| DUA |

1K 60 0
                                    

At Green Office Tower, New York.
07.20 Am

Aku terdiam di dalam lift, dan mempersiapkan diriku sebaik mungkin. Bahkan aku bercermin di sisi lift yang terbuat dari kaca, hari ini aku hanya memakai lipstick dan maskara.

Di padukan dengan kemeja putih dan rok span hitam selutut . Aku juga masih memakai jaket berwarna biru navy, setelah pintu lift terbuka aku berjalan ke tempat Recepsionist.

Wanita cantik berambut pirang di kuncir, tersenyum ramah padaku. Aku membalasnya singkat dan menyerahkan semua berkas-berkas kepindahanku.

"Mrs. Miller" sapanya ramah. setelah selesai membaca semua berkas-berkasku.

"Panggil saja Ana" sahutku meralat namaku. Jujur saja aku tidak suka di panggil dengan marga itu.

Marga yang memalukan dan menyakitkan, sudah lama aku ingin mengganti nama itu.



"Maaf tapi kami wajib menyebut nama marga dari setiap orang. Dan nama anda adalah Anastasia Miller, bukan ?" balasnya masih tetap ramah.

Aku tidak menanggapi, kemudian ia memberikan berkas-berkas baru dan aku menandatangani dengan cepat.

Ia kemudian menunjukkan dimana ruanganku. Aku memasuki sebuah ruangan yang jauh lebih besar dari ruang kerjaku dulu. Lebih mewah dan berwarna putih bersih.

Udara dan suhu AC sungguh dingin, sebuah meja kerja yang terbuat dari kaca. Ada beberapa rak buku yang tersusun rapi.

Setelah perempuan itu pergi, aku masih termenung menikmati suasana baru ruang kantorku.

"Damn, ini mewah sekali.. Tidak salah jika aku memutuskan untuk pindah" bisikku. Aku tersenyum senang, ini baru namanya perubahan.




Belum sempat aku menikmati kesenangan ku, tiba-tiba wanita yang tadi mengantarku kembali lagi.

"Ada apa lagi ??" tuntutku kesal. Ia balas menatapku sadis.

"Maaf Mrs. Miller, anda harus menemui ketua Directur perusahaan. Ini penting" jelasnya sedikit kasar.

"Ketua Directur ?!!" bisikku, ada apa. Aku kan tidak membuat kesalahan ?

"Mari saya antar" lanjutnya ia dengan perlahan berubah ramah.

Aku terpaksa mengikutinya berjalan menuju ke ruang Directur, setelah memasuki ruangan masih tidak ada siapa-siapa.

Dan wanita yang mengantarku, ia kemudian meninggalkan ku sendirian. Menyuruhku menunggu di dalam sendirian.

Well, aku tidak suka menunggu. Lagi pula kalau benar Ketua Directur yang memanggil ku maka seharusnya ia harus sudah siap disini.

Tapi ternyata ?? Ketua macam apa itu..

Aku berjalan memutari ruangan kerja nya, disini lebih luas. Banyak sekali meja kerja dan juga sofa panjang untuk tamu, disisi lain ada tong sampah besar dan beberapa deret foto.

Aku memandanginya. Ada satu foto keluarga besar, ada foto bersama staff kantor. Dan satunya lagi.. Sebuah foto yang menunjukkan seorang pria tampan memeluk wanita cantik berambut pirang bergelombang.

Apa mungkin itu foto anak dari Directur perusahaan ini?
Jika benar, berarti mereka sangat beruntung. Hidupnya sudah terjamin dan jauh dari kata kesusahan..

Aku masih terus memandangi wajah laki-laki tampan itu, bibir tipisnya yang berwarna kemerahan. Dan rambutnya yang begitu menawan, tatapan matanya..



"Mrs. Miller..." ucap seseorang yang membuatku terlonjak dan segera menatapnya.

"What ?" tuntutku kesal. Ia membuat lamunanku berantakan.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang