Aku tak harus menjadi mimpimu untuk sekedar bersama. Karena kau tau, mimpi akan terhenti saat kau terbangun.
Aku pun tak harus menjadi harapmu untuk sekedar bersama. Karena kau tahu, harap akan lenyap disaat kau kecewa.
Cukuplah saja aku menjadi doamu. Karena disaat doa tak kunjung nyata, kau kan terus meminta.
~Coffe~
•••••
Aku terkejut. Bukankah serigala itu yang menolongku? Jadi Peter yang telah menolongku dari serigala yang menyerangku malam itu.
Malam dimana aku diserang oleh sekumpulan serigala liar yang ingin menyantapku. Tapi semua diluar dugaan. Aku ditolong oleh serigala besar, yang sekarang ada tepat didepan mataku.
Peter...
Peter yang telah menolong. Matanya, matanya itu mata yang sering aku lihat jika Peter sedang marah. Semua aura Peter yang sedang marah seakan keluar dari tubuh Peter.
Tapi yang aku bingungkan adalah...
Aku tidak takut!
Justru aku bingung dengan perasaanku. Perasaanku mengatakan hal lain yang menurut manusia biasa tidak logis.
Serigala itu, oh ralat, Peter menatapku dengan tatapan berbeda. Tatapan itu tatapan yang aku lihat saat dia menolongku.
Dan sekarang aku menyukai matanya. Berwarna hijau daun terlebih bulunya berwarna hitam lebat. Hitam yang sangat halus dan bersih.
Dia juga berbeda dengan serigala lainnya. Dia tidak mengeluarkan lendir layaknya serigala liar lainnya.
Apa ini kekuatan pemimpin?
Oh aku tidak tau. Yang jelas sekarang Peter berjalan kearahku.
Aku hanya terdiam dan terpaku. Auranya sangat kuat dan sangat menusuk. Angin bertiup pelan, tapi mampu menggoyangkan bulu tubuhku.
"Peter!" Serigala itu mulai mendekat dan aku masih diam ditempat.
'Bukan, namaku John.' Deg, aku merasakan serigala didepanku ini menjawab.
Oke aku mungkin lebay, tapi ini sungguh membuatku terkejut. Suara serigala itu dengan Peter sangat jauh berbeda. Peter mempunyai suara berat, tapi tak seberat serigala didepanku yang mengaku bernama 'John'.
"John? Apa namamu John?" Tanyaku dengan hati-hati.
Bagaimana tidak hati-hati, aku berhadapan dengan serigala yang ukurannya lima kali besar dari serigala umumnya.
'Ya, namaku adalah John. Aku adalah wolf dari Peter. Senang bisa bertemu denganmu, mate!' Aku hanya tersenyum.
"Senang bertemu denganmu juga, John."
Aku melihat bulu halusnya yang sangat tebal dan mungkin sangat halus. Rasanya aku ingin sekali mengelus John sekarang juga.
Tapi, apa boleh?
'Kau boleh menyentuhku, sayang. Aku adalah milikmu, begitu pun kau adalah milikku.' Ucapnya seakan tau apa yang aku pikirkan.
Apa setiap kaum werewolf bisa membaca pikiran? Kenapa Peter dan John mudah sekali menebak isi kepalaku?
"Kenapa kau dan Peter bisa menebak pikiranku? Apa semua kaum kalian bisa melakukan hal itu?" Tanyaku bingung.
Aku melihat ekspresi wajah John. Dia seperti tersenyum. Aku bisa merasakan itu. Itu semua terlihat dari mata hijaunya. Bukankah mata menunjukan segalanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] I'm Alpha's Mate! ✔
Hombres LoboR : 16+ Maaf ceritanya masih belum direvisi. •••• Aku adalah Raisa Swan. Gadis berumur 16 tahun. Aku kelas 2 Senior High School. Aku nerd dan aku adalah bahan bully-an semua temanku. Tunggu apa aku bisa sebut mereka semua temanku? Entahlah. Aku sen...