Twenty Nine

47.9K 3.2K 165
                                    

I Promise it won't get broken. We'll never forget this moment. It will stay brand new. 'Cause I'll love you. Over and over again.

~Nathan Sykes~

•••••

"Peter!" ucap Raisa terkejut.

Peter menghampiri mereka dengan wajah yang sangat sulit Raisa artikan. Rahang kokoh Peter seolah keras bagaikan batu. Matanya menunjukan kemarahan yang sanga besar.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Peter?

Syifa hanya menunduk saat mengetahui Alphanya datang menghampiri dirinya.

Raisa hanya terdiam. Dia membungkam mulutnya lagi. Dia terkejut dengan bentakan Peter yang seolah tidak terima dengan ucapan Raisa.

"Kenapa kamu mengusir Devira, Raisa?!" bentak Peter lagi.

Oh bahkan Peter sudah membawa Devira dalam pelukannya. Devira mengeluarkan suara isaknya. Seakan dia sangat teraniaya oleh Raisa.

Raisa tidak bersuara. Dia terlalu takut untuk menjawab pertanyaan Peter yang membentak. Itu membuatnya sangat takut.

"JAWAB AKU RAISA!!!" bentak Peter, melebihi nada suara awal. Bentakan ini membuat Raisa menahan tumpukan air mata yang ada di pelupuk matanya.

Raisa benci di bentak.

"A-aku... tidak su-suka... jika Devira disini," jawab Raisa gagap.

Raisa menundukan wajahnya dan tidak menatap Peter.

"Kenapa kau tidak suka dengan Devira, Raisa. Kau tau dia sahabat aku. Dan kau tak pantas mengusirnya dari sini. AKU PEMIMPINNYA, BUKAN KAU!!!" bentakan Peter diakhir kalimat itu membuat Raisa meneteskan air matanya.

"TAPI DIA PUNYA NIAT JAHAT PETER. DIA INGIN MENGHANCURKAN KITA," bentak Raisa kali ini.

Ucapan itu tak terkontrol, sebab dia terlalu emosi karena Peter membentaknya tadi.

Mana janji Peter?

Hal itu yang dia tanyakan di dirinya sendiri.

Syifa memegang pundak Raisa. Syifa sanga tahu perasaan Raisa saat ini. Sangat tahu. Di saat mate kita membela perempuan lain, dan menyalahkan kita itu rasanya...

Menyakitkan.

Sangat sakit. Rasa yang sangat sulit untuk dijelaskan oleh kata-kata. Intinya rasa itu seperti mengerogoti tubuh seseorang untuk lenyap dari muka bumi ini.

"NIAT JAHAT APA?? KAU TIDAK TAU, DEVIRA INI ADALAH SAHABATKU. KAU MENGERTI TIDAK???"

Devira memeluk Peter dengan erat. Dia seperti menenangkan Peter yang emosinya diatas rata-rata.

"Ssssttt, sudah Peter! Kau tidak boleh marah dengan Raisa. Ingat dia adalah matemu! Kau harus menjaganya. Lagi pun aku yang salah," ucap Devira dengan lembut.

"Lihat?! Bahkan Devira membelamu. Berbeda denganmu yang ingin dia pergi." Peter mengambil napas, dan tidak menghiraukan Raisa yang sudah menangis.

"Sudah Peter, sudah! Lihat Raisa menangis karenamu. Apa kau tidak kasian terhadapnya? Lagi pun aku tidak masalah jika harus pergi dari sini. Ini bukan tempatku. Dan benar kata Raisa, aku bukan siapa-siapa kamu."

Devira mulai tersenyum. Tatapan ke Peter sangat tulus, tapi tidak dengan isi tatapan itu. Dia tersenyum kemenangan. Raisa dan Syifa menyadari itu semua, tapi tidak dengan Peter.

"Kamu bicara apa? Kamu sahabat aku. Kamu orang yang aku sayang. Berbeda dengan dia yang hanya orang asing dalam hidup aku. Sudah kita pergi saja dari sini. Dan ingat jangan berkata seperti itu lagi! Aku gak suka." Peter melihat kearah Raisa yang masih menangis. "Dan kamu, sekali lagi kamu berkata seperti itu. Aku yang akan ngusir kamu dari sini. Ingat itu Raisa!"

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang