Forty Seven

52.3K 2.7K 176
                                    

Di semesta mana engkau tersesat, kekasih? Jika kelak kau kembali pulang, jangan bawakan aku bintang, cukup jaga dirimu agar tak lagi menghilang.

~SejakLiar~

•••••

"Raisa, kumohon kembali!!!"

Raisa membuka matanya. Mata hitamnya menelusuri setiap inchi ruangan yang dia lihat. Lalu, matanya berusaha dipejamkan untuk membuat detak jantungnya kembali semula.

"Peter!" lirihnya tanpa sadar membuatnya mengeluarkan air mata. Dia tidak tau apa yang terjadi, tapi mimpi itu membuatnya takut.

Peter, apa yang terjadi dengan dirinya? Apa dia masih baik atau dalam bahaya? Atau kenapa? Kenapa perasaannya tidak tenang?

Raisa berusaha menangkan pikirannya yang mulai kacau. Di tambah perasaannya yang takut. Sudah beberapa hari ini Raisa seperti ini. Dia selalu saja terbayang oleh wajah pria itu.

Kenapa? Kenapa pria itu selalu mengisi pikirannya? Raisa ingin melupakannya. Pria itu sudah menghancurkan hidupnya, masa depannya dan bahkan keluarganya.

Dia sekarang percaya apa yang di katakan Draco. Peter hanya mempemainkannya saja. Peter adalah pria jahat yang haus akan kekuasaan. Sial, apa yang sebenarnya di pikiran pria seperti Peter Brayden itu?

Tanpa sadar, Raisa sudah mengeluarkan air matanya. Dia tidak tahan dengan apa yang dia rasakan. Sakit dan rasa rindu yang kini merasuki jiwanya. Raga dia sudah aman, tapi tidak dengan hatinya dan pikirannya. Semua itu masih berada di pria itu.

'Sejahat apapun dia kepada kita, kita tetap saja tidak bisa membencinya Raisa.' Suara itu berasal dari pikiran Raisa.

Raisa hanya terdiam dan mengelengkan kepalanya. Berusaha menghilangkan senyum pria itu di pikirannya.

Ah, kenapa begitu tampan prianya? Oh salah, maksudnya pria wanita lain. Kenapa pria itu selalu membayangi pikirannya. Seakan tidak membiarkan hidup Raisa tenang. Kenapa?

"Apa lelah seperti ini. Hidupku tidak pernah tenang. Bahkan saat sudah menjauh, hidupku bertambah rumit. Sihir macam apa yang dia pakai, Cristal?!" Raisa menunduk. Dia berusaha menahan air matanya yang terus keluar, membuat napasnya sedikit sesak.

Cristal hanya terdiam saja. Bahkan dia tidak mampu menjawab pertanyaan Raisa. Pikirannya yang sangat dewasa itu seketika hilang.

Cristal hanyalah seekor wolf yang bertempat di tubuh mungil Raisa, kenapa Raisa harus bertanya kepada dirinya? Seharusnya dia yang bertanya.

Dan semenjak kemunculan dirinya, dirinya sama sekali tidak bisa berhubungan wolf dari Peter. Tidak seperti lainnya, entah mengapa dirinya selalu gagal untuk menghubungi John.

Padahal itulah satu-satunya cara agar dirinya, Raisa, John dan Peter bisa bersama. Menyelesaikan masalah, tanpa tindakan itu hanyalah membuang waktu saja.

"Cristal, kenapa kau tidak menjawabku? Kemana dirimu yang selalu memberikan saran kepadaku? Apa kau sekarang tau apa yang aku rasakan?" tanya Raisa kembali. Raisa menghapus air matanya dengan tangan kirinya.

"Sudahlah, mengapa aku harus menangis demi pria seperti dirinya. Aku harus kuat dan bahkan melupakannya. Apa kau sepaham denganku, Cristal?" lanjutnya lagi.

Ucapan Raisa seakan tamparan keras bagi Cristal. Nada ucapan itu membuat jiwanya sebagai wolf tidak menerima apa yang di ucapkan oleh Raisa. Dirinya seakan sakit saat Raisa mengatakan jika dirinya harus melupakan Peter.

Hey, wolf mana yang menerima jiwa sebagian dirinya menyuruhnya untuk melupakan belahan jiwanya?

'Aku tidak begitu yakin, kita bisa melakukan itu. Bagaimana pun dia adalah...'

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang