Thirteen

96.3K 5.8K 56
                                    

Jika cinta adalah jawaban, dapatkan kita mengabaikan pertanyaannya?

~Someone~

•••••

Di sisi lain, ada seseorang yang sudah lama menunggu. Menunggu kedamaian hidupnya, packnya dan rakyatnya.

Seseorang itu menyeruput winenya. Wine itu mengalir di dahaganya dengan lancar. Menghilangkan sedikit beban dipikirannya.

Dia merasa sedih. Sudah 17 tahun dia mencari keberadaan seseorang. Dia menunggu dan menunggu. Karena memang masa depan packnya hanya seseorang yang ditunggunya yang tau.

"Dimana kamu? Sudah lama saya menunggu kamu. Apa kamu sudah besar? Pasti kamu sangat cantik, sama seperti ibumu. Luna Evanna." Seseorang itu tersenyum memandang dunia luar.

"Maaf Beta Draco!" Seseorang yang disebut Beta Draco itu menengok kearah salah satu Wariornya yang memanggilnya.

"Ya ada apa? Apa sudah ada perkembangan?" Tanyanya penuh intimidasi. Tatapan tajam dan membuat semua Warior menuruti apa yang diucapkannya.

"Sudah Beta. Kami sudah menemukan gadis yang Beta cari." Jawab Warior dengan hati-hati. Draco menyeruput winenya lagi. Menenangkan pikiran yang ada.

"Lalu dimana gadis itu?"

"Gadis itu berada di pack White Moon, Beta." Draco pun terkejut. Apa pack White Moon?

Pack yang sudah menghancurkan pack Silver Moon. Ini gila, bagaimana mungkin?

"APA?! BAGAIMANA BISA DIA BERADA DI PACK BIADAB ITU?" Teriak Draco dan melemparkan gelas digenggamannya. Warior itu tampak ketakutan melihat Beta Draco marah.

"Kami sudah menyelidiki semua. Dan hasilnya gadis itu adalah mate dari Peter Brayden." Beta Draco tampak marah. Bisa-bisa Moon Goddess mempermainkan packnya.

Bukankah dunia sudah tau, packnya hancur karena keluarga Brayden.

"Bawa gadis itu kesini! NOW!!!" Warior itu hanya mengangguk dan langsung menjalankan perintah.

Sedangkan Beta Draco hanya menatap dunia luar lagi. Dia tidak akan membiarkan hidup Brayden tenang.

•••••

Raisa berdiri disebuah balkon kamarnya. Tatapan menghadap luar, lebih tepatnya hutan yang sangat lebat. Tapi Raisa bisa melihat betapa indahnya tempat ini.

Banyak suara nyanyian burung yang mengiring pemandangan yang dilihat Raisa. Menatap dunia luar menurutnya begitu kejam.

Raisa tersenyum miris, ketika mengingat masa kelamnya. Masa dimana dia tidak mendapatkan yang namanya kasih sayang, cinta dan kedamaian hati.

Yang didapatkannya hanya kebencian, penyiksaan dan penghianatan.

Tapi apakah mass kelamnya akan terulang lagi, sedangkan dia sudah mendapatkan kebahagian disini. Entahlah.

Tapi Raisa masih terlalu takut jika masa itu terjadi lagi. Sangat takut. Dia hanya mengharapkan kebahagian. Bersama Peter selamanya.

Tapi entah mengapa Raisa merindukan dunia luar yang begitu kejam. Dia merindukan ibu dan ayahnya yang menyiksanya. Dia merindukan sekolah yang tidak menerimanya. Dia merindukan semua.

Dia ingin pulang. Walau hanya sebentar. Dia ingin melihat keadaan ibu dan ayahnya. Setelah dia sadar, dia tidak tau kabar ibu dan ayahnya sama sekali.

Ok, mungkin Raisa terlalu baik karena masih merindukan orang yang sudah membuatnya menderita. Tapi mereka adalah keluarganya. Mereka adalah kedua orangtuanya yang rela merawat Raisa sampai sekarang.

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang