Seventeen

65.4K 4.3K 16
                                    

Hidup tidak seindah yang kita bayangkan. Terkadang kita harus menerima takdir buruk yang menghampiri...

~Someone~

•••••

Raisa's Pov

Ja-jangan bilang mereka semua adalah werewolf. Semua, semua orang yang ada dirumah bak istana ini adalah werewolf.

Aku menggigil dan ketakutan. Berarti selama ini aku tinggal dan bercengkrama dengan makhluk mitos yang ditakuti semua manusia.

Dan jangan bilang, aku adalah santapan lezat mereka. Dan Peter hanya berpura-pura mencintaiku karena dia ingin menjadikan aku santapan utamanya.

Aaaa... jujur aku takut. Peter pria dingin dan arrogant. Pria tampan dan memikat adalah seorang manusia serigala.

Aku memegang sebuah buku aneh itu dengan gemetar. Mungkin sekarang mukaku sudah pucat.

Aku menunduk gemetar. Aku menahan air mataku agar tidak keluar. Kenapa? Kenapa aku harus terjebak di dunia seperti ini.

Memang aku berbuat salah apa, jika aku terus ditempatkan ditempat yang menakutkan. Aku baru saja merasakan kebahagian. Tapi kenapa kebahagian itu hanyalah semu semata.

"Raisa!" Aku mendongkakan kepala dan mendapati Peter sedang berdiri di depan pintu.

Tatapan sendu, tapi aku tau itu hanyalah semu. Setiap tatapan hangatnya yang dia berika kepadaku hanyalah bohong.

Aku tidak akan tertipu lagi.

"Ka-kamu!" Ucapku gugup.

Aku menahan air mataku agar tidak keluar. Berusaha kuat agar tidak lemah. Tapi aku tidak bisa.

Aku terlalu lemah dan takut.

"PERGI!!!" Teriakku mengusir Peter.

Aku gak mau jika harus menjadi santapannya. Aku mau hidup. Aku mau menempuh hidup baru dan mencari kabahagian lagi.

"Raisa kamu kenapa?" Tanya Peter sok polos.

Dia menghampiriku seakan aku tak tau apa-apa.

Aku berdiri dan berjalan mundur. Aku terus mengelengkan kepala berharap dia pergi dari sini. Aku menangis dan terisak. Aku masih ingin hidup.

"Aku mohon! Pergi!" Ucapku dengan lirih. Bahkan sekarang suaraku sudah sangat serak.

"Kamu kenapa? Apa yang kamu takuti?" Ucapnya masih pura-pura tidak tau.

Dia bodoh atau bagaimana? Aku ini takut kepada dia. Apa dia tidak sadar jika dirinya adalah monster? Dirinya adalah makhluk yang sangat dibenci umat manusia, termasuk diriku.

"Kau! Kau itu monster!" Ucapku yang berani teriak.

Seketika matanya kembali hitam. Matanya adalah mata yang paling membuatku takut dan menggigil untuk saat ini.

"Kau! Beraninya kau berkata aku in monster!" Seketika Peter sudah berada didepanku. Sangat persis didepanku.

Tangannya sudah mengenggam pundakku dengan kuat. Aku menahan sakit dipundakku. Badanku kecil, sehingga mudah baginya untuk mengurungku.

Aku baru sadar, jika Peter sangat kejam. Ini adalah sifat aslinya. Kasar dan kejam.

"Tolong biarkan aku pergi!" Aku berusaha melepaskan diri. Tapi nihil, genggaman tangannya di pundakku begitu kuat.

Tatapan semakin tajam dan menakutkan. Bahkan sekarang dia sudah mengeram di tepat wajahku. Itulah yang membuatku semakin takut.

Mana ada manusia mengeram seperti hewan. Apalagi hewan yang paling ditakuti.

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang