You raise me up, so I can stand on mountains.
You raise me up, to walk on stormy seas.
I am strong, when I am on your shoulders.
You raise me up... To more than I can be.~Josh Gorban~
•••••
Raisa's Pov
Dua hari aku berada di rumah sakit ini, akhirnya aku di perbolehkan pulang.
Hufttt, jujur aku tidak betah jika harus tinggal untuk beberapa hari kedepan di rumah sakit ini. Bau obat-obatan menyengat di indra penciumanku. Dan rasanya sangat tidak enak.
Oh siapa memangnya yang betah berlama di rumah sakit? Kurasa hanya psikopat saja. Hmm, walau rumah sakit itu bisa di kategorikan sebagai rumah sakit termewah, tapi tetap saja itu rumah sakit.
Hanya berisi puluhan pasien dan obat saja. Sudah tidak lebih.
Aku melihat sekitar. Memandang kiriku yang di penuhi dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Sangat asri dan berbeda di kota. Entah mengapa sepertinya tempat ini belum tersentuh oleh manusia.
Aku merasakan hangat di pundakku. Aku melihat mata hazel di sampingku. Tatapannya sangat hangat. Senyumnya menggetarkan setiap wanita yang melihat. Oh, sepertinya aku sudah jatuh akan pesonanya.
Thomas. Nama itu yang berada di sampingku. Dengan pelukan eratnya mampu membuatku nyaman. Senyumnya sangatlah manis.
Aku berani bertaruh, jika dia main Film Hollywood, aku yakin karirnya akan tahan lama dan mungkin akan selalu melekat. Oh aura bintangnya saja sudah sangat terasa.
Aku sedang menatapnya dengan intens. Sebenarnya apa yang dia pikirkan? Kenapa pria setampannya belum mempunyai kekasih? Ya aku melupakannya, apa dia belum menemukan matenya?
Kenapa Tuhan begitu jahat melantarkan dirinya tanpa mate?
Shittt, kurasa aku sudah gila. Entah apa yang aku rasakan terhadapnya. Sayang? Nyaman? Cinta? Oh tidak, opsi yang ketiga sangat tidak mungkin.
Karena aku mencintai Pe...
Ah kenapa aku ini. Selalu menyebutkan nama kramat itu di pikiranku? Pria yang selalu mengetarkan jantungku setiap senyumnya. Pria yang membuat tubuhku lemas akan gairahnya.
Bahkan bibirnya. Oh sepertinya bibirnya adalah candu. Arghhh kenapa pikiranku menjadi mesum seperti ini?
"Hey!!! What are you doing?" Aku menengok lagi ke Thomas.
Tatapannya aneh sekarang. Seakan dia sedang menilaiku. "Apa?"
"Kau kenapa Raisa? Kenapa kau menggelengkan kepalamu? Apa kepalamu sakit?" tanya dengan sangat lembut.
Hmmm, aku yakin aku adalah orang yang paling beruntung sekarang. Lihatlah, tatapan khawatirnya membuat luluh setiap kaum hawa.
"Aku tidak apa. Memangnya aku terlihat seperti apa?" tanyaku balik.
Thomas tersenyum dan mengacak rambutku sehingga rambut berantakan. "Kau ini ya. Semakin greget aja aku sama kamu."
Aku hanya menatapnya tajam. Dia senang sekali mengacak rambut. Hey, maksudku tidak bisakah dia menghilangkan kebiasaannya? Dia membuat teringat oleh Peter.
Ahhh, kenapa Peter lagi yang ada di pikiranku? Itu membuat hatiku sakit jika mengingat Peter bersama wanita ular itu.
"Greget? Memangnya aku ini apa?" tanyaku dengan wajah kesal.
"Jangan mengerucutkan bibirmu Raisa. Apa mau kau aku cium?" ucapnya menggoda.
Ahhh, kenapa pipiku menjadi panas seperti ini. Seketika Thomas tertawa. Ah, kenapa jadi malu seperti ini sih? Kenapa dia bisa buat aku memalingkan wajahku dari tatapannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] I'm Alpha's Mate! ✔
WerewolfR : 16+ Maaf ceritanya masih belum direvisi. •••• Aku adalah Raisa Swan. Gadis berumur 16 tahun. Aku kelas 2 Senior High School. Aku nerd dan aku adalah bahan bully-an semua temanku. Tunggu apa aku bisa sebut mereka semua temanku? Entahlah. Aku sen...