeluk David dan meletakan kepalanya di jenjang leher David. David hanya terdiam. Pikirannya entah kemana. Dia merasakan sesuatu yang dulu dia rasakan. Perasaan itu datang kembali.
Miguel terus berteriak dan mengatakan bahwa Devira bukan matenya, tapi David hanya terdiam. Seolah teriakan Miguel itu hanyalah sebuah alunan lagu yang membuatnya semakin hilang emosinya.
"David, apakah kau ingin menikah denganku? Kita akan membangun istana kita. Hanya untuk kita, berdua. Apa kau bersedia?" ucap Devira yang masih di pelukan David.
"Aku... Aku tidak tau, Devira."
"Apa yang kau pikirkan, David? Apa yang kau pikirkan? Bukankah kau sudah merasakan jika aku mate-mu. Apa kau tidak merasakan itu, Sayang?"
David terdiam. Tubuhnya kaku dan dia berusaha melawan apa yang dia rasakan sekarang. Sial, sihir apa yang Devira gunakan sekarang. Mengapa tubuhnya panas dan ingin merasakan...
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] I'm Alpha's Mate! ✔
WerewolfR : 16+ Maaf ceritanya masih belum direvisi. •••• Aku adalah Raisa Swan. Gadis berumur 16 tahun. Aku kelas 2 Senior High School. Aku nerd dan aku adalah bahan bully-an semua temanku. Tunggu apa aku bisa sebut mereka semua temanku? Entahlah. Aku sen...