Thirty Eight

46.5K 2.8K 233
                                    

Mau langit memuntahkan kesedihan berkali-kali, angin-angin tetap berisik, rumput-rumput tetap menari, yakin suka-duka ada porsinya sendiri.

~Adimasnuel~

•••••

Auhor's Pov

Raisa terkejut. Ternyata Syifa dan Thomas sudah saling mengenal. Pantas saja jika Syifa terkejut dengan kedatangan Thomas bersamanya.

Walau Raisa tidak tau sedekat apa mereka.

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Raisa kepada Syifa dan Thomas.

Thomas masih menunjukan wajah santainya. Sedangkan Syifa berusaha mengatur terkejutannya. Dia tidak menyangka jika dirinya bertemu pria itu.

"Ya, Raisa kami sudah saling mengenal. Thomas adalah—"

Ucapan Syifa terpotong oleh Thomas yang berkata, "Syifa adalah mantan Omega di packku. Dia salah satu Omega terbaik, jadi aku mengenalnya."

Syifa hanya menghela napasnya. Setidak inginkah Thomas kepada dirinya? Seburukah Syifa di mata Thomas. Rasanya dia ingin lenyap dari dunia ini.

Raisa melihat ke Syifa. Meminta persetujuan dari ucapan Thomas. "Benar Raisa. Dulu aku salah satu Omega di pack Alpha Thomas. Tapi setelah itu aku pindah kesini karena alasan tertentu," ucap Syifa yang berusaha tersenyum.

Hatinya sakit. Sakit melihat Thomas tersenyum dan bahagia bersama gadis yang sudah menganggapnya sebagai sahabat. Gadis yang baik dan polos.

Apa Thomas akan menyakitinya? Jadi ucapan Thomas tiga tahun lalu benar adanya.

Raisa hanya mengangguk saja. Dia sudah puas dengan jawaban mereka. Walau Raisa merasakan ada hal aneh kepada kedua, mungkin suatu masalah. Tapi apa pedulinya, ini urusan mereka bukan urusan Raisa.

"Kalau begitu aku masuk dulu. Aku ingin menemui Ibu dan Ayah," Raisa berjalan memasuki istana.

Raisa meninggalkan Syifa dan Thomas berdua. Syifa sudah tidak mampu menahannya. Dia sangat merindukan pria itu. Pria yang menolaknya karena sebuah arogan yang melekat.

Thomas tersenyum licik. Dia melihat wanita itu dengan bahagia. "Sudah kubilang bukan, aku tidak pernah bermain-main Syifa," ucap Thomas di belakang telinga Syifa dengan pelan.

Syifa menahan tangisnya. Sudah lama dia tidak menangis. Pria itu begitu jahat kepadanya. Sebenarnya apa salah dia? Dia sudah melakukan hal yang menurutnya benar.

Suasana hening. Semua pelayan juga sudah memasuki istana. Hanya Thomas dan Syifa yang masih terdiam. Terutama Syifa yang bergulat dengan hatinya. Dia bahkan sedang berbicara dengan Ava - wolfnya - yang terus memberontak.

"Kenapa Thomas? Kenapa kau harus mengutamakan aroganmu? Kenapa? Apa kau tidak memikirkan perasaanku? Ava? Josue, wolfmu sendiri? Aku yakin jika Josue menderita, bahkan kau Thomas. Apa kau sudah buta itu?" Syifa menangis.

Jujur dia tidak kuat lagi. Pria tampan itu membuatnya menderita. Hanya karena Devira, wanita itu. Thomas tega meninggalkannya.

Thomas tertawa. Thomas tidak memikirkan perasaan Syifa. "Kau tau, bahkan Josue lebih menyukai Raisa daripada kau dan wolf jelekmu itu. Dia sangat bahagia bersama Raisa. Dan kurasa aku mencintai Raisa," ucap Thomas santai.

Syifa hanya mematung. Thomas mencintai Raisa? Apa benar? Apa itu semua hanya dusta. Ava hanya terdiam. Mengaum sedih dan siapapun yang mendengarnya akan mengatahui jika serigala itu menangis.

Matenya tega mengatakan dirinya jelek. Ava terdiam dan tak berkata. Dia tidak sanggup mendengar lagi.

'Bawa aku pergi, Syifa! Aku sungguh tidak kuat.' Ava terus mengaum berusaha memberontak.

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang