Ketakutan terbesar dalam hidupku bukan kehilanganmu, tapi melihat dirimu kehilangan kebahagiaanmu.
~Peter Brayden~
•••••
Raisa's Pov
Aku kesal!
Aku benci!
Aku males dengan Peter!
Kenapa? Kenapa dia sekarang tidak mengizinkanku buat sekolah lagi. Ralat, bukan tidak mengizinkan, tapi dia berkata, "sayang, kamu itu baru sembuh. Kamu sekolahnya minggu depan saja ya."
Bagaimana tidak kesal? Seminggu? Demi Tuhan, aku sudah membolos sekolah selama, ehmmm berapa ya? Ah entahlah, bahkan aku tidak mengingat berapa hari aku membolos.
Apa Peter tidak berpikir? Aku sebentar lagi ujian kenaikan kelas. Apa dia mau aku tidak naik kelas? Oh jangan bilang dia juga mau mempunyai calon istri yang bodoh nantinya.
Ah, kenapa aku harus memikirkan pernikahan. Semua pikiran ini membuat pipiku panas. Oh jangan bilang pipiku sekarang seperti tomat.
Sialan, kenapa juga aku harus bertemu dan mencintai pria malaikat itu. Malaikat misterius yang membuat seorang Raisa Mallory Swan jatuh cinta.
Malaikat dengan wajah bak dewa yunani itu harus membayar semuanya. Aku tidak rela jika aku harus ketinggalan pelajaran, walau sedikit pun.
Hey, bahkan aku sudah banyak ketinggalan pelajaran. Yah, Peter harus membayar semuanya. Dia akan ku beri hukuman.
Lihat saja, seorang Peter Mark Brayden akan mengemis lagi kepadaku yang hanya gadis kecil dan lemah ini.
Aku tersenyum penuh arti. Dan senyum itu hanyalah aku dan Tuhan yang tau.
•••••
"Sayang!" Aku mendengar Peter mengetuk pintu.
Biar tau rasa dia. Itu lah hukuman untuk dia, karena sudah melanggar janjinya. Aku benci dengan seorang pengingkar janji.
"Sayang buka dong pintunya!" Aku masih tiduran dikasur. Bodo dengan Peter yang selalu teriak di depan pintu.
Biar aku permainkan dia. Jangan harap dia bisa menang lawan gadis sepedas cabe ini. Hahaha...
"Ayuklah sayang! Buka pintu ini." Ucapnya dengan nada pasrah, "kalau kau tidak mau membuka, biarkan aku mendengar suaramu itu agar aku bisa tenang sayang."
Aku tidak menjawab. Untuk mengeluarkan suara juga aku tidak berselera. Oh demi muka Avian yang tak kalah tampan dengan Peter, aku bosen.
Rasanya aku ingin keluar dari penjara berbentuk istana ini. Walau aku akui jika tempat ini sangatlah indah dan bersih. Udaranya pun dangat asri, berbeda dengan di kota.
Tapi jujur, aku sangat bosen. Seakan aku hanya burung peliharaan Peter. Menetap disangkar sampai akhir hayatku. Oh, aku tidak ingin. Aku butuh dunia luar yang sangat kejam itu.
"Sayang, ayuklah!" Ucapnya yang masih pasrah dan aku?
Aku masih diam dan tidak menjawab. Oh, aku harus mencari buku atau apalah sekarang. Aku harus menghilangkan rasa jenuhku sekarang. Sebelum aku mati karena terlalu bosan.
Aku pun langsung membuka lemari. Bukan, bukan lemariku tapi lemari Peter. Aku membukanya, karena aku yaki dia mempunyai buku yang seru. Kalau tidak ada, setidaknya mampu menghilangkan rasa jenuhku.
Aku mengacak-acak lemari Peter. Tunggu! Apakah dia marah nantinya karena aku sudah berani membongkar privasinya?
Oh aku tidak ingin melihatnya marah. Tapi bagaimana? aku sangat bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] I'm Alpha's Mate! ✔
Manusia SerigalaR : 16+ Maaf ceritanya masih belum direvisi. •••• Aku adalah Raisa Swan. Gadis berumur 16 tahun. Aku kelas 2 Senior High School. Aku nerd dan aku adalah bahan bully-an semua temanku. Tunggu apa aku bisa sebut mereka semua temanku? Entahlah. Aku sen...